antara lain rencana jumlah pohon yang dipanen, volume kayu yang dipanen, nilai kayu yang dikeluarkan serta tingkat pemanfaatan kayu.
Nilai kayu yang dikeluarkan merupakan salah satu tolok ukur yang mendukung keberhasilan perusahaan dalam menentukan keberhasilan sasaran
strategi peningkatan profitabilitas. Nilai kayu yang dikeluarkan merupakan besar nilai rupiah dari total kayu yang dikeluarkan perusahaan.
5.2.2 Perspektif Proses Bisnis Internal
Sasaran strategis pada perspektif proses bisnis internal, secara eksplisit terlihat dalam misi perusahaan,
yaitu “Mengembangkan sistem pengelolaan perusahaan yang profesional dan menguntungkan dengan tata nilai perusahaan
dan sesuai dengan peraturan yang berlaku”. Sesuai dengan misi tersebut, maka sasaran strategis yang ingin dicapai pada perspektif ini meliputi penerapan standar
dan aturan kerja yang berlaku di perusahaan dalam kegiatan pemanenan hutan yang mengacu pada aturan teknik pemanenan RIL dan peningkatan K3
Kesehatan dan Keselamatan Kerja. Inti dari pengukuran perspektif proses bisnis internal adalah proses yang
dirancang sedemikian rupa agar pelaksanaan kegiatan pemanenan sesuai dengan tujuan visi dan misi perusahaan serta aturan dalam pelaksanaan RIL oleh
pemerintah. Proses bisnis internal ini mengukur kegiatan manajerial perusahaan berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan pemanenan hutan.
Penerapan standar dan aturan kerja perusahaan dilakukan untuk menilai dan mengawasi pelaksanaan operasional kegiatan pemanenan hutan sesuai peraturan
perusahaan. Penilaian dan pengawasan ini bertujuan agar operasional kegiatan pemanenan hutan tersebut dilakukan secara kontinuitas dan sesuai aturan kaidah
RIL yang dibuat perusahaan dan kebijakan yang dibuat oleh Departemen Kehutanan. Sehingga pelaksanaan kegiatan pemanenan hutan dapat sejalan
dengan penerapan visi dan misi perusahaan. Untuk menunjang pelaksanaan operasional kegiatan lapangan pemanenan
hutan, selain pelaksanaan standar dan aturan kerja diperlukan juga penerapan K3 yang baik. Penerapan standar kerja dan aturan kerja juga memiliki tujuan untuk
mengurangi ketidakteraturan kerja yang dapat mengakibatkan resiko kecelakaan
kerja, sehingga penerapan K3 diperlukan untuk mengurangi resiko kecelakaan kerja tersebut.
Dalam penentuan sasaran strategis, penerapan standar dan aturan kerja memiliki tolok ukur evaluasi SOP produksi pada pelaksanaan pemanenan hutan
dan tata waktu pelaksanaan kegiatan pemanenan serta peningkatan K3 memiliki tolok ukur strategi yaitu tingkat kecelakaan kerja. SOP pemanenan hutan dibuat
untuk menjadi standar operasional pelaksanaan kegiatan pemanenan hutan di lapangan sehingga kegiatan evaluasi terhadap pelaksanaan tersebut perlu
dilakukan agar tidak terjadi penyimpangan pelaksanaan kegiatan pemanenan dengan aturan yang diterapkan oleh perusahaan. Selain penerapan SOP
perusahaan, tolok ukur strategi sebagai pencapaian sasaran strategi penerapan standar dan aturan kerja adalah tata waktu pelaksanaan kegiatan pemanenan
hutan. Peningkatan Kesehatan dan keselamatan Kerja K3 dilakukan untuk
menilai penerapan K3 dalam kegiatan pemanenan hutan. Penentuan tolok ukur ini dilakukan karena kegiatan pemanenan hutan merupakan pekerjaan dengan resiko
kecelakaan yang tinggi terutama jika pelaksanaan K3 tidak ditaati oleh pekerja dan difasilitasi oleh perusahaan. Tolok ukur dari sasaran strategis ini adalah
tingkat kecelakaan kerja. Tingkat kecelakaan kerja ini bertujuan untuk melihat penerapan K3 diperusahaan terutama divisi produksi yang bertujuan
meminimalisir kecelakaan kerja.
5.2.3 Perspektif Pelanggan