BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Visi dan Misi Perusahaan
Visi IUPHHK- HA PT. Austral Byna adalah “Menjadi Pengelola Hutan Produksi
Lestari yang berdasarkan pada keseimbangan manfaat produksi, ekologi, dan s osial”. Visi
ini dijabarkan kedalam misi perusahaan IUPHHK-HA PT. Austral Byna yaitu sebagai berikut :
a. Memelihara dan meningkatkan mutu sumberdaya hutan, serta optimalisasi
pemanfaatan berupa kayu dan non kayu secara lestari yang memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi perusahaan, pemegang saham, masyarakat dan
pemerintah. b.
Memelihara keseimbangan lingkungan hutan alam dan jasa lingkungan guna mendukung kualitas hidup manusia pada tingkat lokal, nasional, regional
maupun global. c.
Memelihara hubungan yang harmonis dan seimbang antara perusahaan, pemegang saham, masyarakat, dan pemerintah.
d. Mengembangkan sistem pengelolaan perusahaan yang profesional dan
menguntungkan dengan tata nilai perusahaan dan sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Dari visi dan misi perusahaan tersebut diterjemahkan kedalam tujuan perspektif kinerja pelaksanaan kegiatan pemanenan hutan ramah lingkungan.
Penerjemahan visi dan misi ini disajikan pada Tabel 8.
5.2 Sasaran Strategis dan Ukuran Indikator Tiap Perspektif 5.2.1 Perspektif Finansial
Aspek-aspek finansial yang diperhitungkan oleh perusahaan dalam menjalankan setiap kegiatan pemanenan hutan meliputi biaya operasional
pemanenan hutan, nilai kayu, biaya PSDH, dan Dana Reboisasi. Sasaran strategi yang ditentukan perusahaan dalam perspektif finansial dalam kegiatan pemanenan
hutan ramah lingkungan adalah efisiensi biaya dan peningkatan profitabilitas.
Tabel 8 Penerjemahan visi dan misi PT. Austral Byna berdasarkan hasil wawancara.
Perspektif Tujuan Perspektif
Finansial Pengoptimalan pemanfaatan hasil hutan alam berupa kayu dan
non kayu yang bernilai komersial, pengoptimalan budget yang telah dianggarkan dengan merealisasikan program kerja
kegiatan pemanenan hutan untuk mendapatkan manfaat maksimal.
Proses Bisnis Internal Menjalankan proses bisnis dan sistem pengelolaan manajemen
yang professional,seimbang dan terarah berdasarkan yang tertuang dalam visi dan misi perusahaan.
Pelanggan Memberikan dan meningkatkan mutu pemanfaatan hasil hutan
alam terutama hasil kayu berkualitas secara lestari sesuai dengan permintaan pelanggan dan aturan yang berlaku.
Pertumbuhan dan Pembelajaran
Mengembangkan kualitas karyawan berdasarkan tatanan nilai perusahaan serta peraturan yang berlaku.
Lingkungan Melestarikan keseimbangan lingkungan ekosistem dan jasa
lingkungan di areal IUPHHK.
Dalam pelaksanaan kegiatan pemanenan hutan, PT. Austral Byna membutuhkan dana yang sangat besar untuk menunjang pelaksanaan kegiatan
pemanenan hutan. Oleh karena itu, untuk mengatasi agar perusahaan tidak mengalami kerugian, maka perusahaan melakukan efisiensi biaya-biaya yang
dikeluarkan, terutama pada biaya-biaya pendukung operasional kegiatan pemanenan hutan. Sasaran strategi peningkatan profitabilitas dipilih sesuai dengan
kegiatan utama perusahaan, yaitu memanfaatkan sebesar-besarnya hasil hutan kayu dan non kayu. Profitabilitas disini meliputi hasil penjualan hasil hutan kayu
serta penerimaan-penerimaan lainnya yang diperoleh perusahaan selama pelaksanaan kegiatan pemanenan hutan dalam satu tahun.
