5 KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Indeks kepekaan lingkungan dibangun dari indeks kerentanan IK, indeks ekologi IE, dan indeks sosial ekonomi IS. Parameter IK diperoleh dari
karakteristik pantai yaitu kemiringan pantai, tipe pasang surut, rentang pasang surut, tinggi gelombang, tipe substrat, dan jarak mangrove dari pantai. Parameter
IE diperoleh dari sumberdaya biologi mangrove yang terdiri dari zonasi mangrove, kerapatan mangrove, keragaman mangrove, satwa yang dilindungi,dan
status perlindungan mangrove. Parameter IS terdiri dari dua komponen yaitu komponen sosial dan komponen ekonomi. Rumus IKL total yang dipakai adalah
, , , , dengan 5 kelas IKL yaitu tidak peka, kurang peka, cukup peka, peka, dan sangat peka. Hasil aplikasi IKL di daerah pesisir
Subang menunjukkan bahwa ekosistem mangrove di daerah tersebut memiliki kelas IKL peka dan cukup peka. Secara umum ekosistem mangrove daerah
tersebut memiliki kelas IKL cukup peka kecuali Tegal Tike, Anggaranu dan Tanjung yang memiliki nilai peka terhadap tumpahan minyak.
5.2. Saran
Indeks kepekaan lingkungan yang telah diformulasikan perlu diuji kembali pada daerah yang memiliki karakteristik yang berbeda dari daerah yang diteliti,
agar didapatkan hasil yang lebih baik. Perlu dilakukan kajian mengenai epibiota yang ada terkait dengan indeks ekologi ekosistem mangrove. Perlu dilakukan
kajian lebih lanjut mengenai pembobotan masing-masing parameter dalam membentuk IK, IE dan IS sesuai dengan karakteristik daerah penelitian. Perlu
dilakukan penelitian yang menghubungkan analisis IKL dengan trajektori model untuk mengetahui arah sebaran minyak apabila terjadi tumpahan atau
pencemaran.
6 DAFTAR PUSTAKA
Ali A. Poerbandono, K. Wikantika. 2008. Penentuan Indeks Kerentanan Lingkungan Pantai Berbasiskan Geospasial dan Parameter Fisik. Studi
kasus: Tumpahan Minyak di Kepulauan Seribu, Teluk Jakarta. PIT MAPIN XVII. 2008 Des 10-12; Bandung, Indonesia. Hlm 196-207.
[API] American Petroleum Institute. 1999. Fate of Spilled Oil in Marine Waters. Publication No. 4691
[Bappeda] Badan Perencanaan Daerah. 2007. Atlas Sumberdaya Pesisir dan Laut. Jawa Barat:
[Bappeda] Badan Perencanaan Daerah. 2010. Kajian Pengembangan Minapolitan di Pantura Kabupaten Subang. Kabupaten Subang:
Bello Smith, A., Cerasuolo, G., Perales, J.A. and Anfuso, G., 2011. Environmental Sensitivity Maps: The North Coast of Gibraltar Strait
Example. Journal of Coastal Research, SI 64 Proceedings of the 11th International Coastal Symposium, 875 - 879. Szczecin, Poland, ISSN 0749-
0208
Bengen DG. 2001. Ekosistem dan Sumberdaya Pesisir dan Laut serta Pengelolaan secara Terpadu dan Berkelanjutan. Prosiding Pelatihan
Pengelolaan Pesisir Terpadu. Bogor, 29 oktober – 3 november 2001. Pusat
Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan, Institut Pertanian Bogor. Bengen DG. 2004. Ekosistem dan Sumberdaya Alam Pesisir dan Laut serta
Prinsip Pengelolaannya. Bogor: PKSPL-IPB. [BNPB] Badan Nasional Penanggulangan Bencana. 2008. Peraturan Badan
Nasional Penanggulangan Bencana No. 4 tahun 2008 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Penanggulangan Bencana. BNPB
[BPS] Badan Pusat Statistik. 2010. Subang dalam Angka Tahun 2010. Subang: Cutter, L.S., Emrich, C.T., Webb, J.J., and Morath, D. 2009. Social Vulnerability
to Climate Variability Hazards. Columbia: Hazards and Vulnerability Research Institute, Department of Geography University of South Carolina,
SC 29208
Dahuri R. 2003. Keanekaragaman Hayati Laut; Aset Pembangunan Berkelanjutan Indonesia. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Damar A, Rustandi Y, Rakasiwi G, Khairuzzaman, Zairion, Fachrudin A, Rikardi N, Kamsari. 2012. Indeks Kepekaan Lingkungan Kawasan Pesisir Lampung
Bagian Timur, Pesisir Utara Jawa Bagian Barat dan Kepulauan Seribu. Bogor: PKSPL-IPB.
