Peningkatan sifat mekanis PP dengan pulp pelepah sawit OPF atau pulp ampas akar wangi dVR

19 Pembuatan komposit PPPLAselulosa atau pulp OPF terfibrilasi Sebanyak 27 g PLA dilarutkan dalam 200 ml aseton. Setelah PLA terlarut sempurna dalam aseton, selulosa terfibrilasi atau pulp terputihkan terfibrilasi dimasukkan ke dalam larutan PLA dan diaduk selama 10 menit pada kecepatan 700 rpm. Campuran selulosaPLAaseton atau pulp terputihkanPLAaseton dituang ke nampan berlapis teflon dan dibiarkan selama 12 jam sehingga aseton menguap dan menghasilkan lembaran komposit PLAselulosa pelepah sawit atau PLApulp terputihkan pelepah sawit. Lembaran tersebut kemudian disobek-sobek sehingga berukuran sekitar 1 cm x 1 cm dan dikeringkan dalam oven ber suhu 60 C selama 24 jam. Proses pembuatan komposit dilanjutkan dengan mencampurkan PP dan komposit PLAselulosa atau PLApulp terputihkan dalam rheomix HAAKE polydrive. Suhu pencampuran dalam rheomix adalah sebesar 175 C, putaran 60 rpm. Sebanyak 24,75 g PP dilelehkan terlebih dulu selama 5 menit. Kemudian sebanyak 30,25 g komposit PLAselulosa atau PLApulp terputihkan mengandung 24,75 g PLA dan 5,5 g selulosa atau pulp terputihkan dimasukkan ke dalam rheomix. Pencampuran dilakukan selama 5 menit. Campuran PPPLAselulosa atau PPPLApulp terputihkan fiber loading 10 di kempa panas pada suhu 180 C dengan 2 tahap, yaitu: tahap pelelehan selama 4 menit tanpa tekanan, dilanjutkan dengan tahap pembentukan komposit selama 3 menit tekanan 1,5MPa. Setelah itu contoh uji didinginkan pada suhu ruang selama 8 menit. Pengujian sifat mekanis dan termal komposit PPPLAselulosa atau pulp OPF terfibrilasi Pengujian sifat mekanis komposit Keteguhan tarik dan modulus tarik komposit diuji menggunakan universal testing machine Shimadzu dengan kecepatan pembebanan load-cell speed 5 mmmenit dan jarak sangga gauge length 25 mm, berdasarkan standar ASTM D- 638: “Standard Test Method for Tensile Properties of Plastics”. Pengujian sifat termal Analisis sifat termal komposit menggunakan Differential Scanning Calorymetry DSC yang diproduksi oleh Shimadzu tipe DSC-60A. Pada proses pengujian DSC dilakukan pemanasan dari suhu 30 C sampai 300 C dengan laju peningkatan suhu sebesar 10 menit. Contoh uji ditimbang seberat 3 ± 0,01 mg. Contoh uji dibungkus dengan alumunium sebelum dianalisis dengan DSC. 3.4.6 Analisis potensi pengembangan industri komposit polipropilena PP- serat pelepah sawit OPF Tahapan dalam analisis potensi pengembangan industri komposit PP-serat OPF, adalah: 1 menguraikan ketersediaan bahan baku yaitu serat OPF dan PP, 2 menguraikan kebutuhan produk komposit PP-serat OPF, untuk komponen interior otomotif, 3 menganalisis kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman dalam industri komposit PP-serat OPF, 4 menyusun strategi awal pengembangan industri produk komposit PP-serat OPF. 20 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Karakterisasi Morfologi, Sifat Kimia dan Sifat Mekanik Serat

