2.2 Jenis Erosi
Jenis - jenis erosi yang dikenal dalam kamus konservasi tanah dan air, yaitu erosi geologi, erosi normal, dan erosi dipercepat. Erosi geologi adalah erosi yang
terjadi sejak permukaan bumi terbentuk yang menyebabkan terkikisnya batuan sehingga terjadi bentuk morfologi permukaan bumi seperti yang terdapat sekarang
ini. Erosi normal, juga disebut erosi alami merupakan proses pengangkutan tanah atau bagian – bagian tanah yang terjadi dibawah keadaan alami. Erosi alami
terjadi dengan laju lambat yang memungkinkan terbentuknya tanah tebal yang mampu mendukung pertumbuhan vegetasi secara normal. Erosi dipercepat adalah
pengangkutan tanah dengan laju yang jauh lebih cepat dari erosi normal dan lebih cepat dari pembentukan tanah yang menimbulkan kerusakan tanah, sebagai akibat
perbuatan manusia yang menghilangkan tumbuhan penutup tanah Arsyad, 2006. Menurut Zachar 1982, media erosi terdiri dari : media air, es gletser,
salju, udara angin, tanah, tanaman, hewan, dan manusia. Erosi air merupakan proses penghancuran permukaan bumi oleh air hujan dan air fluvial, bawah tanah,
dan non-fluvial. Erosi air dibedakan menjadi beberapa jenis yaitu: erosi lembar, erosi parit, erosi batuan atau tebing, erosi sungai, erosi internal, dan erosi alur.
Erosi glasial merupakan massa es besar yang bergerak sangat lambat, erosi ini dominan terjadi di daerah dingin yang memiliki suhu rata-rata dibawah 0
C. Erosi salju berkaitan dengan erosi glasial. Perbedaannya terletak pada tingkat
keaktifannya. Bentuk erosi salju lebih aktif dalam merusak tanah terutama di saluran longsoran salju, dimana tekanan lebih besar dan kecepatan aliran salju
menyebabkan terjadinya erosi. Erosi angin banyak terjadi di daerah gurun dimana curah hujannya rendah. Erosi tanah atau soligenic erosion solum Latin - tanah
beberapa ilmuan belum menyebutnya sebagai erosi. Terdapat juga erosi yang disebabkan oleh binatang zoogenic erosion, tanaman phytogenic erosion, dan
manusia antropogenic erosion yang masih diperbincangkan dimasukkan kedalam kelas erosi atau tidak.
Bentuk dan macam erosi dibedakan dalam erosi lembar, erosi alur, erosi parit, erosi tebing sungai, longsor, dan erosi internal. Erosi yang terjadi pada
tanggul atau tepi saluran irigasi atau drainase dapat berbentuk salah satu dari bentuk tersebut Arsyad,2006.
2.3 Metode Pendugaan Erosi
Metode USLE Universal Soil Loss Equation merupakan metode yang umum digunakan untuk memperediksi laju erosi. Selain sederhana, metode ini
sangat baik diterapkan di daerah-daerah yang faktor utama penyebab erosinya adalah hujan dan aliran permukaan. Wischmeier 1976 mengatakan bahwa
Metode USLE dirancang untuk memprediksi kehilangan tanah yang dihasilkan oleh erosi dan diendapkan pada segmen lereng bukan pada hulu DAS, selain itu
dirancang untuk memprediksi rata-rata jumlah erosi dalam waktu yang panjang. Menurut Hidayat 2003, kelemahan model ini tidak dipertimbangkannya
keragaman spasial dalam suatu DAS, dimana nilai input parameter yang diperlukan merupakan nilai rata-rata yang dianggap homogen dalam suatu satuan
lahan, khususnya untuk faktor erosivitas hujan R dan kemiringan lereng LS. Metode USLE adalah suatu model erosi yang dirancang untuk
memprediksi erosi rata – rata jangka panjang dari erosi lembar atau erosi alur dalam keadaan tertentu. Metode USLE dikembangkan di National Runoff and Soil
Loss Data Center yang didirikan Tahun 1954 oleh The Science and Education
Administration Amerika Serikat yang berkerjasama dengan Universitas Purdue
Wischmeir dan Smith, 1978. Menurut Arsyad 2006, persamaan USLE adalah sebagai berikut:
A = R.K.L.S.C.P 2.1
Yang menyatakan : A = Banyaknya tanah tererosi tonhatahun
R = Indeks erosivitas hujan K = Faktor erodibilitas tanah
L = Faktor panjang lereng S = Faktor kemiringan lereng
C = Faktor vegetasi penutup lahan P = Faktor tindakan–tindakan khusus konservasi tanah