3.4 Unit Analisis
Unit analisis pada umumnya dilakukan untuk memperoleh gambaran yang umum dan menyeluruh tentang situasi sosial yang diteliti objek penelitian. Unit
analisis dalam penelitian ini meliputi tiga komponen menurut Speadly dalam Sugiyono, 2007: 68 yaitu:
1. Place tempat, tempat dimana interaksi dalam penelitian berlangsung. Penelitian ini akan berlangsung di Kota Medan, tepatnya di Bandara
Internasional Kualanamu. 2. Actor pelaku, pelaku atau orang yang sesuai dengan objek penelitian
tersebut. Dalam ini adalah Customer Service Bandara Internasional Kualanamu yang bertugas melayani wisatawan asing dan wisatawan
domestik, dengan jumlah subjek yang tidak ditentukan tentukan sampai hasil penelitian yang diinginkan dapat diperoleh.
3. Activity kegiatan, kegiatan yang dilakukan actor dalam situasi sosial yang sedang berlangsung. Kegiatan yang akan diteliti adalah strategi
komunikasi customer service Bandara Internasional Kualanamu dalam melayani wisatawan asing dan wisatawan domestik.
3.5 Kerangka Analisis
Dalam penelitian ini data yang dikumpulkan dari informan di lapangan akan dilakukan dalam proses pengumpulan data secara terus – menerus hingga
data jenuh dan teknik analisis data selama di lapangan berdasarkan model Miles dan Haberman.
Langkah – langkah dalam analisis data adalah sebagai berikut: Peneliti akan melakukan reduksi data. Data yang diperoleh dari lapangan
sangat banyak, sehingga perlu dilakukan analisis dan melakukan reduksi data. Mereduksi berarti merangkum dan memilih hal-hal apa saja yang sangat pokok
dan berfokus pada hal – hal yang penting saja. Data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti melakukan
pengumpulan data selanjutnya dan mencarinya bila diperlukanSugyono,2005 :92.
3.6 Teknik Pengumpulan Data
Teknik Pengumpulan data adalah teknik atau cara-cara yang dapat digunakan peneliti dalam mengumpulkan data Kriyantono, 2006: 91.
Adapun teknik pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Observasi Pengamatan Obeservasi
yaitu kemampuan
seseorang untuk
menggunakan pengamatannya melalui hasil kerja pancaindra mata serta dibantu
pancaindra lainnya, Bungin, 2007 : 115 2. Metode wawancara
Wawancara adalah bentuk komunikasi antara dua orang, melibatkan seseorang yang ingin memperoleh informasi dari seseorang lainnya
dengan mengajukan pertanyan-pertanyaan, berdasarkan tujuan tertentu, Mulyana, 2002 : 180
3. Studi kepustakaan Metode ini dilakukan dengan mengumpulkan dan mempelajari literature
dan sumber lainnya yang berkaitan dengan topik penelitian.
3.6.1 Penentuan Informan
Penentuan jumlah subjek penelitian atau informan ini dilakukan dengan menggunakan Purposive Sampling Technique. Purposive Sampling Technique
adalah cara penentu jumlah informan sebelum penelitian dilaksanakan dengan menyebutkan secara jelas siapa yang dijadikan informan serta informasi apa yang
diinginkan dari masing-masing informan Bungin, 2007: 135.
Penentuan informan dalam penelitian ini tentu saja memiliki kriteria- kriteria tertentu. Adapun kriteria yang dimaksud dalam penelitian ini adalah :
1. Informan adalah orang-orang yang bekerja sebagai customer service Bandara Internasional Kualanamu
2. Informan pokok adalah customer service yang memiliki pengalaman bekerja minimal 6 bulan dan berstatus PKWT atau Pegawai tetap. Bertugas di counter
informasi keberangkatan dan counter
informasi kedatangan Bandara Internasional Kualanamu dan informan tambahan adalah pegawai Angkasa
Pura II KC. Bandara Kualanamu-Deli Serdang, dan pengguna jasa Bandara Internasional Kualanamu.
3.6.2 Keabsahan Data
Keabsahan data adalah setiap keadaan harus memenuhi: 1 demonstrasi nilai yang benar, 2 menyediakan dasar agar hal itu dapat diterapkan, dan 3
memperbolehkan keputusan luar yang dapat dibuat tentang konsistensi dari prosedur dan kenetralan dari temuan dan keputusan-keputusannya Maleong,
2005: 320. Teknik keabsahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Perpanjangan keikutsertaan
Kehadiran peneliti dalam setiap penelitian kualitatif membantu peneliti untuk memahami semua data yang dihimpun dalam penelitian. Peneliti kualitatif
adalah orang yang langsung melakukan wawancara dan obesrvasi dengan informan-informannya. Kerena itu, peneliti kualitatif adalah peneliti yang
memiliki waktu yang lama bersama dengan informan di lapangan, bahkan sampai kejenuhan pengumpulan data tercapai Bungin, 2008: 254
2. Ketekunan Pengamatan Untuk memperoleh derajat keabsahan data yang tinggi, maka hal yang
dilakukan adalah meningkatkan ketekunan dalam pengamatan di lapangan. Pengamatan bukanlah suatu teknik pengumpulan data yang hanya mengandalkan
kemampuan satu panca indra seperti penglihatan, namun juga semua panca indra termasuk pendengaran, perasaaan, dan insting peneliti. Dengan meningkatkannya
ketekunan pengamatan di lapangan maka derajat keabsahan data telah ditingkatkan pula Bungin, 2008: 256. Selain itu, ketekunan pengamatan
dilakukan dengan maksud menemukan cirri-ciri dan unsur-unsur dalam situasi yang relevan atau isu yang sedang dicari dan kemudian memusatkan diri pada hal-
hal tersebut secara rinci.
