Aspek Sosial dan Budaya

tanam mengikuti tradisi yang sudah turun temurun. Perbaikan teknik konservasi lebih mudah untuk diterima oleh petani di daerah penelitian dibandingkan dengan perubahan penggunaan lahan, dikarenakan petani didaerah penelitian sudah menggunakan teknik konservasi namun belum secara optimum, sehingga perlu dilakukan sosialisasi teknik konservasi tanah dan air yang optimum untuk meningkatkan produktivitas dan mengurangi tingkat bahaya erosi.

4.5.2 Aspek Ekonomi

Optimalisasi penggunaan lahan pada daerah penelitian diperlukan untuk mengurangi tingkat bahaya erosi, namun harus tetap memberikan pendapatan yang layak terhadap petani di daerah penelitian. Penentuan nilai ekonomi dilakukan berdasarkan besarnya biaya produksi dan pendapatan. Alternatif yang diaplikasikan ditinjau yang memiliki biaya produksi rendah dan memberikan pendapatan tinggi atau memberikan keuntungan terbesar. Tabel biaya produksi dan pendapatan tertera pada Tabel 14. Tabel 14. Analisis Alternatif dari Segi Ekonomi Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 2010 Alternatif Biaya Produksi Rp ha MT Pendapatan Rp ha MT Sawah 4.500.000 10.000.000 Kebun Campuran 28.000.000 35.000.000 Hutan Alam Alang – Alang Murni Subur Pola Tanam Tumpanggilir + Mulsa Jerami - - Padi + Mulsa Jerami 4 ton ha - - Kacang Tanah + Mulsa Jerami 4 ton 6.000.000 8.500.000 Penggunaan teras bangku menguntungkan untuk pendapatan petani dimasa mendatang. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 15 dan 16. Tabel 15. Perbandingan Produktivitas, Penerimaan, Biaya, Keuntungan Petani Kentang di Daerah Kecamatan Pangalengan Tahun 2005 Katharina, 2010 Teknik Konservasi Produktivitas Tonha Penerimaan Rp Biaya Rp Untung Rp Searah Lereng 17.7 38.000.000 25.000.000 13.000.000 Searah Kontur 16.7 36.000.000 29.000.000 7.000.000 Teras Bangku 15.1 33.000.000 29.000.000 4.000.000 Tabel 16. Perbandingan Nilai NPV Usahatani Kentang di Kecamatan Pangalengan Selama 20 Tahun Katharina, 2010 Teknik Konservasi Kemiringan Lereng 15 50 Searah Lereng Rp. 257.000.000 Rp. 247.000.000 Searah Kontur Rp. 286.000.000 Rp. 279.000.000 Teras Bangku Rp. 349.000.000 Rp. 347.000.000 Berdasarkan Tabel 15 dapat disimpulkan bahwa penggunaan teras bangku dapat meningkatkan pendapatan petani namun dalam jangka panjang. Berdasarkan alternatif-alternatif pada Tabel 13 dapat disimpulkan bahwa penggunaan lahan yang memiliki keuntungan terbesar adalah kebun campuran dengan teras bangku konstruksi baik dan keuntungan terkecil adalah hutan alam.

4.5.3 Aspek Teknis Optimalisasi Penggunaan Lahan

Optimalisasi penggunaan lahan harus memenuhi aspek sosial dan ekonomi agar tercipta pertanian yang berkelanjutan di daerah penelitian. Aspek ekonomi ditinjau dari segi keuntungan terbesar, dari aspek sosial ditinjau dari kemudahan untuk diterima oleh masyarakat. Hal ini sejalan dengan pendapat Pimentel 1993 yang menyatakan bahwa pertanian berkelanjutan adalah pertanian yang memperhatikan kelestarian lingkungan serta dapat meningkatkan kesejahteraan petani. Tabel optimalisasi penggunaan lahan tertera pada Tabel 17.