Gambar 24. Usulan Model Kurikulum berbasis Go Green School Gambar 24 memperlihatkan usulan model kurikulum berbasis Go Green
School , dari KTSP menuju KTSP
+
ditambah praktek sebanyak 40 jam pelajaran, mengadakan sarana prasarana yang dibutuhkan dan melakukan pelatihan untuk guru.
Sedangkan dari KTSP
+
menuju kurikulum berbasis GGS ditambah dengan 9 jam teori dan 39 jam praktek serta melengkapi sarana prasarana yang dibutuhkan bagi
pembelajaran berbasis GGS. Harapannya dalam tiga tahun dari KTSP dapat menjadi kurikulum berbasis GGS.
5.8. Kelebihan dan Kelemahan KTSP dan kurikulum berbasis GGS
Kurikulum berbasis GGS bukan kurikulum yang terbaik dibandingkan KTSP, tetapi kurikulum berbasis GGS sebagai salah satu alternatif kurikulum jika mau
menanamkan kesadaran lingkungan menjadi sikap hidup peserta didik. Karena baik KTSP maupun kurikulum berbasis GGS mempunyai kelebihan dan kelemahan.
Tabel 24 berikut ini, menjelaskan kelebihan dan kelemahan KTSP Tabel 24. Kelebihan dan kelemahan KTSP
KELEBIHAN KELEMAHAN
KTSP telah memuat faktor muatan lingkungan yang terintegrasi dalam beberapa mata pelajaran seperti pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan, Pendidikan Agama, IPA,
IPS, Seni Budaya dan Keterampilan serta Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. KTSP juga telah menggunakan pendekatan STML Sain Teknologi Masyarakat dan Lingkungan.
KTSP ini bagus jika : • Didukung oleh guru yang mampu
mengembangkan materi muatan lingkungan pada mata pelajaran yang diampu.
• Metode pembelajaran yang tepat siswa juga diberi praktik
• Lingkungan sekolah mendukung bersih, nyaman, dan hijau.
KTSP ini tidak bagus jika : • Tidak didukung dengan guru yang
mampu mengembangkan materi muatan lingkungan pada mata
pelajaran yang diampu. • Metode penyampaian tidak tepat
kurang menarik dan sebatas teori atau pemahaman.
• Lingkungan sekolah tidak mendukung kotor, kumuh, dan sumpek.
+ Praktek 39 jam
+ Sarpras
+ Praktek 40 jam
+ Sarpras
+ Pelatihan GGS
GGS Teori
35,71, Praktek 44,29
KTSP+ Teori
33,71; Praktek 27 14
KTSP Teori 33,71;
Praktek 10,29
Tabel 25 berikut ini, menjelaskan kelebihan dan kelemahan kurikulum berbasis GGS terhadap faktor muatan lingkungan.
Tabel 25. Kelebihan dan Kelemahan Kurikulum berbasis GGS
KELEBIHAN KELEMAHAN
Kurikulum berbasis GGS menyisipkan muatan lingkungan pada semua mata pelajaran mulai dari Pendidikan Agama, Pendidikan Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, Matematika, IPA,
IPS, Seni budaya dan keterampilan, serta Pendidikan jasmani dan kesehatan. Kurikulum berbasis GGS ini menerapkan teori belajar berdasarkan pengalaman experiential learning.
Kurikulum berbasis GGS ini bagus jika: • Guru mempunyai pemahaman mengenai
lingkungan dan mampu mengintegrasikan muatan lingkungan di dalam mata
pelajaran yang diampu. • Guru mampu membagi waktu secara
efektif sehingga target kurikulum tercapai kelulusan tinggi.
• Biaya untuk pengadaan sarana prasarana untuk mendukung pembelajaran muatan
lingkungan memadai. Kurikulum berbasis GGS ini tidak bagus jika:
• Guru tidak mempunyai pemahaman mengenai lingkungan dan tidak mampu
mengintegrasikan muatan lingkungan di dalam mata pelajaran yang diampu.
• Guru tidak mampu membagi waktu secara efektif sehingga target kurikulum tidak
tercapai kelulusan rendah. • Tidak didukung biaya untuk pengadaan
sarana prasarana yang mendukung pembelajaran muatan lingkungan.
Satuan pendidikan mempunyai kebijakan untuk menerapkan kurikulum yang sesuai dengan kondisi sekolah masing-masing, karena kurikulum berbasis GGS
merupakan salah satu alternatif yang dapat digunakan sebagai acuan jika satuan pendidikan mau membuat kurikulum berbasis GGS. Untuk Yayasan Tarakanita
model kurikulum berbasis GGS ini akan dipakai sebagai acuan untuk menerapkan kurikulum berbasis Go Green School di sekolah-sekolah Tarakanita.