Oleh kerena itu, untuk mencapai sasaran strategi tersebut ditetapkan tolok ukur strategi dalam perspektif finansial yang terbagi kedalam tolok ukur strategi
yang menentukan keberhasilan dari sasaran strategi pengefisiensian biaya yaitu biaya perencanaan pemanenan hutan dan PWH. Sedangkan untuk sasaran strategi
peningkatan profitabilitas ditentukan 4 hal yang menjadi tolok ukur keberhasilan
antara lain rencana jumlah pohon yang dipanen, volume kayu yang dipanen, nilai kayu yang dikeluarkan serta tingkat pemanfaatan kayu.
Nilai kayu yang dikeluarkan merupakan salah satu tolok ukur yang mendukung keberhasilan perusahaan dalam menentukan keberhasilan sasaran
strategi peningkatan profitabilitas. Nilai kayu yang dikeluarkan merupakan besar nilai rupiah dari total kayu yang dikeluarkan perusahaan.
5.2.2 Perspektif Proses Bisnis Internal
Sasaran strategis pada perspektif proses bisnis internal, secara eksplisit terlihat dalam misi perusahaan,
yaitu “Mengembangkan sistem pengelolaan perusahaan yang profesional dan menguntungkan dengan tata nilai perusahaan
dan sesuai dengan peraturan yang berlaku”. Sesuai dengan misi tersebut, maka sasaran strategis yang ingin dicapai pada perspektif ini meliputi penerapan standar
dan aturan kerja yang berlaku di perusahaan dalam kegiatan pemanenan hutan yang mengacu pada aturan teknik pemanenan RIL dan peningkatan K3
Kesehatan dan Keselamatan Kerja. Inti dari pengukuran perspektif proses bisnis internal adalah proses yang
dirancang sedemikian rupa agar pelaksanaan kegiatan pemanenan sesuai dengan tujuan visi dan misi perusahaan serta aturan dalam pelaksanaan RIL oleh
pemerintah. Proses bisnis internal ini mengukur kegiatan manajerial perusahaan berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan pemanenan hutan.
Penerapan standar dan aturan kerja perusahaan dilakukan untuk menilai dan mengawasi pelaksanaan operasional kegiatan pemanenan hutan sesuai peraturan
perusahaan. Penilaian dan pengawasan ini bertujuan agar operasional kegiatan pemanenan hutan tersebut dilakukan secara kontinuitas dan sesuai aturan kaidah
RIL yang dibuat perusahaan dan kebijakan yang dibuat oleh Departemen Kehutanan. Sehingga pelaksanaan kegiatan pemanenan hutan dapat sejalan
dengan penerapan visi dan misi perusahaan. Untuk menunjang pelaksanaan operasional kegiatan lapangan pemanenan
hutan, selain pelaksanaan standar dan aturan kerja diperlukan juga penerapan K3 yang baik. Penerapan standar kerja dan aturan kerja juga memiliki tujuan untuk
mengurangi ketidakteraturan kerja yang dapat mengakibatkan resiko kecelakaan
kerja, sehingga penerapan K3 diperlukan untuk mengurangi resiko kecelakaan kerja tersebut.
Dalam penentuan sasaran strategis, penerapan standar dan aturan kerja memiliki tolok ukur evaluasi SOP produksi pada pelaksanaan pemanenan hutan
dan tata waktu pelaksanaan kegiatan pemanenan serta peningkatan K3 memiliki tolok ukur strategi yaitu tingkat kecelakaan kerja. SOP pemanenan hutan dibuat
untuk menjadi standar operasional pelaksanaan kegiatan pemanenan hutan di lapangan sehingga kegiatan evaluasi terhadap pelaksanaan tersebut perlu
dilakukan agar tidak terjadi penyimpangan pelaksanaan kegiatan pemanenan dengan aturan yang diterapkan oleh perusahaan. Selain penerapan SOP
perusahaan, tolok ukur strategi sebagai pencapaian sasaran strategi penerapan standar dan aturan kerja adalah tata waktu pelaksanaan kegiatan pemanenan
hutan. Peningkatan Kesehatan dan keselamatan Kerja K3 dilakukan untuk
menilai penerapan K3 dalam kegiatan pemanenan hutan. Penentuan tolok ukur ini dilakukan karena kegiatan pemanenan hutan merupakan pekerjaan dengan resiko
kecelakaan yang tinggi terutama jika pelaksanaan K3 tidak ditaati oleh pekerja dan difasilitasi oleh perusahaan. Tolok ukur dari sasaran strategis ini adalah
tingkat kecelakaan kerja. Tingkat kecelakaan kerja ini bertujuan untuk melihat penerapan K3 diperusahaan terutama divisi produksi yang bertujuan
meminimalisir kecelakaan kerja.
