dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan Hartrisari, 2007. Hasil validasi teori terlihat pada Tabel 22 berikut ini:
Tabel 22. Hasil Validasi Teori
KURIKULUM SEKOLAH
∑ SISWA NILAI
∑ 65 ∑≥ 65 65 ≥65 TARAKANITA SD TARAKANITA 1
50 25
25 50
50 SD TARAKANITA
GADING SERPONG 50 25
25 50
50 GGS
SD TARAKANITA 3 50
15 35
30 70
SD TARAKANITA CITRA RAYA
50 10 40
20 80
Sumber: Hasil Validasi siswa
Tabel 22, memperlihatkan bahwa sekolah yang menggunakan kurikulum GGS cenderung nilai teori lebih tinggi, dibuktikan dengan ketuntasan siswa yang
menggunakan kurikulum GGS lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang menggunakan KTSP. Artinya siswa dari sekolah model GGS cenderung
pemahaman terhadap faktor lingkungan lebih tinggi dibandingkan sekolah yang menggunakan KTSP.
Hasil validasi praktik dapat terlihat pada Tabel 23, berikut ini: Tabel 23. Hasil validasi praktik
KETERANGAN KTSP
GGS SD TQ 1
SD TQ GS SD TQ 3
SD TQ CR ∑
∑ ∑
∑ Gambar 50
100 48
96 32
64 27
54 Doa -
2 4
8 16
8 16
Puisi - -
- -
- 5
10 Produk daur ulang
- -
- 10
19 10
19 Total Siswa
50 50
50 50
Sumber: hasil validasi praktik
Gambar 21 memperlihatkan beberapa contoh hasil unjuk kerja siswa KTSP, sedangkan Gambar 22 siswa GGS.
Gambar 21. Contoh Hasil Validasi praktek pada sekolah KTSP
Gambar 22. Contoh Hasil Validasi praktek pada sekolah GGS Hasil validari praktik yang diperlihatkan pada Tabel 24 maupun Gambar 21
dan 22 bahwa siswa yang menggunakan KTSP cenderung membuat gambar,
sedangkan siswa GGS hasil kerjanya lebih beragam, walaupun presentasi membuat gambar masih lebih besar dari pusi, doa, dan membuat daur ulang.
Dari hasil validasi teori untuk menguji pemahaman maupun hasil validasi praktik untuk menguji kreativitas terlihat bahwa siswa yang menggunakan kurikulum
GGS cenderung nilai validasi teori lebih tinggi daripada siswa yang menggunakan KTSP hal ini dibuktikan dengan ketuntasan siswa teori, demikian juga dengan
kreativitas praktik. Artinya sekolah yang menggunakan kurikulum berbasis GGS pemahaman dan kreativitas siswa untuk faktor muatan lingkungan cenderung lebih
baik daripada sekolah yang menggunakan KTSP, karena siswa GGS sudah terbiasa praktik. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh Dauer dan Pangrazi 1990,
latihan adalah kunci keberhasilan belajar dan merupakan suatu cara yang penting dan efisien untuk meningkatkan pengetahuan yang dimiliki menjadi pemahaman.
5.7. Rekomendasi
Berdasarkan hasil identifikasi masalah perlu adanya tahapan antara KTSP
+
dari KTSP menuju kurikulum GGS, seperti terlihat pada Gambar 23, berikut ini:
∑ Jam Pelajaran Muatan
Lingkungan METODE GURU SARANA
PRASARANA
Teori 33,71 Praktek 10,29
Total 44 Tatap Muka
kelas Praktek
Standar Diknas
Standar Diknas sesuai dengan Permen
diknas no. 24 tahun 1907 tentang standarisasi sarana
prasarana
??? ???
??? ???
Teori 35,71 Praktek 44,29
Total 80 Tatap Muka
Kelas + Praktek
Standar Diknas
Pelatihan GGS kurikulum
1. Standar diknas sesuai
dengan Permen diknas no 24 tahun 1907 tentang
standarisasi sarana prasarana.
2. Laboratorium
Lingkungan Hidup 3.
Ruang Keterampilan dengan perlengkapan daur
ulang 4.
Mesin penghancur sampah
Gambar 23. Usulan Implementasi Tahapan antara KTSP
+
pada Gambar 23, dijelaskan lebih rinci pada Gambar 24 berikut ini:
KTSP
KTSP+
GGS
1
2
3
Gambar 24. Usulan Model Kurikulum berbasis Go Green School Gambar 24 memperlihatkan usulan model kurikulum berbasis Go Green
School , dari KTSP menuju KTSP
+
ditambah praktek sebanyak 40 jam pelajaran, mengadakan sarana prasarana yang dibutuhkan dan melakukan pelatihan untuk guru.
Sedangkan dari KTSP
+
menuju kurikulum berbasis GGS ditambah dengan 9 jam teori dan 39 jam praktek serta melengkapi sarana prasarana yang dibutuhkan bagi
pembelajaran berbasis GGS. Harapannya dalam tiga tahun dari KTSP dapat menjadi kurikulum berbasis GGS.
5.8. Kelebihan dan Kelemahan KTSP dan kurikulum berbasis GGS
Kurikulum berbasis GGS bukan kurikulum yang terbaik dibandingkan KTSP, tetapi kurikulum berbasis GGS sebagai salah satu alternatif kurikulum jika mau
menanamkan kesadaran lingkungan menjadi sikap hidup peserta didik. Karena baik KTSP maupun kurikulum berbasis GGS mempunyai kelebihan dan kelemahan.
Tabel 24 berikut ini, menjelaskan kelebihan dan kelemahan KTSP Tabel 24. Kelebihan dan kelemahan KTSP
KELEBIHAN KELEMAHAN
KTSP telah memuat faktor muatan lingkungan yang terintegrasi dalam beberapa mata pelajaran seperti pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan, Pendidikan Agama, IPA,
IPS, Seni Budaya dan Keterampilan serta Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. KTSP juga telah menggunakan pendekatan STML Sain Teknologi Masyarakat dan Lingkungan.
KTSP ini bagus jika : • Didukung oleh guru yang mampu
mengembangkan materi muatan lingkungan pada mata pelajaran yang diampu.
• Metode pembelajaran yang tepat siswa juga diberi praktik
• Lingkungan sekolah mendukung bersih, nyaman, dan hijau.
KTSP ini tidak bagus jika : • Tidak didukung dengan guru yang
mampu mengembangkan materi muatan lingkungan pada mata
pelajaran yang diampu. • Metode penyampaian tidak tepat
kurang menarik dan sebatas teori atau pemahaman.
• Lingkungan sekolah tidak mendukung kotor, kumuh, dan sumpek.
+ Praktek 39 jam
+ Sarpras
+ Praktek 40 jam
+ Sarpras
+ Pelatihan GGS
GGS Teori
35,71, Praktek 44,29
KTSP+ Teori
33,71; Praktek 27 14
KTSP Teori 33,71;
Praktek 10,29