Penetapan Satuan Lahan Pendugaan Erosi

Tabel 1. Prakiraan Besarnya Nilai K untuk Beberapa Jenis Tanah Kurnia, Rachman, dan Dariah, 2004 Golongan Tanah Order Jenis Tanah Great Group Nilai K rataan Unit Andosol Hapludand 0,32 Hydrudand 0,07 Dystrudand 0,21 Inceptisol Aquept 0,31 Dystrudept 0,21 Eutrudept 0,29 Faktor panjang dan kemiringan lereng LS adalah rasio antara besarnya erosi dari sebidang lahan dengan panjang lereng dan kecuraman lereng tertentu terhadap besarnya erosi dari lahan yang indentik, terletak pada lereng panjang 22 meter dan kemiringan 9. Nilai LS untuk suatu tanah dapat dihitung dengan persamaan berikut : Keterangan : LS : Nilai Faktor LS X : Panjang Lereng meter S : Kemiringan lereng persen Faktor Penutupan Vegetasi C dan Indeks Pengolahan Lahan atau Tindakan Konservasi Tanah P dapat digabung menjadi faktor CP. Nilai faktor C dipengaruhi oleh banyak peubah yang dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok yaitu : peubah alami dan peubah yang dipengaruhi oleh sistem pengelolaan, dengan adanya peubah–peubah tersebut dari berbagai hasil penelitian maka ditetapkan nilai C seperti yang tertera pada Tabel 2. Data selengkapnya tertera pada Lampiran 4. 3.2 Tabel 2. Prakiraan Nilai Faktor C pada Berbagai Jenis Penggunaan Lahan Arsyad, 2006 No. Macam Penggunaan Lahan Nilai C 1 Tanah terbuka tanpa tanaman 1 2 Sawah 0,01 3 Tegalan 0,7 4 Kedelai 0,399 5 Kacang tanah 0,2 6 Kebun campuran Kerapatan tinggi 0,1 Kerapatan sedang 0,2 Kerapatan rendah 0,5 7 Perladangan 0,4 8 Hutan alam Serasah banyak 0,001 Serasah kurang 0,005 9 Hutan produksi Tebang habis 0,5 Tebang pilih 0,2 10 Semak belukarpadang rumput 0,3 11 Alang–alang murni subur 0,001 Faktor P adalah nisbah besarnya erosi dari tanah dengan suatu tindakan konservasi tertentu terhadap besarnya erosi dari tanah yang diolah menurut arah lereng Arsyad, 2006. Tabel 3 adalah nilai P untuk konservasi khusus. Tabel 3. Nilai P untuk Konservasi Khusus Arsyad, 2006 No Tindakan Khusus Konservasi Tanah Nilai P 1 Teras bangku 1 Konstruksi baik 0,04 Konstruksi sedang 0,15 Konstruksi kurang baik 0,35 Teras tradisional 0,40 2 Strip tanaman rumput bahia 0,40 3 Pengolahan tanah dengan penanaman menurut garis kontur Kemiringan 0-8 0,50 Kemiringan 9-20 0,75 Kemiringan lebih dari 20 0,90 4 Tanpa tindakan konservasi 1,00 1 Konstruksi teras bangku dinilai dari kerataan dasar teras dan kondisi talud teras

3.2.2.3 Penetapan Erosi yang dapat Ditoleransikan TSL dan Indeks Bahaya Erosi IBE

Penentuan tingkat bahaya erosi yang dapat ditoleransikan mengacu kepada pedoman nilai T yang dikemukakan oleh Thompson 1975 dalam Arsyad, 2006 di daerah Indonesia tertera pada Tabel 5. Penentuan indeks bahaya erosi masing-masing satuan lahan di daerah penelitian ditentukan dengan rumus : IBE = ApTSL Keterangan : IBE = Indeks Bahaya Erosi TSL = Tolerable Soil Loss Hasil dari perhitungan persamaan klasifikasi Indeks Bahaya Erosi dimana nilai tersebut didapatkan dengan cara mengacu pada Tabel 4. Tabel 4. Klasifikasi Indeks Bahaya Erosi Hammer, 1981 dalam Arsyad, 2006 No. Nilai IBE Harkat IBE 1. 1,00 Rendah 2. 1,01 – 4,00 Sedang 3. 4,01 – 10,00 Tinggi 4. 10,00 Sangat Tinggi Tabel 3. Lanjutan Tabel 5. Pedoman Penetapan Nilai T untuk Tanah – tanah di Indonesia Arsyad, 2006 No. Sifat Tanah dan Substratum Nilai TSL tonhatahun 1 Tanah sangat dangkal 25 cm di atas batuan. 2 Tanah sangat dangkal 25 cm di atas bahan telah Mengalami hancuran iklim tidak terkonsolidasi. 4.8 3 Tanah dangkal 25 – 50 cm di atas bahan telah mengalami hancuran iklim. 9,6 4 Tanah dengan kedalaman sedang 50 – 90 cm di atas bahan telah mengalami hancuran iklim. 14,4 5 Tanah yang dalam 90 cm dengan lapisan bawah yang kedap air di atas substrata yang telah mengalami hancuran iklim. 16,8 6 Tanah yang dalam 90 cm dengan lapisan bawah berpermeabilitas lambat, di atas substrata telah mengalami hancuran iklim. 19,2 7 Tanah yang dalam 90 cm dengan lapisan bawah berpermeabilitas sedang, di atas substrata telah mengalami hancuran iklim. 24,0 8 Tanah yang dalam 90 cm dengan lapisan bawah yang permeabel, di atas substrata telah mengalami hancuran iklim. 30,0

3.2.2.4 Penetapan Alternatif–Alternatif Penggunaan Lahan

Menentukan alternatif–alternatif penggunaan lahan pada setiap SPL dengan cara menentukan nilai CPmax dengan menggunakan rumus : CPmax = TSL Ap Keterangan : CPmax = Nilai Maksimum Penggunaan Lahan dan Teknik Konservasi TSL = Erosi yang dapat ditoleransikan Ap = Erosi Potensial Alternatif penggunaan lahan yang dipilih adalah setiap penggunaan lahan yang mempunyai nilai CP ≤ CPmax. Nilai CP dapat dilihat pada Tabel 2 dan 3.