5.2 Potensi Tumbuhan Berguna di Taman Hutan Raya R. Soerjo
Berdasarkan hasil analisis vegetasi teridentifikasi 37 74 spesies dari 28 famili yang telah diketahui kegunaannya yaitu sebagai tumbuhan obat; tumbuhan
penghasil pangan; tumbuhan penghasil bahan bangunan; tumbuhan penghasil pakan ternak; tumbuhan hias; tumbuhan penghasil pewarna dan tanin; tumbuhan
sebagai tali, anyaman dan kerajinan; tumbuhan penghasil pestisida nabati; dan tumbuhan penghasil kayu bakar seperti yang tersaji pada Tabel 4.
Tabel 4 Hasil rekapitulasi kelompok kegunaan
No. Kelompok Kegunaan Tumbuhan
Jumlah Spesies
Habitus Famili
1. Tumbuhan penghasil obat
16 3
15 2.
Tumbuhan sebagai pangan 14
3 12
3. Tumbuhan sebagai bahan bangunan
15 1
13 4.
Tumbuhan tali, anyaman dan kerajinan 3
2 3
5. Tumbuhan kayu bakar
2 2
2 6.
Tumbuhan penghasil warna dan tannin 4
2 4
7. Tumbuhan hias
4 3
4 8.
Tumbuhan sebagai pestisida nabati 3
2 3
9. Tumbuhan penghasil pakan ternak
6 2
6
Berdasarkan Tabel 4 diketahui bahwa spesies yang ditemukan paling banyak berguna sebagai tumbuhan obat yaitu sebanyak 16 spesies dari 15 famili
dan dengan 3 habitus. Sedangkan, spesies yang paling sedikit diketahui kegunaannya yaitu sebagai kayu bakar dengan 2 spesies dari 2 famili dan dari 2
habitus. Hasil dari rekapitulasi ditemukan tumbuhan yang potensial yaitu suatu spesies tumbuhan yang memiliki berbagai macam kegunaan manfaat yaitu
anggrung Trema orientalis dari famili Ulmaceae yang memiliki kegunaan untuk bahan obat, bahan bangunan, pewarna dan tanin, bahan pangan, kayu bakar, untuk
anyaman, tali dan kerajinan. anggrung T. orientalis juga potensial untuk dikembangkan karena tumbuhan ini merupakan salah satu spesies yang dapat
tumbuh dengan cepat.
5.2.1. Tumbuhan obat
Hasil dari analisis vegetasi diperoleh 16 spesies dari 15 famili yang berpotensi mempunyai khasiat sebagai tumbuhan obat. Spesies-spesies tersebut
terdiri dari 3 habitus yaitu pohon, semak, dan terna. Pada spesies yang berhabitus pohon tumbuhan yang memiliki khasiat sebagai obat berjumlah 4 spesies yaitu
kukrup Engelhardia spicata, genitri Elaeocarpus sphaericus, pasang abang Lithocarpus elegans, dan anggrung Trema orientalis. Spesies yang berhabitus
semak berjumlah 3 spesies yaitu remejun Euphatorium riparium, suruhan Piper miniatum, dan sebra Rubus fraxinifolius. Habitus Terna berjumlah 9
spesies yaitu terdiri dari spesies kacang-kacangan Clitoria ternatea, corok bathok Bidens pilosa, pakis Diplazium esculentum, temu ireng Curcuma
aeruginosa, pelapis Selaginella plana, kecutan Oxalis corniculata, tebu sawur Polygonum chinense, patikan emas Euphorbia hirta dan lempuyangan Globba
marantina. Contoh mengenai khasiat tumbuhan-tumbuhan tersebut sebagai bahan obat hasil identifikasi berdasarkan Heyne 1987 dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5 Daftar beberapa spesies tumbuhan berguna sebagai obat
No. Nama Spesies
Bagian yang digunakan
Jenis penyakit 1
Anggrung Trema orientalis Akar
Penyakit saluran kencing Sakit perut
2 Kacang-kacangan Clitoria ternatea Akar
Daun Bunga
Membersihkan darah Bisul
Obat batuk berat 3
Corok bathok Bidens pilosa Akar
Batang muda Daun
Sakit gigi Sakit mata
Bisul 4
Pelapis Selaginella plana Seluruh bagian
Pembekuan darah Pembersih darah
Menguatkan lambung 5
Sebra Rubus Fraxinifolius Daun
Disentri 6
Tebu sawur Polygonum chinense Batang cairan
Daun muda Obat mata
7 Lempuyangan Globba marantina
Tunas bulbil Menambah nafsu makan
8 Temu ireng Curcuma aeruginosa
Rimpang Akar
Perawatan setelah Melahirkan, Penyakit kulit
9 Pakis Diplazium esculentum
Akar Menghilangkan bau keringat
10 Kecutan Oxalis corniculata
Seluruh bagian Penyakit kulit, Sariawan, Bau
mulut, Obat mata, Sakit perut
