Tumbuhan penghasil pestisida nabati

memberikan hasil yang kuranng maksimal karena pewarna alami di dalam bahan tidak dapat terekstraksi secara keseluruhan. 2. Hasil biasanya tidak eksak Penggunaan pewarna alami sebagai bahan pewarna tidak dapat memberikan hasil warna yang secara pasti. Dapat dikatakan hasil dari penggunaan pewarna alami akan sangat beragam atau tidak konsisten. 3. Peka terhadap pemanasan Perlakuan pemanasan pengeringan atau perebusan pada bahan makanan dapat mengubah sifat fisika dan kimia dari bahan makanan. Perubahan-perubahan tersebut dapat mempengaruhi warna bahan makanan yang sedang diolah. 4. Peka terhadap keasaman larutan Terdapat beberapa zat pewarna nabati yang dapat terpengaruh oleh kondisi keasaman larutan. Misalnya, yaitu karotenoid yang dapat memberikan warna yang berbeda pada berbagai tingkat keasaman. 5. Kurang ekonomis Pewarna nabati jika dinilai dengan satuan harga mempunyai harga yang lebih mahal dibandingkan dengan pewarna sintetis. Namun, bahan pewarna alami tersedia di lingkungan sekitar kita atau dapat diperoleh dengan mudah. Tanin nabati merupakan bahan dari tumbuhan, memiliki rasa yang pahit dan kelat, seringkali tanin berasal dari ekstrak pepagan atau bagian lain terutama daun, buah dan puru galls. Tanin nabati dapat digunakan untuk proses penyamakan dengan cara pengunaan langsung atau dipekatkan dengan cara mengekstrak kembali bahan taninnya Lemmens Soetjipto 1999.

2.2.9 Tumbuhan penghasil pestisida nabati

Pestisida nabati adalah pestisida yang menggunakan senyawa sekunder tanaman sebagai bahan bakunya. Beberapa senyawa sekunder tanaman yang telah berhasil diidentifikasi adalah eugenol, azadirachtin, geraniol, sitronelol, dan tanin. Senyawa ini mampu mengendalikan berbagai jenis hama dan penyakit tanaman sehingga berpotensi untuk dikembangkan Wiratno 2010. Menurut Sudarmo 2005 pestisida nabati adalah pestisida yang bahan dasarnya berasal dari tanaman atau tumbuhan. Penggunaan pestisida nabati dapat mengurangi pencemaran lingkungan dan memiliki harga yang realtif lebih murah dan aman jika dibandingkan dengan pestisida kimia. Pembuatan pestisida nabati dapat dilakukan dengan menggunakan teknologi tinggi dan dikerjakan dalam skala industri. Namun, dapat dijuga dibuat dengan cara yang sederhana dapat berupa larutan hasil perasan, rendaman, ekstrak, dan rebusan bagian tumbuhan atau tanaman. Bahan pembuatan pestisida nabati dapat berasal dari bagian tumbuhan seperti akar, umbi, batang, daun, biji dan buah. Contoh tanaman yang yang dapat digunakan sebagai pestisida nabati adalah pacar cina Aglaia odorata, tembakau Nicotiana tabacum, sirsak Annona glabra, dan jarak Ricinus communis. Pestisida nabati bekerja sangat spesisfik yaitu 1 merusak perkembangan telur, karva dan pupa, 2 menghambat pergantian kulit, 3 menganggu komunikasi serangga, 4 menyebabkan serangga menolak makanan, 5 menghambat reproduksi serangga betina, 6 mengurangi nafsu makan, 7 memblokir kemampuan makan serangga, 8 mengusir serangga, 9 menghambat patogen penyakit Sudarmo 2005. Sejak tahun 1950 penggunaan insektisida nabati tergeser oleh insektisida sintetik. Alasan yang mendasari antara lain insektisida sintetis lebih efektif dan biaya produksinya lebih rendah dibandingkan dengan insektisida alami. Faktor yang lain yaitu insektisida sintetis mudah didapat, praktis aplikasiannya, tidak perlu membuat sediaan sendiri, tersedia dalam jumlah banyak dan tidak perlu membudidayakan sendiri tanaman penghasil insektisida Kardinan 2002.

2.2.10 Tumbuhan penghasil pakan ternak