dapat membentuk karakter siswa sebagai generasi penerus bangsa Neolaka, 2008. Kesadaran dalam melestarikan lingkungan bagi siswa akan lebih efektif bila diberikan
melalui mata pelajaran atau kegiatan pembelajaran yang berarti dimasukkan dalam kurikulum Mukti, 2008.
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan, Permendiknas no. 22, 23, 24 tahun 2006, mengamanatkan bahwa Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP jenjang
pendidikan dasar dan menengah disusun oleh satuan pendidikan dengan berpedoman pada panduan yang disusun oleh Badan Standar Nasional Pendidikan BSNP.
Secara umum KTSP bertujuan untuk memandirikan dan memberdayakan satuan pendidikan melalui pemberian kewenangan kepada lembaga pendidikan dan
hal ini menjadi peluang untuk mengembangkan kurikulum berbasis Go Green School GGS. Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ke kurikulum berbasis
GGS mengacu pada standar nasional pendidikan dimaksudkan untuk menjamin pencapaian tujuan pendidikan nasioanl. Delapan Standar Nasional Pendidikan terdiri
dari : 1 standar isi; 2 standar proses; 3 standar kompetensi lulusan; 4 standar pendidik dan tenaga kependidikan; 5 standar sarana dan prasarana; 6 standar
pengelolaan; 7 standar pembiayaan; dan 8 standar penilaian pendidikan. Standar Isi SI dan Standar Kompetensi Lulusan SKL dalam hal ini menjadi acuan utama bagi
satuan pendidikan dalam upaya mengembangkan kurikulum. Gambar 1, berikut ini memperlihatkan kerangka pemikiran dari penelitian ini.
Gambar 1. Kerangka Pemikiran
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Hakekat Pendidikan
2.1.1. Definisi Pendidikan
Pendidikan memiliki peranan strategis untuk menyiapkan generasi berkualitas untuk kepentingan masa depan. Bagi setiap orangtua, masyarakat dan bangsa
pemenuhan akan pendidikan menjadi kebutuhan pokok. Pendidikan dijadikan sebagai institusi utama dalam upaya pembentuk sumber daya manusia SDM berkualitas
yang diharapkan suatu bangsa, karena pada gilirannya pendidikan menjadi taken for granted
terkait dengan eksistensi dan kelangsungan hidup survival budaya suatu bangsa Soerjani, 2008.
Pendidikan dalam bahasa Inggris adalah education. Kata education diserap dari bahasa Latin educare yang dapat berarti mempertumbuhkan; memelihara;
membesarkan; mendidik. Pendidikan merupakan sebuah proses yang membantu menumbuhkan, mengembangkan, mendewasakan, membuat yang tidak tertata atau
liar menjadi semakin tertata, semacam proses penciptaan kultur dan tata keteraturan dalam diri maupun dalam diri orang lain. Pendidikan juga berarti proses
pengembangan berbagai macam potensi yang ada dalam diri manusia, seperti kemampuan akademis, relasional, bakat-bakat, talenta, kemampuan fisik, atau daya-
daya seni Muslich, 2008.
Pendidikan menurut UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan
yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Tujuan pendidikan nasional untuk mencerdaskan kehidupan bangsa yang mencakup seluruh aspek
kehidupan setiap pribadi peserta didik. Hal ini diupayakan dengan adanya pendidikan formal, yaitu melalui sekolah dengan segala perangkat penyelenggaraannya, terutama
perangkat kurikulum yang ditetapkan. Pendidikan dalam arti luas adalah proses yang saling berkaitan sebagai upaya
untuk mengembangkan diri berupa tiga aspek dalam kehidupannya, yaitu: pandangan hidup, sikap hidup dan keterampilan hidup. Upaya untuk mengembangkan ketiga
aspek tersebut bisa dilaksanakan di sekolah, luar sekolah dan keluarga. Berdasarkan
konsep pendidikan di atas, pendidikan merupakan pembudayaan atau enculturation,
suatu proses untuk menjadikan seseorang untuk mampu hidup dalam suatu budaya tertentu. Pendidikan membutuhkan keharmonisan dengan lingkungan,
sebab praktek pendidikan harus mendasarkan pada teori-teori pendidikan dan pada tahap berikutnya teori-teori pendidikan harus bersumber dari suatu pandangan hidup
masyarakat yang bersangkutan. 2.1.2.
Karakteristik Peserta Didik Sistem pendidikan di Indonesia mempunyai tiga tahap pendidikan yaitu: tahap
pendidikan dasar SD, menengah pertama SMP, dan menengah atas SMA. Secara psikologis anak didik memiliki keunikan dan perbedaan-perbedaan baik
perbedaan bakat, minat, maupun potensi yang dimilikinya sesuai dengan tahapan perkembangannya. Kurikulum merupakan pedoman bagi guru dalam mengantar anak
didik sesuai dengan harapan dan tujuan pendidikan. Pemahaman tentang anak bagi pengembang kurikulum sangatlah penting. Kesalahan persepsi atau kedangkalan
pemahaman tentang anak, dapat menyebabkan kesalahan arah dan kesalahan praktik pendidikan Hartati, 2005.
Ada beberapa alasan yang dikemukan Santrock 2007 tentang masa-masa perkembangan perkembangan. Pertama, setiap anak didik memiliki tahapan atau
masa perkembangan tertentu. Pada setiap tahapan itu anak memiliki karakteristik dan tugas-tugas perkembangan tertentu. Jika tugas-tugas perkembangan itu tidak
terpenuhi, maka akan mengalami hambatan pada tahap berikutnya. Kedua, anak didik yang sedang pada masa perkembangan merupakan periode yang sangat menentukan
untuk keberhasilan dan kesuksesan hidup mereka. Pada masa itu anak berada pada periode perkembangan yang sangat cepat dalam berbagai aspek perkembangan.
Ketiga, pemahaman akan perkembangan anak, akan memudahkan dalam
melaksanakan tugas-tugas pendidikan, baik yang menyangkut proses pemberian bantuan memecahkan berbagai masalah yang dihadapi, maupun mengantisipasi
kejadian-kejadian yang tidak diharapkan. Menurut Piaget, kemampuan kognitif merupakan suatu yang fundamental
yang mengarah pada membimbing perilaku anak. Menurut Piaget ada dua konsep yang perlu dipahami dalam teori perkembangan kognitif, yaitu konsep tentang fungsi
dan struktur. Fungsi merupakan mekanisme biologis bawaan yang sama untuk setiap orang. Tujuannya adalah untuk menyusun struktur kognitif internal. Melalui fungsi