Tumbuhan untuk tali, anyaman, dan kerajinan Tumbuhan penghasil bahan pewarna dan tanin

awet I-I. Selain itu kayu dari spesies ini sulit dikerjakan, mudah sobek dan mengkerut. Selanjutnya, kayu dari spesies ini tidak tahan terhadap serangan rayap Heyne 1987. Selanjutnya, spesies yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan bangunan yaitu nyampuh gunung Nauclea excelsa yang merupakan spesies yang memiliki kayu agak berat dan tingkat kekerasan sedang. Selain itu, kayunya memiliki struktur yang rapat dan halus serta warnanya kuning cokelat muda hingga warna daging. Kayu dari spesies ini sangat disukai untuk bahan bangunan rumah dan perabot rumah terutama di wilayah Jawa Barat. Spesies lain yang dapat digunakan sebagai bahan bangunan yaitu kukrup Engelhardia spicata. Pohon dengan ciri batang utama berwarna abu-abu kecoklatan dan sedikit beralur ini termasuk dalam kayu yang memiliki kelas kuat III dan keterawetan II. Kayu ini dapat dibuat venir dengan hasil yang baik tanpa perlu perlakuan pendahuluan untuk tebal venir 1,5 mm. Kayu dari spesies ini dapat digunakan untuk bangunan ringan bawah atap, roda gerobak, alat pertanian, moulding, barang bubutan, popor senapan, peti pengepak, krat dan kano. Selain itu, kayu dari spesies ini juga dapat digunakan untuk kayu lapis yaitu dengan cara merekatkan venir kayu Engelhardia spicata dengan urea formaldehida yang akan menghasilkan kayu lapis tahan air dan memenuhi syarat Standar Nasional Indonesia SNI Abdurrohim et al. 2004. Contoh tumbuhan sebagai bahan bangunan tersaji pada Gambar 9. a b Gambar 9. Contoh spesies tumbuhan sebagai penghasil bahan bangunan : a Katesan Macropanax dispermus, b Anggrung Trema orientalis.

5.2.4 Tumbuhan untuk tali, anyaman, dan kerajinan

Berdasarkan hasil analisis vegetasi diperoleh spesies yang berguna sebagai tumbuhan penghasil tali, anyaman dan kerajinan yaitu anggrung Trema orientalis dari famili Ulmaceae. Kulit anggrung Trema orientalis yang liat dan berair merupakan bahan yang dapat digunakan untuk membuat tambang. Selain itu, kayu dari spesies ini juga dapat digunakan sebagai bahan pembuat kotak teh dan kayu ini baik sekali untuk bahan membuat korek api. Spesies lain adalah pandan Pandanus sp. dari famili Pandanaceae yang memiliki potensi untuk dijadikan sebagai bahan pembuatan anyaman. Spesies lain yang berpotensi sebagai bahan kerajinan yaitu tutup Macaranga sp. yang termasuk famili Euphorbiaceae. Menurut Rahmanto 2000 diacu dalam Suita dan Nurhasybi 2009 kayu dari Macaranga sp. tidak awet namun mudah dikerjakan sehingga tanaman ini dapat digunakan untuk membuat sarung pisau, gagang pacul, dan kelom-kelom kayu. Selain itu juga kayunya sering digunakan untuk konstruksi sementara dan secara khusus pada bagian rumah yang tidak kontak dengan tanah. Kayunya juga baik digunakan untuk papan, kotak, alat-alat pelampung, peti kemas, korek api, dan kayu bakar. Tutup Macaranga sp. merupakan spesies pioner yang mudah tumbuh pada lahan sekunder dan lahan terbuka. Contoh tumbuhan penghasil tali,anyaman dan kerajinan tersaji pada Gambar 10. a b Gambar 10. Beberapa spesies tumbuhan penghasil tali, anyaman, dan kerajinan : a Pandan Pandanus sp., b Tutup Macaranga sp.

5.2.5 Tumbuhan penghasil bahan pewarna dan tanin

Pewarna nabati adalah bahan pewarna yang berasal dari tumbuhan. Bahan- bahan ini biasanya diekstak dengan jalan fermentasi, direbus, atau secara kimiawi, dari sejumlah kecil zat kimia tertentu yang terkandung di dalam jaringan tumbuhan. Sedangkan, Tanin nabati merupakan bahan dari tumbuhan, memiliki rasa yang pahit dan kelat, seringkali tanin berasal dari ekstrak pepagan atau bagian lain terutama daun, buah dan puru galls. Tanin nabati dapat digunakan untuk proses penyamakan dengan cara pengunaan langsung atau dipekatkan dengan cara mengekstrak kembali bahan taninnya Lemmens Soetjipto 1999. Berdasarkan hasil analisis vegetasi diperoleh spesies tumbuhan yang mempunyai potensi untuk menghasilkan bahan pewarna adalah kacang-kacangan Clitoria ternatea, bima Symplocos lucida, anggrung Trema orientalis, dan pasang Quercus sundaica. Spesies kacang-kacangan Clitoria ternatea dapat digunakan sebagai pewarna makanan atau barang anyaman dengan menggunakan bunganya yang berwarna biru nila dan daunnya sebagai pewarna hijau Pitojo Zumiati 2009. Selain itu, jika bunganya diremas-remas dengan menggunakan air dan cuka dapat digunakan untuk mewarnai pakaian. Namun, kekurangan dari pewarna ini jika digunakan untuk pewarna pada pakaian yaitu warnanya tidak dapat bertahan lama Heyne 1987. Tumbuhan penghasil warna lainnya yaitu anggrung Trema orientalis yang menghasilkan warna cokelat dari bagian kulitnya. Pewarna dari spesies ini biasanya digunakan untuk menyamak jala. Selain itu, pewarna ini juga dapat digunakan untuk mengawetkan tambang-tambang ikan terhadap air laut. Spesies lain yang dapat digunakan sebagai bahan pewarna adalah bima Symplocos lucida. Menurut Lemmens dan Soetjipto 1999 bagian daun dari spesies Symplocos lucida bima dapat digunakan sebagai bahan pewarna dengan menghasilkan warna kuning. Spesies tumbuhan lain yang dapat digunakan sebagai bahan penyamak adalah pasang Quercus sundaica. Kadar bahan penyamak dari spesies ini tidak terlalu tinggi sehingga proses penyamakan tidak dapat berjalan dalam jangka waktu yang pendek. Namun, hasil dari penyamakan dengan menggunakan bahan penyamak dari kulit pasang Q. sundaica lebih baik jika dibandingkan dengan hasil penyamakan menggunakan kulit akasia.

5.2.6 Tumbuhan penghasil pestisida nabati