Iklim Topografi Kondisi Daerah Studi

Distribusi hujan cukup baik dengan bulan basah yang panjang 7-9 bulan dan bulan kering yang singkat serta curah hujan tahunan yang tinggi 2063 mm menyebabkan Desa Lamajang memiliki nilai erosivitas hujan yang tinggi. Hasil perhitungan erosivitas hujan menggunakan Persamaan Lenvian menunjukkan pola sebaran bulanan yang sama dengan pola sebaran hujan dengan nilai erosivitas hujan tahunan adalah 1839.3 ton ha. Hal ini sesuai dengan pendapat Arsyad 2006 pada daerah beriklim basah faktor iklim yang mempengaruhi erosi adalah hujan, dengan besarnya curah hujan, intensitas, dan distribusi hujan menentukan kekuatan dispersi hujan terhadap tanah serta meningkatkan kerusakan erosi yang terjadi.

4.1.2 Topografi

Faktor kemiring dan panjang lereng sangat berpengaruh terhadap erosi. Semakin curam lereng akan membuat erosi semakin tinggi. Daerah penelitian memiliki bentuk wilayah dan kemiringan lereng yang cukup beragam dari datar hingga berbukit - bergunung. Bentuk wilayah daerah penelitian didominasi oleh bentuk wilayah berbukit kecil dengan kemiringan lereng 16-30, seluas 553 ha 37.5 dari luasan total Desa Lamajang, bentuk wilayah lain yang dominan adalah bergunung dengan kemiringan lereng 60, seluas 500 ha 33.9, dan bentuk wilayah terluas ketiga adalah berombak dengan kemiringan lereng 3-8 seluas 354 ha 24. Bentuk wilayah datar dengan kemiringan lereng 0-3 dan bergelombang dengan kemiringan lereng 8-16 memiliki luasan antara 30 – 40 ha. Daerah Penelitian terletak pada ketinggian ± 700 mdpl sampai ±1300 mdpl. Berdasarkan data di atas daerah penelitian didominasi oleh bentuk wilayah berbukit kecil. Peta Kelas Lereng tertera pada Gambar 4. Gambar 4. Peta Kelas Lereng di Daerah Penelitian 21

4.1.3 Geologi

Wilayah Pangalengan Lamajang, dikelilingi oleh beberapa gunung api yang telah punah dan hancur akibat retakan, lipatan, dan patahan ke arah Zone Fisiografi Pegunungan Selatan. Oleh karena itu, bahan induk kedua tanah tersebut terbentuk dari letusan gunung api yang berasal dari Gunung Tilu dan Gunung Tikukur. Hal ini sesuai dengan pendapat dari van Bemmelen 1949, bagian tengah atau Wilayah Pangalengan dikelilingi oleh beberapa gunung api yang telah punah dan hancur akibat retakan, lipatan, dan patahan ke arah Zone Fisiografi Pegunungan Selatan. Pada daerah Pangalengan transisi dari ujung yang tinggi di bagian pusat dari Pegunungan Selatan yang tertutupi oleh runtuhan dari deretan gunung api yang punah membentuk Zone Fisiografi Bandung. Peta Geologi tertera pada Gambar 5.

4.1.4 Tanah

Pola penyebaran tanah di Desa Lamajang sangat beragam walaupun pada dasarnya memiliki bahan induk yang relatif sama namun pembentukan tanah pada Desa Lamajang berbeda, karena dipengaruhi oleh lereng yang berbeda. Data tanah diperoleh dari Peta Tanah Tinjau Mendalam Skala 1: 100.000 Puslittanak, 1993 yang kemudian dilakukan pengecekan lapang ground chek dan klasifikasi tanahnya tertera pada Tabel 7. Tabel 7. Klasifikasi Tanah di Daerah Penelitian Order Suborder Great Group Subgroup Inceptisol Udept Eutrudept Typic Eutrudept Dystrudept Humic Dystrudept Aquic Dystrudept Andisol Udand Melanudand Typic Melanudand Hapludand Typic Hapludand Fulvudand Typic Fulvudand Gambar 5. Peta Geologi di Daerah Penelitian dan Sekitarnya 23