BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1 PerspektifParadigma Kajian
Paradigma ibarat sebuah jendela tempat orang bertolak menjelajahi dunia dengan wawasannya. Sebagian orang menyatakan paradigma paradigm sebagai
intelektual komitmen, yaitu suatu citra fundamental dari pokok permasalahan dari suatu ilmu. Namun secara umum paradigma dapat diartikan sebagai seperangkat
kepercayaan atau keyakinan dasar yang menuntun seseorang dalam bertindak atau keyakinan dasar yang menuntun seseorang dalam bertindak dalam kehidupan
sehari-hari. Paradigma adalah basis kepercayaan utama dari sistem berpikir; basis dari ontologi, epistemologi, dan metodologi.
Dalam pandangan filosof, paradigma merupakan pandangan awal yang membedakan, memperjelas dan
mempertajam orientasi berpikir seseorang. Hal ini membawa konsekuensi praktis terhadap perilaku, cara berpikir, intepretasi dan kebijakan dalam pemilihan
masalah. Paradigma memberi representasi dasar yang sederhana dari informasi pandangan yang kompleks sehingga orang dapat memilih untuk bersikap atau
mengambil keputusan.
Perspektif dalam bidang keilmuan sering disebut paradigma paradigm, kadang-kadang disebut pula sebagai mazhab pemikiran school of thought atau
teori. Paradigma adalah suatu cara pandang untuk memahami kompleksitas dunia nyata Mulyana, 2011: 8-9.
Pendekatan Kualitatif mencakup berbagai metodologi yang fokusnya menggunakan pendekatan interpretatif dan naturalistic terhadap pokok kajiannya
subject of matter. Oleh karena itu dalam penggunaan pendekatan kualitatif, peneliti berusaha melakukan studi gejala dalam keadaan alamiah dan berusaha
membentuk pengertian terhadap fenomena sesuai dengan makna yang lazim digunakan oleh objek penelitian Bungin, 2008: 303. Studi yang menggunakan
pendekatan kualitatif menggunakan khazanah dari fenomena empiris, seperti studi kasus, pengalaman pribadi, life history, wawancara, observasi, sejarah, interaksi
dan teks visual maupun konten pesan yang menggambarkan rutinitas dan problematika serta makna kehidupan individu.
Jadi, perspektif dalam penelitian ini menggunakan perspektif interpretif. Interpretif teori mencari sebuah pemahaman tentang bagaimana membangun
memahami fenomena-fenomena melalui interaksi dan bagaimana kita bertindak dalam menghadapi fenomena-fenomena yang telah kita ciptakan. Teori-teori
interpretif ini membantu dalam pemahaman kita mengenai sebuah fenomena sosial yang dibangun melalui hubungan komunikasi dan membantu untuk
merefleksikan kerumitan antara fenomena sosial dan proses kontruksi sosial Miller, 2005: 57-61. Sehingga sesuai tujuan penelitian, peneliti memilih
menggunakan paradigma interpretatif yang mencoba memahami, menggali pandangan dan pengalaman orang lain untuk mendapatkan informasi atau data
yang diperlukan.
2.2 Kajian Pustaka 2.2.1 Komunikasi