Kebutuhan komposit polipropilena-serat alam untuk komponen interior otomotif
74 shelves
pada mobil Lexus dan pada struktur badan mobil pada mobil produksi Toyota yang mengusung konsep i-foot dan i-unit Holbery dan Houston 2006.
Gambar 4.50 Komposit serat flax, hemp, sisal wool atau kayu digunakan untuk 50 jenis komponen Mercedes Benz E-Class Holbery dan Houston
2006 Aplikasi produk komposit serat alam umumnya untuk mobil kelas atas,
dalam hal ini mobil kelas sedan, yang pertumbuhan permintaannya relatif stabil, sedangkan pertumbuhan permintaan mobil LCGC cenderung meningkat.
Perekonomian Indonesia masih akan tumbuh, yang diperkirakan akan membentuk konsumen yang semakin menginginkan produk bermutu tinggi. Permintaan mobil
LCGC, berpotensi untuk bergeser menjadi permintaan mobil dengan spesifikasi hemat energi dan terbuat dari material yang ramah lingkungan. Dengan
pertumbuhan industri otomotif yang demikian, aplikasi komposit polipropilena- serat alam pada komponen interior otomotif memungkinkan untuk diterapkan.
Pemanfaatan komposit PPserat pelepah sawit diarahkan sebagai komponen interior otomotif, misalnya lapisan pada pintu mobil molded door trim.
Spesifikasi yang dipersyaratkan untuk suatu komposit dapat dipergunakan sebagai door trim
disajikan pada Tabel 4.25. Berdasarkan data yang disajikan, komposit PPpulp soda OPF maupun PPpulp terputihkan OPF yang dihasilkan dalam
penelitian ini telah memenuhi bahkan melebihi persyaratan untuk dipergunakan sebagai door trim mobil.
Tabel 4.25 Spesifikasi door trim mobil
Persyaratan Hasil Penelitian
PPpulp soda PPpulp terputihkan
Keteguhan lentur Nmm
2
25 41,35
44,05 Modulus lentur Nmm
2
1000 1209,00
1334,00 Keteguhan tarik Nmm
2
20 22,44
24,59
75
4.6.4 Identifikasi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman industri komposit polipropilena-serat pelepah sawit
Berdasarkan analisis potensi bahan baku dan permintaan pasar seperti yang telah dikemukakan sebelumnya, produk komposit polipropilena-serat pelepah
sawit berpeluang untuk dikembangkan menjadi produk komponen interior otomotif. Selanjutnya dilakukan identifikasi faktor internal kekuatan dan
kelemahan serta faktor eksternal peluang dan ancaman dalam industri komponen interior otomotif dari komposit polipropilena-serat pelepah sawit,
sebagai dasar penetapan strategi awal pengembangan industri produk komposit polipropilena-serat pelepah sawit. Uraian mengenai strategi awal pengembangan
industri produk komposit dalam di tulisan ini, dibatasi pada strategi yang dapat dilakukan oleh pengusaha produk komposit Gambar 4.50.
Tabel 4.26 Matriks SWOT industri komposit polipropilena serat pelepah sawit
Faktor internal Faktor eksternal
Kekuatan strength
1. Serat OPF tersedia berlimpah
2. Daya dukung industri PP memadai
3. Biaya energi lembaran serat alam murah
4. Rasio kekuatan dan biaya produksi serat alam tinggi
Kelemahan weakness
1. Sifat mekanis serat OPF tidak homogen
2. Otomatisasi produksi rendah
3. Lokasi sumber pelepah sawit berbeda dengan
lokasi pabrik PP
Peluang opportunity
1. Pembatasan penggunaan komponen impor
2. Kewajiban perusahaan otomotif melakukan
ekspor pada tahun ke-3 sejak diterbitkan surat
rekomendasi impor CKD
3. Kebutuhan komponen bodi otomotif meningkat dengan
peningkatan permintaan otomotif
Strategi SO
Kerjasama antara produsen komposit PPserat OPF
dengan penyedia PP Kerjasama antara produsen
komposit PPserat OPF dengan produsen otomotif
Strategi WO
Manajemen pengumpulan pelepah sawit dari kebun
pada umur dan kondisi yang seragam
Lokasi pabrik komposit PPserat OPF mendekati
perkebunan sawit
Ancaman threaths
1. Adanya pemasok komponen otomotif impor
2. Adanya produsen komponen otomotif
substitusi yang lebih murah
Strategi ST
Inovasi proses produksi komposit
PPserat OPF
untuk efisiensi
biaya
produksi Strategi WT
Manajemen pengadaan bahan baku pelepah sawit sejak
pengambilan di kebun sampai pengolahan di pabrik
Kekuatan industri komposit polipropilena-serat pelepah sawit adalah: 1.
