Gambar 8 Peta lokasi penelitian.
Zonasi jenis mangrove didasarkan pada tempat tumbuh mangrove yang dominasi oleh jenis mangrove tertentu yang ditemukan dari pantai ke arah
daratan.. Pengukuran umur mangrove dilakukan pada tingkat semai, pancang dan pohon Kusmana, 1997.
1.
Tingkat semai, adalah permudaan dari mulai kecambah hingga tinggi 1,5 meter.
2. Tingkat pancang, adalah permudaan dengan tinggi 1,5 m dan diameter
batang 10 cm. 3.
Tingkat pohon, adalah tumbuhan berkayu yang memiliki diameter batang ≥ 1 cm.
Sedangkan data satwa yang dilindungi selain diperoleh dari pengamatan langsung dilapang, juga diperoleh dari hasil wawancara dengan masyarakat sekitar.
Data sosial ekonomi diperoleh melalui wawancara langsung dengan masyarakat yang berada di lokasi pengamatan terkait dengan pemanfaatan
mangrove oleh masyarakat sekitar untuk kegiatan perikanan, potensi pemanfaatan kayu mangrove, dan potensi wisata.
b. Data Sekunder
Data sekunder diperoleh dari studi literatur dan instansi terkait. Data kemiringan pantai tahun 2012 diperoleh dari U.S. Geological Survey USGS.
Data pasang surut tahun 2012 dan data angin serta tinggi gelombang sepuluh tahun terakhir dari DISHIDROS. Peta Lingkungan Pantai Indonesia LPI skala
1:50.000 edisi 1 tahun 2000 dari Bakosurtanal, Serta Citra Satelit Quickbird tahun 2010 dari Seameo BIOTROP. Sedangkan informasi tentang status perlindungan
mangrove di daerah pengamatan diperoleh dari studi literatur.
3.3.2. Analisis data
IKL akan dibentuk dari tiga indeks yaitu indeks kerentanan IK, indeks ekologi mangrove IE, dan indeks sosial ekonomi mangrove IS. Pengembangan
IKL pada penelitian ini lebih terfokus pada pengembangan parameter dan penentuan nilai kepekaan untuk setiap parameter yang digunakan untuk
menbentuk IK dan IE. Sedangkan untuk metode IS mengacu pada PKSPL 2009. Pengembangan parameter tersebut mengacu pada beberapa sumber dan
disesuaikan dengan kondisi serta data yang diperoleh dari daerah pengamatan. a.
Indeks Kepekaan IK
Data dan informasi yang diperoleh dari karakteristik pantai fisik dan hidrooseanografi yang telah dikumpulkan akan membentuk Indeks Kerentanan
IK. Pemilihan parameter didasarkan pada pengaruh faktor-faktor fisik tersebut dalam menyebarkan tumpahan minyak NOAA 2002. Parameter tersebut
kemudian di rangking berdasarkan sensitifitas masing-masing parameter terhadap tumpahan minyak, selanjutnya setiap parameter ditentukan bobotnya. Pemberian
bobot dari masing-masing parameter berdasarkan pendapat para ahli expert judgment. Perhitungan IK menggunakan rumus sebagai berikut Ali et al., 2008;
Stjernholm, 2011:
i
∑
j
r
ij n
j 1
Keterangan : IK
i
= indeks kerentanan lokasi-i w
j
= bobot parameter ke-j r
ij
= ranking parameter j dilokasi i
b. Indeks Ekologi IE
Data mangrove yang dikumpulkan diantaranya: zonasi jenis mangrove spesies, keragaman mangrove, kerapatan mangrove, umur mangrove, hewan
yang dilindungi di daerah mangrove, dan status konservasi mangrove akan membentuk Indeks Ekologi Mangrove IE.
Data primer yang membentuk IE yang diperoleh dari lapang akan digunakan untuk menyatakan beberapa variabel yaitu:
Indeks Nilai Penting English 1994
Indeks Nilai Penting menunjukan peran suatu spesies dalam suatu komunitas
Keterangan: INP = Indeks Nilai Penting
KR = Kerapatan Relatif FR = Frekuensi relative
DR = Dominansi relatif Nilai INP tersebut berkisar antara 0-300 yang menunjukkan peran suatu spesies
dalam komunitasnya.
Kerapatan K dihitung dengan rumus: umlah indi idu uatu jeni
ua petak ontoh
Kerapatan relatif KR dihitung dengan rumus: kerapatan uatu jeni
kerapatan eluruh jeni 1
Frekuensi F dihitung dengan rumus:
jumlah petak ditemukan uatu jeni jumlah eluruh petak ontoh
Frekuensi relatif FR suatu jenis dihitung dengan rumus:
rekuen i uatu jeni rekuen i eluruh jeni
1
Dominansi D dihitung dengan rumus: lua bidang da ar uatu jeni
lua petak ontoh
Dominansi Relaitif DR dihitung dengan rumus:
dominan i uatu jeni dominan i eluruh jeni
1 Sama halnya dengan IK, parameter pada IE juga ditentukan rangking dan
bobotnya. Perangkingan berdasarkan sensitifitasnya terhadap tumpahan minyak dan pembobotan berdasarkan pengaruh dari dampak tumpahan minyak terhadap
masing-masing parameter. Pemberian nilai bobot dari masing-masing parameter berdasarkan pendapat para ahli expert judgment. IE juga dihitung menggunakan
rumus yang sama dengan IK Ali et al., 2008; Stjernholm, 2011.
i
∑
j
r
ij n
j 1
Keterangan : IE
i
= indeks ekologi lokasi-i w
j
= bobot parameter ke-j r
ij
= ranking parameter j dilokasi i
c. Indeks Sosial Ekonomi IS
Pemilihan parameter pada IS didasarkan pada pemanfaatan mangrove oleh masyarakat sekitar potensi perikanan, pemanfaatan kayu, dan potensi wisata
yang dapat meningkatkan ekonomi masyarakat. Jika masing-masing parameter tersebut terkena dampak, akan mengganggu perekonomian masyarakat. IS terdiri
dari nilai sosial dan nilai ekonomi. Perhitungan untuk IS mengacu pada PKSPL 2009.
√ Keterangan:
IS = Indeks sosial ekonomi NS = Nilai sosial
NE = Nilai ekonomi
Nilai sosial yang diperoleh dipadukan dengan menggunakan teknik agregasi rataan geometrik sebagai berikut.
√ Keterangan :
NSj = Nilai sosial lokasi j Sji = skor nilai sosial kriteria i di lokasi j
Nilai ekonomi sumberdaya mangrove berbeda untuk setiap daerah pesisir. Nilai ekonomi sumberdaya mangrove di daerah Subang adalah sebesar Rp 14 998
698 Rphatahun Fachrudin, 1996. Nilai ini kemudian di konversi ke harga tahun 2012 dengan berdasarkan pada indeks harga konsumen sehingga menjadi 20 476
222.51 Rphatahun. Nilai ekonomi mangrove merupakan perkalian nilai ekonomi sumberdaya mangrove dengan biomassa mangrove. Biomassa merupakan total
berat atau volume organisme dalam suatu area atau volume tertentu. Biomassa mangrove yang dihitung adalah biomassa batang karena batang dianggap