Saat ini, pestisida nabati banyak digunakan oleh petani karena mahalnya harga pestisida kimia. Selain itu, penggunaan pestisida kimia dapat menimbulkan
pencemaran jika digunakan dalam dosis yang besar dan secara berulang-ulang. Oleh karena itu, alternatif dari penggunaan pestisida kimia adalah dengan
menggunakan pestisida nabati. Penggunaan pestisida nabati dapat mengurangi pencemaran lingkungan, selain itu harga dari pestisida nabati yang relatif lebih
murah jika dibandingkan dengan pestisida kimia. Menurut Sudarmo 2005 keunggulan dari pestisida nabati adalah 1
harganya yang lebih murah dan mudah dibuat oleh petani, 2 relatif aman terhadap lingkungan, 3 tidak menyebabkan keracunan pada tanaman, 4 sulit
menimbulkan kekebalan terhadap hama, 5 kompatibel digabung dengan menggunakan cara pengendalian yang lain, 6 menghasilkan produk pertanian
yang sehat karena bebas residu pestisida kimia. Namun, pestisida nabati juga memiliki beberapa kekurangan bagi petani yaitu 1 daya kerja dari pestisida
nabati yang cenderung lambat, 2 tidak membunuh sasaran hama secara langsung, 3 tidak tahan terhadap sinar matahari, 4 kurang praktis, 5 tidak
tahan disimpan dalam jangka waktu yang lama, 6 terkadang dalam penggunaannya pestisida nabati harus disemprotkan berulang-ulang sehingga
kurang efisien dan praktis.
5.2.7 Tumbuhan penghasil pakan ternak
Bahan pakan bahan makanan ternak merupakan segala sesuatu yang dapat diberikan kepada ternak baik berupa bahan organik maupun anorganik yang
sebagian atau seluruhnya dapat dicerna tanpa mengganggu kesehatan ternak. Berdasarkan hasil analisis vegetasi, ditemukan 6 spesies penghasil pakan ternak
yaitu kopian Glochidion macrocarpum, gebut Aneilema nodiflorum, corok bathok Bidens pilosa, codo Elaeagnus latifolia, tebu sawur Polygonum
chinense, dan kacang-kacangan Clitoria ternatea. Contoh tumbuhan yang berpotensi sebagai pakan ternak tersaji pada Gambar 12.
a b
Gambar 12 Contoh spesies tumbuhan penghasil pakan ternak : a gebut Aneilema nodiflorum, b kopian Glochidion macrocarpum.
5.2.8 Tumbuhan hias
Hasil dari analisis vegetasi ditemukan spesies tumbuhan yang berpotensi untuk tumbuhan hias yaitu kacang-kacangan Clitoria ternatea. Tumbuhan ini
merupakan terna menahun yang membelit ke kiri, pada pangkalnya sering berkayu. Spesies ini memiliki bunga yang berwarna biru nila sehingga sangat
bagus jika dijadikan sebagai tumbuhan hias. Spesies lain yang juga berpotensi sebagai tumbuhan hias adalah anggrek Macodes sp, sebra Rubus fraxinifolius
dan corok bathok Bidens pilosa. Contoh tumbuhan yang berpotensi sebagai tumbuhan hias tersaji pada Gambar 13.
a b
Gambar 13 Contoh spesies tumbuhan hias : a Anggrek Macodes sp., b Sebra Rubus fraxinifolius.
5.2.9 Tumbuhan penghasil kayu bakar
Hasil analisis vegetasi ditemukan spesies yang berguna sebagai penghasil kayu bakar yaitu Trema orientalis anggrung. Tumbuhan ini merupakan pohon
yang dapat tumbuh dengan cepat. Kayu yang dihasilkan dari spesies ini memiliki sifat yang tidak terlalu awet dan ringan. Oleh karena itu, kayu tersebut sering
dicampur dengan kayu dari spesies pohon yang lain untuk digunakan sebagai kayu bakar. Selain anggrung Trema orientalis, tumbuhan penghasil kayu bakar
lainnya adalah codo Elaeagnus latifolia. Tumbuhan ini merupakan semak kecil memanjat dengan daun berbentuk lanset. Spesies ini mempunyai kayu yang
berwarna kuning dan kayunya cukup keras sehingga dapat digunakan sebagai bahan bakar kayu bakar. Salah satu contoh tumbuhan penghasil kayu bakar
sebagaimana tersaji pada Gambar 14.
Gambar 14 Codo Elaeagnus latifolia.
5.3 Rekomendasi Kepada Pengelola Tahura R. Soerjo