Pelepah Sawit dan Ampas Akar Wangi 4.1.1 Morfologi serat pelepah sawit dan ampas akar wangi Serat pelepah sawit Gambar 4.1 merupakan bundel jaringan pembuluh vascular bundle dengan berbagai ukuran yang tertanam dalam jaringan parenkim. Setiap bundel jaringan pembuluh tersusun dari jaringan pembuluh vessels, serat fibersF, dan jaringan parenkim parenchymatous tissueP yang terbungkus dengan selubung bundel sheath. Jaringan pembuluh terdiri dari xilem xylem dan floem phloem yang mudah dibedakan. Floem merupakan jaringan pembuluh yang mentransportasikan nutrisi hasil fotosintesis. Sedangkan xilem merupakan jaringan pembuluh yang mentransportasikan air dan nutrisi dari akar. Dalam setiap bundel jaringan pembuluh, terdapat dua jaringan floem. Sedangkan jaringan xilem yang terdiri dari protoxilem Px dan metaxilem Mx dipisahkan oleh jaringan parenkim Gambar 4.2. Protoxilem merupakan jaringan pembuluh yang terbentuk pertama kali, kemudian berkembang menjadi metaxilem dengan ukuran sel yang lebih besar. Serat fibers terdapat di bagian antara floem dan jaringan parenkim. Selain itu serat juga menyusun jaringan xilem dan floem. Serat yang menyusun jaringan xilem umumnya mengandung lebih banyak lignin. Sedangkan serat yang menyusun jaringan floem mengandung lebih banyak selulosa Abdul-Khalil et al. 2006. Gambar 4.2 Penampang melintang serat pelepah sawit pembesaran 100x Ph Mx Px F P Gambar 4.1 Serat pelepah sawit 21 Mikrogram SEM penampang melintang serat pelepah sawit memperlihatkan protoxilem, metaxilem, jaringan parenkim dengan lebih jelas Gambar 4.3. Pengamatan yang dilakukan oleh Abdul-Khalil et al. 2006 Gambar 4.4 dengan menggunakan transmission electron microscopy menunjukkan bahwa dinding sel serat pelepah sawit terdiri dari lapisan primer P dan lapisan sekunder S1, S2 dan S3. Lapisan primer terlihat melingkupi dinding sel, sedangkan di antara lapisan primer yang berdekatan terdapat middle lamela ML. Analisis unsur dan senyawa dalam serat pelepah sawit Gambar 4.5 dilakukan dengan menggunakan energy dispersive spectroscope EDS. Unsur terbesar penyusun serat pelepah sawit adalah karbon 44,47 dan oksigen 43,19. Selain itu pelepah sawit mengandung sejumlah unsur Pb 6,90 dan unsur mikro lainnya Mg, Cl, K dan Ca. Adanya unsur Pb dalam pelepah sawit dimungkinkan dari kontaminasi asap knalpot kendaraan terhadap tanaman sawit yang tumbuh dekat dengan jalan. Sedangkan unsur mikro lainnya bersumber dari tanah tempat tanaman sawit tumbuh. Gambar 4.4 Mikrogram transmission electron penampang melintang serat pelepah sawit a pembesaran 3400x, b pembesaran 17000x Abdul- Khalil et al. 2006 a b Gambar 4.3 Mikrogram scanning electron penampang melintang serat pelepah sawit a pembesaran 100x, b pembesaran 2000x 22 Unsur utama dalam serat pelepah sawit adalah unsur karbon 44,47. Hal tersebut dapat dipahami karena penyusun serat pelepah sawit terutama adalah selulosa, hemiselulosa dan lignin yang merupakan senyawa karbon. Seperti pelepah sawit, akar wangi mengandung selulosa, hemiselulosa dan lignin dalam dinding selnya sehingga digolongkan sebagai bahan ber- lignoselulosa. Akar tanaman akar wangi dapat mencapai 3-4 m dengan sistem perakaran yang kompleks. Zat ekstraktif mudah menguap yang terkandung dalam akar wangi dimanfaatkan dalam industri parfum, sabun dan kosmetik lainnya. Proses ekstraksi minyak atsiri, menyisakan ampas akar wangi dalam jumlah besar, mencapai 98 dari bobot awal bahan, yang umumnya dibakar atau dibiarkan saja Gaspard et al. 2007. Seperti yang terlihat pada Gambar 4.6, morfologi akar tanaman akar wangi tersusun seperti tabung berlubang yang terdiri dari korteks dan jaringan pembuluh vascular. Komponen utama jaringan pembuluh adalah xilem dan floem. Gambar 4.5 Unsur dalam serat pelepah sawit Gambar 4.6 Mikrogram scanning electron penampang melintang serat akar tanaman akar wangi pembesaran 100x; a xilem, b floem, c parenkim pembesaran 2000x