3.6 Pengukuran Indikator 3.6.1 Perspektif Finansial
Tolok ukur dalam perspektif finansial yang digunakan untuk mengukur kinerja pemanenan hutan adalah :
1. Biaya Perencanaan Pemanenan Hutan dan PWH
Biaya perencanaan pemanenan dihitung dengan menjumlahkan semua biaya yang terkait dengan biaya perencanaan. Komponen tersebut adalah harga alat,
biaya pembuatan dokumen perencanaan pemanenan, dan biaya inventarisasi serta biaya perencanaan PWH.
2. Jumlah Pohon yang Dipanen
Jumlah pohon yang dipanen dihitung dari jumlah realisasi tebangan dalam satu areal RKT.
3. Volume Kayu yang Dipanen
Pengukuran volume kayu yang dipanen merupakan lanjutan dari pengukuran jumlah pohon yang dipanen. Tolok ukur ini dihitung dari volume kayu
tebangan yang telah dilakukan kegiatan pemotongan cabang, ranting dan tajuk, sehingga pengukuran volume ini merupakan volume log yang akan
dimanfaatkan. 4.
Nilai Kayu yang dikeluarkan Nilai kayu yang dikeluarkan merupakan pengukuran finansial dari jumlah kayu
yang dipanen perusahaan. Nilai kayu ini diperoleh dari jumlah volume total log per jenis dikonversi kedalam satuan rupiah, yaitu mengkalikan jumlah volume
total dengan harga kayu per m
3
untuk setiap jenis. 5.
Tingkat Pemanfaatan Kayu Tingkat pemanfaatan kayu dihitung berdasarkan nilai kayu yang dimanfaatkan
perusahaan dalam satu areal kerja tahunan yang tertuang dalam dokumen RKT perusahaan. Nilai ini diperoleh dari total log yang dipanen dikurangi dengan
jumlah log yang rusak dan yang tidak dimanfaatkan.
3.6.2 Perspektif Pelanggan
Pada perspektif pelanggan, tolok ukur yang digunakan adalah jumlah kayu yang dikeluarkan perusahaan dalam satu tahun pelaksanaan kerja. Satuan yang
digunakan untuk nilai permintaan kayu adalah m
3
tahun.
3.6.3 Perspektif Proses Bisnis Internal
Pada perspektif proses bisnis internal, tolok ukur yang digunakan adalah : a.
tingkat kecelakaan kerja : Tingkat kecelakaan kerja diperoleh dari jumlah kecelakaan kerja pada setiap tahapan pemanenan hutan per tahun.
b. tata waktu pelaksanaan pemanenan hutan : Pengukuran tata waktu pelaksanaan
pemanenan hutan diporoleh dari pengukuran waktu penyelesaian kegiatan pada setiap tahapan pemanenan hutan.
c. evaluasi SOP produksi kayu : Evaluasi SOP produksi dilakukan dengan
pengamatan terhadap kegiatan pemanenan yang mengacu pada prosedur operasi standar perusahaan.
3.6.4 Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran
Indikator yang digunakan untuk mengukur kinerja pemanenan pada perspektif ini meliputi tingkat pengunduran diri tenaga kerja, tingkat pelatihan
kerja tenaga kerja, produktivitas kerja. Sedangkan untuk mengukur persepsi kepuasan pekerja digunakan analisis deskriptif. Pengukuran data tersebut
dilakukan sebagai berikut : a.
Tingkat pengunduran diri tenaga kerja diperoleh dari jumlah tenaga kerja yang mengundurkan diri orangtahun dalam setiap tahapan kegiatan pemanenan
hutan. b.
Tingkat pelatihan kerja diperoleh perbandingan jumlah tenaga kerja yang mengikuti pelatihan dalam setiap tahapan kegiatan pemanenan hutan selama
satu tahun orangtahun. Data tentang tingkat pelatihan kerja terdapat dalam dokumen rencana dan realisasi RKT perusahaan.
c. Produktivitas kerja dihitung dari besarnya hasil kerja pekerja dalam setiap
tahapan kegiatan pemanenan yang diukur dalam nilai rata-rata loghari. Untuk pengukuran persepsi tenaga kerja terhadap lingkungan kerja, alat
analisis yang digunakan adalah analisis tabulasi deskriptif dan analisis deskriptif mean. Analisis tabulasi deskriptif digunakan untuk menginterpretasikan data
hasil kuesioner dengan memindahkan ke lembar kerja, yang kemudian akan dianalisis berdasarkan rata-rata mean dari masing-masing variabel yang
digunakan. Pemilihan alat analisis deskriptif mempertimbangkan jenis skala yang digunakan dalam penelitian.
Menurut Istijanto dalam Sari 2006 jika skala yang digunakan adalah interval maka alat analisis deskriptif yang tepat yaitu mean. Skala yang digunakan
dalam kuesioner persepsi tenaga kerja terhadap lingkungan kerja yaitu skala nominal dan interval. Pertanyaan mengenai identitas diri menggunakan skala
nominal, sedangkan pertanyaan mengenai persepsi tenaga kerja menggunakan skala Likert skala interval dengan menggunakan lima kategori yaitu Sangat
Tidak Setuju STS, Tidak Setuju TS, Ragu – ragu R, Setuju S, Sangat Setuju
SS. Menurut Umar 2005, tahapan dalam melakukan analisis data survei
persepsi tenaga kerja terhadap lingkungan kerja adalah : 1. Memberikan nilai pada masing-masing jawaban responden STS = 1, TS = 2, R
= 3, S = 4, SS = 5 2. Memindahkan data berupa nilai dari lembar kuesioner ke lembar tabulasi
penginputan data 3. Menentukan mean masing-masing variabel yang diteliti secara keseluruhan
dengan cara perhitungan skor sebagai berikut : Xbar = ∑ Xi. Пi
n Keterangan : Xbar = Nilai rataan skor
X = Skor nilai jawaban responden ke-i
Пi = Jumlah jawaban untuk skor i
n = jumlah responden
4. Menggunakan selang skala penelitian dengan menentukan nilai rataan selang dengan rumus sebagai berikut :
Rs = b-a
m Rs
= 5 - 1
5 Rs
= 0,8
Keterangan : a = skor kategori terengah
b = skor kategori tertinggi
m = jumlah kategori
Tabel 2 Nilai rentang skala skor rataan
Skor rataan Penilaian
1,0 - 1,8 Sangat tidak setuju
1,8 - 2,6 Tidak setuju
2,6 - 3,4 Cukup setuju
3,4 - 4,2 Setuju
4,2 - 5,0 Sangat setuju
Sumber : Umar 2005
3.6.5 Perspektif Lingkungan