Berdasarkan data pada Tabel 5 di atas diketahui spesies yang memiliki khasiat menyembuhkan banyak penyakit yaitu spesies kecutan Oxalis
corniculata yang dapat menyembuhkan penyakit kulit, sariawan, bau mulut, sakit mata, dan sakit perut. Cara penggunaan spesies ini untuk menyembuhkan penyakit
kulit adalah dengan menumbuk seluruh bagian tumbuhan kecutan Oxalis corniculata selanjutnya dicampur dengan tepung beras kemudian digunakan
sebagai bedak pada biang keringat. Penyembuhan terhadap penyakit sariawan, bau
mulut dan sakit mata dapat dilakukan dengan cara spesies kecutan Oxalis corniculata digerus dengan air dan diperas airnya, kemudian digunakan untuk
obat kumur. Menurut Kathiriya et al. 2010 ekstrak etanol dari tumbuhan Oxalis corniculata efektif digunakan untuk menghambat pertumbuhan sel tumor. Selain
itu menurut Kathiriya et al. 2010 tanaman Oxalis corniculata mengandung vitamin C dan dapat digunakan dalam pengobatan penyakit kudis.
Remejun Euphatorium riparium merupakan salah satu tumbuhan obat yang berkhasiat sebagai peluruh air seni. Menurut Heyne 1987 tumbuhan ini
merupakan spesies eksotik yang berasal dari Meksiko. Pada lokasi penelitian spesies Euphatorium riparium merupakan spesies yang ditemukan dalam jumlah
yang paling banyak. Menurut Shen et al. 2005 spesies Euphatorium riparium dapat digunakan sebagai obat antimalaria, antifungi, antiinflarmasi, antikanker,
antihistamin, hepatoprotektor, dan immunostimulan. Selanjutnya, menurut Abdiyani 2008 spesies Euphatorium riparium mempunyai kemampuan
beradaptasi yang baik terhadap kondisi lingkungannya karena tidak memerlukan syarat kesuburan tanah yang tinggi. Selain itu, persebaran dari spesies ini
dilakukan dengan bantuan angin karena bijinya ringan dan banyak. Namun, seringkali spesies ini mendesak spesies yang lain karena pertumbuhannya yang
sangat cepat. Spesies tebu sawur Polygonum chinense dapat digunakan dalam
pengobatan terhadap gangguan pencernaan seperti diare dan disentri, selain itu juga dapat digunakan untuk mengobati penyakit pernafasan. Rebusan herba segar
digunakan sebagai obat kumur untuk mengobati penyakit sariawan dan rebusan akarnya dapat bermanfaat untuk ibu yang sedang menyusui Patil 2009.
Spesies anggrung Trema orientalis telah banyak digunakan sebagai obat oleh rakyat di Afrika untuk penyakit asma, batuk, dysenteria, dan hipertensi IWU
1993 diacu dalam Tchamo et al. 2001. Selain itu, spesies ini juga telah banyak dimanfaatkan oleh masyarakat di sekitar Taman Nasional Meru Betiri untuk
mengobati penyakit demam dan sakit perut dengan menggunakan bagian kulit batang dan akarnya Heriyanto Subiandono 2007.
Spesies lain yang berguna sebagai tumbuhan obat yaitu temu ireng Curcuma aeruginosa. Menurut Nasrullah et al. 2010 rimpang temu ireng
Curcuma aeruginosa secara empiris digunakan sebagai obat tradisional yaitu untuk mengobati penyakit rematik, asma, dan batuk. Sedangkan, menurut Balittro
2006 temu ireng Curcuma aeruginosa dapat digunakan mengobati sel-sel hati yang rusak pada penderita demam berdarah. Selain itu juga dapat dimanfaatkan
untuk mengobati luka lambung dan usus, asma, batuk, menambah nafsu makan, mempercepat pengeluaran lokhia setelah melahirkan, mencegah obesitas, rematik,
antihelmintik, dan sebagai sumber tepung. Selanjutnya, di dalam temu ireng Curcuma aeruginosa mengandung minyak atsiri turmeron dan zingiberene,
kurkuminoid, alkaloid, saponin, pati, damar, dan lemak. Menurut Heyne 1987 rimpang dari spesies Curcuma aeruginosa dapat digunakan untuk melancarakan
pembersihan pada wanita yang sedang nifas. Selain itu juga dapat digunakan sebagai obat luar atau dalam terhadap penyakit kulit. Dalimartha 2003 juga
menambahkan bahwa rimpang temu ireng Curcuma aeruginosa juga dapat digunakan sebagai obat peluruh kentut karminatif.