5.2.3 Perspektif Pelanggan
Pelanggan merupakan aset yang sangat penting bagi perusahaan. Sesuai dengan misi PT. Austral Byna-DPH yaitu memelihara dan meningkatkan mutu
sumber daya hutan serta optimalisasi pemanfaatan berupa kayu dan non kayu secara lestari yang memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi perusahaan,
pemegang saham, masyarakat dan pemerintah, maka perusahaan sangat memperhatikan mutu kualitas kayu sesuai permintaan para pelanggan. Pelanggan
disini adalah para stakeholder dan konsumen pengguna hasil hutan yang dikelola oleh perusahaan. Penitikberatan pelanggan dalam penelitian kali adalah industri
kayu yang mengkonsumsi kayu yang dihasilkan dari kegiatan pemanenan hutan
yang dilakukan perusahaan. Sasaran strategis dalam perspektif pelanggan adalah penyediaan kayu berkualitas dengan tolok ukur strategi tingkat permintaan kayu.
5.2.4 Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran
Perspektif Pertumbuhan
dan Pembelajaran
berhubungan dengan
Sumberdaya Manusia SDM yang dimiliki perusahaan sehingga sasaran strategis yang diukur pada perspektif ini adalah peningkatan kualitas SDM dan
peningkatan kepuasan tenaga kerja. Penyediaan sarana dan prasarana mendukung meningkatnya kualitas SDM. Peningkatan kualitas SDM dapat memberikan
dampak positif berupa peningkatan kinerja perusahaan dalam mencapai target produksi perusahaan.
Dalam sasaran strategi peningkatan SDM perusahaan, tolok ukur yang digunakan adalah tingkat pelatihan kerja dan produktivitas kerja. Tingkat
pelatihan kerja yang diberikan perusahaan dibuat untuk meningkatkan kualitas para tenaga kerja sehingga dengan meningkatnya kualitas tenaga kerja dalam
bidang pemanenan hutan dapat menghasilkan kinerja perusahaan ketahapan yang lebih baik lagi. Sedangkan produktivitas kerja ditentukan atas dasar pemikiran
bahwa nilai tersebut memiliki korelasi positif dengan upaya peningkatan SDM perusahaan. Sasaran strategi peningkatan kepuasan tenaga kerja tolok ukur yang
ditentukan dalam sasaran strategi ini adalah persepsi kepuasan kerja dan tingkat pengunduran diri tenaga kerja.
5.2.5 Perspektif Lingkungan
Penentuan perspektif ini berhubungan dengan penjabaran visi dan misi perusahaan dalam meningkatkan kelestarian hutan. Sasaran dalam perspektif
lingkungan adalah pengendalian kerusakan lingkungan. Sasaran strategi dalam perspektif lingkungan digunakan untuk menjabarkan tolok ukur yang digunakan
sebagai capaian sasaran strategi tersebut. Tolok ukur strategi tersebut antara lain jumlah pohon yang terkena dampak PWH dan keterbukaan areal. Hasil dari
penentuan tujuan, sasaran strategis dan tolok ukur tersebut disajikan pada Tabel 9.
Tabel 9 Ringkasan perspektif, tujuan dan sasaran strategis yang digunakan
No Perspektif Tujuan
Sasaran Strategis 1.
