2.5 Tinjuan Aspek Ekonomi Analisis Manfaat Biaya
Menurut Kusmana 1988, analisis kelayakan ekonomi melalui analisis finansial seperti : 1 Net Present Value NPV, yaitu nilai penghasilan dikurangi
biaya input, 2 Gross Margin GM atau pendapatan kotor, 3 Internal Rate of Return IRR, yaitu tingkat diskonto yang menghasilkan nilai NPV sama dengan
nol, atau 4 Benefit Cost Ratio BC rasio, yaitu perbandingan antara penghasilan dengan biaya. Batas kelayakan suatu tipe penggunaan lahan adalah
bila BC rasio ≥ 1, NPV positif, IRR melebihi besarnya suku bunga kredit, dan
GM positif. Analisis kelayakan ini dapat digunakan sebagian atau seluruhnya untuk memperkuat analisis ekonomi yang dibuat.
Prinsip dari aspek ekonomi secara sederhana adalah biaya input, nilai penghasilan dan perhitungan keuntungan bersih dalam bentuk uang. Pertanyaan
pokok yang harus terjawab dalam analisis ekonomi lahan ini adalah apakah unit produksi atau pertanian yang dipakai akan menghasilkan keuntungan dari tahun
ketahun dan apakah modal yang ditanamkan pada lahan yang digarap tersebut dapat berkembang dan memuaskan Dent and Young, 1981.
2.6 Daerah Aliran Sungai DAS
Komponen penyusun suatu daerah aliran sungai DAS terdiri atas lahan basah termasuk rawa dan sawah dan lahan kering. Kondisi lahan sawah dengan
sistem teras, berfungsi sebagai : 1 pengendali banjir, 2 pengendali erosi dan longsor, 3 memelihara sumber daya air tanah, dan 4 menjaga kestabilan
temperatur udara agar tetap rendah Nishio, 1999 dalam Sutono, Tala’ohu, Sopandi, dan Agus, 2010.
Ditinjau dari segi ekologi, DAS merupakan suatu ekosistem dengan unsur utamanya adalah tanah, air, flora, fauna serta manusia dengan semua aktivitasnya.
Manusia sebagai bagian atau komponen suatu ekosistem jika ingin hidup dan sejahtera ditengah lingkungannya, maka harus menyesuaikan diri dengan hukum
alam lingkungannya.
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian
Persiapan : Oktober – November 2010 Bogor. Pelaksanaan lapang pra survei dan survei : Desember 2010. Analisis Laboratorium : Januari – Februari
2011. Analisis, interpretasi, korelasi data, dan penggambaran peta – peta : Februari – Maret 2011 Bogor. Penyusunan skripsi, seminar dan ujian sidang :
Maret – Mei 2011. Tempat penelitian terletak di Desa Lamajang, Kecamatan Pangalengan,
Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa Barat. Desa ini memiliki luas wilayah 1473.7 ha dengan batas desa sebelah utara Desa Sukamaju, sebelah selatan Desa Pulosari,
sebelah barat Desa Sukamaju, dan sebelah timur Desa Cikalong. Secara geografis Desa Lamajang terletak pada 107
31
’
3” – 107 33’ 6” BT dan 7
5’ 5” – 7 9’ 7”
LS. Sarana transportasi yang digunakan di daerah ini berupa angkutan kota
angkot dengan akses jarak dari Ibukota Jawa Barat ±40 Km, jarak dari Ibukota Kabupaten DATI II Kabupaten Bandung adalah berkisar 19.5 km, jarak dari
Kecamatan Pangalengan berkisar 13 km, dan jarak dari Ibukota Negara Jakarta adalah berkisar 200 km. Transportasi dari Kota Bandung dapat menggunakan
angkutan umum atau mini bus jurusan Leuwi Panjang menuju Pangalengan. Lokasi penelitian tertera pada Gambar 2.
3.2 Pelaksanaan Penelitian
Penelitian dilaksanakan dengan beberapa tahapan diantaranya adalah : pengumpulan data, pengecekan lapang, dan analisis data.
3.2.1 Pengumpulan data
Data yang dikumpulkan terdiri dari data sekunder dan juga data primer. Data sekunder diperoleh dari beberapa penelitian-penelitian sebelumnya dari instansi
terkait. dimana data tersebut terdiri dari : 1.
Peta Tanah Tinjau Mendalam DAS Citarum Hulu, Bandung, Jawa Barat, Skala 1 : 100.000.
2. Peta Rupa Bumi Indonesia Digital Lembar Pangalengan 1208-631 dan
Lembar Soreang 1208-633, Skala 1 : 25.000. 3.
Peta Penggunaan Lahan DAS Citarum Hulu, Bandung, Jawa Barat, Skala 1 : 100.000.
4. Data Curah Hujan dari Stasiun Pangalengan Tahun 1985-1992.
5. Data nilai Erodibilitas Tanah.
Data tersebut selanjutnya diolah sehingga menghasilkan data – data yang dibutuhkan untuk menentukan optimalisasi penggunaan lahan.
Data primer diperoleh dari pengecekan lapang dengan melakukan klasifikasi pedon pewakil menggunakan seperangkat alat survei. Data tersebut
dibutuhkan sebagai penunjang dari data sekunder.
3.2.2 Analisis Data
Optimalisasi dilakukan dengan mencari alternatif penggunaan lahan yang menyebabkan erosi lebih kecil dari erosi yang dapat ditoleransikan dan secara
ekonomi menguntungkan serta diterima masyarakat setempat. Untuk itu dilakukan beberapa tahapan analisis data, meliputi : pendugaan erosi baik aktual,
potensial, dan erosi yang dapat ditoleransikan, penetapan alternatif penggunaan lahan dan tindakan konservasinya, analisis ekonomi, dan analisis prefensi
masyarakat. Semua analisis tersebut dilakukan terhadap Satuan Peta Lahan SPL yang
merupakan unit terkecil yang mempunyai karakteristik sama yang dijadikan sebagai satuan analisis. Secara skematik analisis data disajikan pada Gambar 3.
Penentuan Alternatif Peta Kelas Erosi Aktual
Skala 1: 50.000 Peta Satuan Lahan
Skala 1: 50.000 Peta Penggunaan Lahan
Skala 1: 50.000
Erosi Aktual ≤ Erosi yang
Ditoleransikan Erosi Aktual Erosi yang
Ditoleransikan
Sudah Optimum Intersect
Peta Alokasi Penggunaan Lahan
Skala 1: 50.000 Peninjauan Altenatif
Secara Ekonomi Peninjauan Alternatif
Secara Sosial Perlu di Optimalisasikan
Gambar 3. Skema Analisis Data