Serat pelepah sawit tersedia dalam jumlah berlimbah, terutama di Propinsi Riau, Sumatera Utara dan Kalimantan Tengah.
2. Polipropilena dipasok oleh 3 pabrik besar, yaitu PT Tri Polyta Cilegon,
Jawa Barat, PT Polytama Propindo Indramayu, Jawa Barat, PT Pertamina Plaju, Kalimantan Timur. Pasokan PP akan bertambah dengan rencana
investasi PT Chandra Asri untuk membangun pabrik polipropilena di Kalimantan dan Papua dengan bahan baku bersumber dari batubara dan gas
alam.
76 3.
Dibandingkan dengan lembaran serat sintetis, biaya produksi lembaran serat alam lebih rendah karena konsumsi energi yang lebih rendah. Konsumsi
energi untuk menghasilkan lembaran serat flax sebesar 9,55 MJkg, lebih rendah dibandingkan energi untuk menghasilkan lembaran serat gelas, yang
sebesar 54,7 MJkg Holbery dan Houston 2006.
4. Ditinjau dari karakteristik mekanisnya, rasio antara kekuatan serat alam
modulus tarik dan biaya produksi serat alam, lebih tinggi dibandingkan dengan serat sintetis. Rasio kekuatan dan biaya produksi serat sisal, jute dan
kelapa berturut-turut adalah 41,7; 43,3 dan 20,0 GPa.kgUS, sedangkan rasio kekuatan dan biaya produksi serat karbon, baja dan gelas berturut-turut
adalah 2,0; 6,7 dan 21,5 GPa.kgUS Bogoeva-Gaceva 2007.
5. Pada akhir pemanfaatannya, produk komposit serat alam dapat dibakar
untuk kembali memperoleh energi Pervaiz dan Sain 2003. Kelemahan industri komposit polipropilena-serat pelepah sawit :
1. Sifat mekanis serat pelepah sawit tidak homogen, yang disebabkan oleh
variasi umur tanaman pada saat serat diekstrak, variasi waktu dan tempat tumbuh tanaman, atau perlakuan terhadap serat selama tahap preparasi.
2. Laju otomatisasi yang rendah, karena sifat serat pelepah sawit yang
cenderung tidak homogen menghambat laju produksi komposit secara otomatis.
3. Lokasi perkebunan sawit berbeda dengan lokasi pabrik polipropilena,
menimbulkan biaya tambahan untuk transportasi bahan baku ke pabrik komposit.
Peluang pengembangan industri komposit polipropilena-serat pelepah sawit. Peraturan Menteri Perindustrian No. 34 tahun 2015 sebagai revisi dari
Peraturan Mentri No. 59 tahun 2010, tentang Industri Kendaraan Bermotor Roda
Empat atau Lebih dan Industri Sepeda Motor, memberikan peluang bagi pengembangan industri komposit polipropilena-serat pelepah sawit sebagai
komponen interior otomotif, karena:
1. Pemerintah membatasi penggunaan komponen impor oleh pelaku industri
otomotif dalam negeri. 2.
Pemerintah membatasi impor komponen Completely Knock Down CKD sebesar 10 ribu unit per tahun. CKD merupakan semua jenis komponen
kendaraan yang didatangkan ke Indonesia dalam kondisi lepas atau terpisah- pisah yang berikutnya akan dirakit oleh pabrikan otomotif dengan tujuan
menekan biaya produksi. Praktik ini biasa dilakukan khususnya oleh perusahaan-perusahaan yang tidak memiliki pabrik produksi di Indonesia.
3. Pemerintah mewajibkan perusahaan otomotif melakukan ekspor pada tahun
ke-tiga sejak diterbitkan surat rekomendasi impor CKD. Dengan adanya Peraturan Menteri tersebut diharapkan perusahaan otomotif
asing yang menambah investasinya di Indonesia tidak hanya terbatas pada mengoperasikan pabrik perakitan semata, tapi juga menggandeng industri
komponen lokal dalam membangun satu rangkaian produksi mobil utuh. Sehingga industri komponen dapat menjadi kekuatan industri otomotif nasional, karena
77 dengan kuatnya industri komponen maka ketergantungan Indonesia terhadap
komponen impor akan semakin kecil, dan industri otomotif akan semakin memberikan nilai tambah tinggi bagi perekonomian nasional Indonesia.
Ancaman terhadap industri komposit polipropilena-serat pelepah sawit Beberapa hal yang dapat menghambat perkembangan industri komposit
polipropilena-serat pelepah sawit diantaranya : 1.
Keberadaan pemasok komponen otomotif impor. 2.
Keberadaan perusahaan lain yang memproduksi komponen interior otomotif substitusi dengan harga yang lebih murah.