Dinas Pertambangan
dan Energi.
2012. Pertambangan
dan Energi.
http:subang.go.idpotensi_pertambangan.php. [7 Jan 2012] [DNV] Det Norske Veritas. 2011. Final Report. Assessment of the Risk of
Pullution from Marine Oil Spills in Australian Ports and Waters . Australian Maritime Safety Authority. Report No PP002916. Australia:
DNV
Duke NC, KA Burns, JC Ellison. 1999. An Assesment of Incident, Impact on Mangrove, and recovery of deforested area. Final Report Fate and effect of
oil and dispersed oil in mangrove ecosystem in Australia: Australia. 240- 245.
English S., C. Wilkinson and V. Baker. 1994. Survey Manual for Tropical Marine Resources. Townsville: Australian Institute of Marine Science.
Fahrudin A. 1996. Analisis Ekonomi Pengelolaan Lahan Pesisir Kabupaten Subang, Jawa Barat [Tesis]. Bogor: Program Pascasarjana, Institut
Pertanian Bogor. Fingas, M. 2000. The Basic of Oil Spill Cleanup 2nd edition. New York: Lewis
Publisher. Fitranti
B.A. 2010.
Ekosistem Pesisir
Jawa Barat
Bagian Utara.
http:bandariariningfitranty.wordpress.comcategorymarine-ecology. [6 Des 2011]
Gibb J, A. Sheffield, G. Foster. 1992. A Standardised Coastal Sensitivity Index Based on an Initial Framework for Physical Coastal Hazards Information.
Science and Research Series No. 55. Conservation Te Papa Atawhai. Hayes et al. 1992. An Introduction to Coastal Habitats and Biological Resources
for Oil Spill Response. Report No. HMRAD 92-4. National Oceanic and Atmospheric Administration NOAA.
[IMO] International Maritime Organization. 1988. Manual on Oil Pollution. Section IV. Combatingg Oil Spills. London: IMO.
[IPIECA] International Petroleum Industry Environmental Conservation Association. 1993. Biological Impacts of Oil Pollution: Mangroves. IPIECA
Report Series Vol. 4 [IPIECAIMOOGP]
International Petroleum
Industry Environmental
Conservation AssociationInternational Maritime OrganisationInternational Association of Oil and Gas Producers. 2011. Sensitivity Mapping for Oil
Spill Response.
[ITOPF] The International Tanker Owners Pollution Federation Limited. 2002. Fate of Marine Oil Spills. Technical Information Paper. London: ITOPF
[ITOPF] The International Tanker Owners Pollution Federation Limited. 2011. Effects of Oil Pollution on The Marine Environment. Technical information
paper. London: ITOPF. Kathiresan K. and B.L. Bingham. 2001. Biology of Mangrove and Mangrove
Ecosystem. Advance in Marine Biology Vol 40, 81-251. [KLH] Kementrian Negara Lingkungan Hidup. 2004. Keputsan Menteri Negara
Lingkungan Hidup No. 201 Tahun 2004 tentang Kriteria Baku dan Pedoman Pedoman Kerusakan Mangrove. KLH
[KPH], 2010. Rencana Pengelolaan Hutan Kelas Perusahaan Mangrove KPH Purwakarta. Purwakarta: KPH Purwakarta.
Kusmana, C. 1997. Metode Survai Vegetasi. Bogor: Institut Pertanian Bogor. Kustanti A. 2011. Manajemen Hutan Mangrove. Di dalam: Editor: Kusman C.
Bogor: PT Penerbit IPB Press. Mukhtasor. 2007. Pencemaran Pesisir dan Luat. Jakarta: PT Pradnya Paramita.
[NOAA] National
Oceanic and
Atmospheric Administration.
1997. Environmental Sensitivity Index Guidlines Version 3.0. Seattle, Washington:
NOAA Ocean Service. [NOAA]
National Oceanic
and Atmospheric
Administration. 2002.
Environmental Sensitivity Index Guidlines Version 3.0. Seattle, Washington: Hazardous Materials Response Division, Office of Response and
Restoration, NOAA Ocean Service.
[NOAA] National Oceanic and Atmospheric Administration. 2010. Oil Spills in Mangrove; Planning and Response Considerations. U.S. Department of
Commerce.