3.7 Teknik Analisis Data
Menurut Bogdan dan Biklen dalam Moleong 2005:248 menyatakan bahwa analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja
dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, menafsirkannya, memaknai, dan menemukan pola, menemui apa
yang penting dan apa yang dipelajari, serta memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain.
Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan model analisis interaktif Miles dan Huberman.
Model interaktif ini terdiri dari tiga hal utama Sugiyono, 2007: 92, yaitu: 1. Reduksi Data Data Reduction
Reduksi data merupakan proses pemilihan, pemusatan perhatian, penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data kasar yang muncul dari
catatan-catatan dilapangan. Mereduksi data berarti merangkum dan memilih hal-hal yang pokok untuk kemudian memfokuskan pada hal-hal penting
dengan mencari tema dan pola sesuai dengan masalah penelitian. Data diperoleh dari lapangan yang jumlahnya cukup banyak, untuk itu perlu
dilakukannya analisis data melalui reduksi data. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan
mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya bila diperlukan Sugiyono, 2008: 247.
2. Penyajian Data Display Data Setelah proses reduksi berlangsung, maka langkah berikutnya adalah
penyajian data, yaitu sekumpulan informasi tersusun yang memberikan kemungkinan adanaya pengambilan tindakan dan penarikan kesimpulan.
Dalam penelitian kualitatif, penyajian data dapat dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan maupun hubungan antar kategori. Penyajian data yang
sering dilakukan adalah teks yang bersifat naratif untuk mempermudah memahami apa yang terjadi dan merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan
apa yang telah dipahami sebelumnya Sugiyono, 2007: 249.
3. Penarikan Kesimpulan Conclusion DrawingVerification Penarikan kesimpulan hanyalah sebagian dari satu kegiatan dari
konfigurasi yang utuh. Kesimpulan-kesimpulan juga di verifikasi selama penelitian berlangsung. Makna-makna yang muncul dari data yang harus selalu
diuji kebenarannya dan kesesuaiannya sehingga validitasnya terjamin.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Lokasi Penelitian
Kota Medan adalah ibu kota Provinsi Sumatera Utara, Indonesia. Kota ini merupakan kota terbesar keempat di Indonesia setelah Jakarta, Surabaya, dan
Bandung. Medan jga merupakan pintu gerbang Indonesia bagian barat dan sebagai pintu gerbang bagi wisatawan untuk menuju objek wisata Berastagi di
daerah dataran tinggi Karo, objek wisata Orangutan di Bukit Lawang, Danau Toba dan masih banyak yang lainnya.
Bandar Udara Internasional Polonia sudah lekat dengan kenagan akan kota Medan. Sebagai gerbang utama Provinsi Sumatera Utara, Bandara Polonia yang
dibuka sejak 1928 telah purna tugasnya saat perannya dialihkan ke Bandara Internasional Kualanamu yang berlokasi di Deli Serdang, Sumatera Utara. Kini
Bandara Polonia telah beralih fungsi menjadi Pangkalan Udara Soewondo. Keputusan untuk memindahkan bandara utama Sumatera Utara dari
Polonia ke Kualanamu sudah direncanakan sejak 1991. Pertimbangannya, karena Bandara Polonia semakin tak mampu menampung lalu lintas penerbangan yang
semakin meningkat. Badara Polonia dirancang untuk menampung lalu lintas 900 ribu penumpang per tahun. Sedangkan jumlah penumpang yang menggunakan
Bandara Polonia pada 2013 telah mencapai 8,35 juta orang per tahun. Sayangnya, rencana yang mulanya dilaksanakan pada 1997, harus tertunda karena krisis
Moneter Asia. Baru pada 2006 pembangunan berlanjut. Dengan area seluas 1.365 Ha dan luas terminal 118.930 m2. Bandara Internasional Kualanamu akhirnya
beroperasi pertama kali pada 25 Juli 2013. Inilah bandar udara internasional terbesar kedua di Indonesia setelah Bandara Udara Internasional Soekarno-Hatta.
Saat ini, Bandara Internasional Kualanamu sanggup melayani lebih dari 9 juta penumpang dan 70.461 pergerakan pesawat setiap tahunnya. Dan itu barulah
pelaksanaan dari proyeksi tahap pertama pengembangan bandara ini. Tidak hanya infrastruktur yang memadai dan berkelas dunia, memiliki design bandara bergaya