Menurut Daisy dan Rajathi 2009 tanaman Clitoria ternatea dapat digunakan untuk mengobati demam berdarah, bronkhitis, asma. Selain itu, spesies
ini juga digunakan sebagai penawar untuk gigitan ular dan kalajengking menyengat. Selain itu, menurut Kelemu et al. 2004 diacu dalam Salhan et al.
2011 tanaman Clitoria ternatea memiliki kegunaan sebagai antimikroba dan insektisida, anti-depresan,anti-stres, anti-diabetes, dan penenang. Menurut Heyne
1987 akar dari Clitoria ternatea dapat digunakan untuk membersihkan darah yaitu dengan cara merebus akaranya kemudian diminum. Daun dan bunga yang
berwarna biru dari Clitoria ternatea dapat digunakan untuk mengobati bengkak dan bisul supaya pecah setelah ditumbuk dan dicampur dengan gula jawa.
Spesies lain yang memiliki manfaat sebagai tumbuhan obat yaitu corok bathok Bidens pilosa yang memiliki manfaat sebagai antiradang, antibiotik,
diuretik, dan antidiabetes Brandão et al. 1998 diacu dalam Chiang et al. 2004. Menurut Heyne 1987 spesies ini dapat digunakan untuk mengobati sakit mata,
sakit gigi, dan dapat memecahkan bisul. Selain itu, menurut Fauzi 2008 Bidens pilosa dapat digunakan untuk melancarkan peredaran darah dan mempunyai sifat
khas mendinginkan. Spesies selanjutnya yaitu lempuyangan Globba marantina yang menurut Verma et al. 2009 air dari ekstrak daun Globba marantina dapat
digunakan untuk obat tetes mata terhadap konjungtivitis berat. Manfaat lain dari spesies Globba marantina menurut Heyne 1987 adalah digunakan untuk
menambah nafsu makan. Contoh spesies tumbuhan yang memiliki potensi sebagai tumbuhan obat tersaji pada Gambar 7.
a
c b
d
Gambar 7. Beberapa spesies tumbuhan obat a Tebu sawur Polygonum chinense, b Kecutan Oxalis corniculata, c Remejun
Euphatorium riparium, d Suruhan Piper miniatum.
Dewasa ini, semakin banyak masyarakat yang menggunakan tumbuhan obat sebagai bahan untuk mengobati penyakit. Hal ini merupakan prospek yang sangat
baik untuk mengembangkan industri pembuatan obat dari tumbuhan obat. Namun, sampai saat ini kendalanya adalah bahan bakunya yang masih mengambil dari
alam. Jika hal ini berlangsung secara terus menerus maka besar kemungkinan akan terjadi kesulitan mencari bahan baku karena persediaan di alam semakin
sedikit. Oleh karena itu, untuk pengembangan produksi pembuatan obat herbal perlu dilakukan upaya budidaya tumbuhan obat. Menurut Hasanah dan Rusmin
2006 perbanyakan tanaman obat dapat dilakukan dengan berbagai cara yaitu:
1. Menggunakan benih yang berasal dari biji true seed seperti pada tanaman
sambiloto Andrographis paniculata, mahkota dewa Phaleria macrocarpa, dan lain-lain.
2. Menggunakan rimpang seperti pada jahe Zingiber officinale, kunyit
Curcuma domestica, kencur Kaempheria galanga, dan lain-lain. 3.
Menggunakan setek seperti pada sirih Piper betle, katuk Sauropus androgynus, dan lain-lain.
4. Menggunakan anakan dan stolon seperti pada serai wangi Andropogon
nardus dan pegagan Centella asiatica. Spesies tumbuhan obat yang terdapat di Tahura R. Soerjo dapat diperbanyak
dibudidayakan dan kemudian dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar kawasan, hal ini dapat meningkatkan perekonomian masyarakat sehingga masyarakat tidak
hanya mendapatkan pendapatan dari bercocok tanam di lahan yang lebih layak dijadikan sebagai areal hutan. Namun, masyarakat juga bisa memproduksi obat
dari bahan tanaman obat yang sudah dibudidaya tersebut.
5.2.2 Tumbuhan penghasil pangan