Perspektif Finansial Pengoptimalan pemanfaatan hasil hutan alam berupa kayu
dan non kayu yang bernilai komersial, pengoptimalan budget yang telah dianggarkan dengan merealisasikan program kerja
kegiatan pemanenan hutan untuk mendapatkan manfaat maksimal.
a. Peningkatan Profitabilitas
b. Pengefisiensian Biaya Operasional
2. Perspektif
Proses Bisnis
Internal Menjalankan
proses bisnis
dan sistem
pengelolaan manajemen
yang professional,seimbang
dan terarah
berdasarkan yang tertuang dalam visi dan misi perusahaan. a.
Peningkatan Standar dan Aturan Kerja b.
Peningkatan K3
3. Perspektif Pelanggan
Memberikan dan meningkatkan mutu pemanfaatan hasil hutan alam terutama hasil kayu berkualitas secara lestari
sesuai dengan permintaan pelanggan dan aturan yang berlaku.
Penyediaan kayu berkualitas
4. Perspektif Pertumbuhan dan
Pembelajaran Mengembangkan kualitas karyawan berdasarkan tatanan nilai
perusahaan serta peraturan yang berlaku. a.
Peningkatan SDM b.
Peningkatan Kepuasan Kerja 5.
Perspektif Lingkungan Melestarikan keseimbangan lingkungan ekosistem dan jasa
lingkungan di areal IUPHHK. Pengendalian Kerusakan
40
5.3 Bobot Tiap Perspektif
Lima perspektif BSC memberikan keseimbangan antara tujuan jangka pendek dan jangka panjang, antara hasil yang diinginkan dengan faktor pendorong
tercapainya hasil tersebut, dan antara ukuran obyektif yang keras dengan ukuran subyektif yang lunak Kaplan dan Norton 1996. Hasil pembobotan menunjukkan
bahwa kelima perspektif tersebut memiliki bobot yang berbeda-beda. Hal tersebut menunjukkan bahwa masing-masing perspektif memiliki pengaruh yang berbeda-
beda dalam menentukan keberhasilan kinerja pelaksanaan pemanenan hutan ramah lingkungan.
Dari hasil pembobotan, diperoleh bahwa bobot pada perspektif finansial sebesar 40,25 . Perspektif finansial dinilai oleh perusahaan memiliki tingkat
kepentingan yang sangat besar dari pada keempat perspektif lainnya. Perspektif pelanggan memperoleh bobot terbesar kedua setelah perspektif finansial dengan
bobot sebesar 26,31 . Sedangkan perspektif proses bisnis internal dan perspektif pertumbuhan dan pembelajaran yang memperoleh bobot 16,57 dan 8.68 ,
perspektif ini dianggap tidak terlalu memberikan arti penting untuk mengukur kinerja pelaksanaan pemanenan hutan. Perspektif lingkungan memperoleh bobot
yang paling rendah, yaitu sebesar 8,19 . Kecilnya bobot perspektif lingkungan menunjukkan bahwa perusahaan tidak terlalu menitikberatkan permasalahan
lingkungan dalam pengukuran kinerja pelaksanaan pemanenan hutan. Nilai hasil pembobotan tiap perspektif disajikan dalam Tabel 10.
Tabel 10 Hasil pembobotan perspektif
Perspektif
Perspektif Finansial
Proses Bisnis
Internal Pelanggan
Pertumbuhan dan
Pembelajaran Lingkungan
∑ Bobot
Finansial 1.00
1.00 9.00
3.00 3.00
17 40.25
Proses Bisnis Internal
1.00 1.00
1.00 3.00
1.00 7
16.57 Pelanggan
0.11 1.00
1.00 1.00
8.00 11.11
26.31 Pertumbuhan dan
Pembelajaran 0.33
0.33 1.00
1.00 1.00
3.67 8.68
Lingkungan 0.33
1.00 0.13
1.00 1.00
3.46 8.19
Total 42.24
100.00
5.4 Analisis Kinerja Pemanenan Hutan Ramah Lingkungan