Tabel 14. Formulasi masalah Kurikulum Berbasis GGS di Tarakanita
No. FAKTOR
KONFIK KETERANGAN
SOLUSI UNTUK MODEL
1. Kemampuan SDM
Tidak semua guru paham tentang ilmu lingkungan.
Kurikulum GGS dilakukan secara bertahap untuk mempersiapkan
SDM guru. 2. Tuntutan
Kurikulum Apabila mata pelajaran di
tambah maka beban siswa dan guru bertambah, serta
yayasan harus menambah personil guru.
Mengemas muatan lingkungan di dalam KTSP terintegrasi dalam
mata pelajaran.
3. Implementasi menuntut siswa
aktif Membutuhkan perhatian lebih
dari guru, berarti beban guru bertambah
Pembelajaran muatan lingkungan menggunakan metode mengajar dan
didukung sarpras yang memadai 4.
Biaya Membutuhkan sarana
prasarana yang memadahi, berarti biaya bertambah
sedangkan orangtua tidak mau menambah biaya sekolah
dan Yayasan tidak cukup dana.
Kurikulum GGS dilakukan secara bertahap untuk melengkapi sarana
prasarana yang memadai.
5.4. Identifikasi Sistem
Identifikasi sistem bertujuan memberikan gambaran terhadap sistem yang dikaji yang digambarkan dalam diagram input-output black-box. Menurut Hartrisari
2007 konsep identifikasi sistem merupakan suatu rantai hubungan antara pernyataan dan kebutuhan-kebutuhan dengan pernyataan masalah yang diselesaikan untuk
mengakomadasi kebutuhan tersebut. Output pada penelitian ini adalah: pemahaman dan implemenasi siswa
terhadap issu lingkungan meningkat, lingkungan sekolah bersih nyaman, dan Kurikulum tercapai aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Jika dihasilkan output
yang tidak diharapkan berupa: Siswa tidak peduli dengan issu kerusakan lingkungan, Lingkungan sekolah kotor tidak nyaman, dan Kurikulum tidak tercapai. Maka
dimasukkan ke manajemen pengendali dan diberi input terkendali berupa: Kurikulum berbasis lingkungan, Lingkungan sekolah bersih nyaman, KBM menarik, Tidak
menambah waktu, Biaya sekolah tidak naik, Sarana Prasaranan memadai, Guru
memperhatikan siswa. Masuk dalam proses diharapkan akan keluar output yang diharapkan. Diagram input-output untuk sistem Kurikulum Berbasis GGS di
Tarakanita, dapat dilihat pada Gambar 13 di berikut ini:
Gambar 13. Sistem Kurikulum Berbasis Go Green School di Tarakanita
5.5. Pemodelan kurikulum berbasis Go Green School
Desain model kurikulum berbasis Go Green School di Tarakanita dibangun berdasarkan delapan kriteria standar nasional.
5.5.1. Analisis gap terhadap substansi muatan lingkungan
Menurut Dauer dan Pangrazi 1990, latihan adalah kunci keberhasilan belajar
dan merupakan suatu cara yang penting dan efisien untuk meningkatkan pengetahuan
Desain Model Pengembangan
Kurikulum berbasis Go Green
School di Tarakanita
Output yang diinginkan:
• Pemahaman dan implemenasi siswa
terhadap issu lingkungan
meningkat • Lingkungan sekolah bersih
nyaman • Kurikulum tercapai kognitif,
afektif dan psikomotorik
INPUT LINGKUNGAN
UU No. 20 Th 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
PP No 19 Th 1905 tentang Standar Nasional Pendidikan,
PertMenDikNas no 21, 23 dan 24 tahun 2006
Output tdk diinginkan:
• Siswa tidak peduli dengan issu
kerusakan lingkungan • Lingkungan sekolah kotor
tidak nyaman • Kurikulum tidak tercapai
Input tak terkendali:
• Partisipasi orangtua berupa: lingkungan
rumah bersih, orangtua
punya kepedulian dengan
issu lingkungan • Partisipasi masyarakat berupa
lingkungan sekitar sekolah bersih
dan nyaman
Input Terkendali:
• Kurikulum berbasis lingkungan • Lingkungan sekolah bersih
nyaman • KBM menarik
• Tidak menambah waktu • Biaya sekolah tidak naik
• Sarana Prasaranan memadai • Guru memperhatikan siswa
Manajemen Pengendalian