37 pendidikan dan ketrampilan lainnya, tenaga pendidik tidak akan dapat
melaksanakan tugasnya secara profesional ”.
5. Kompetensi Profesional Tenaga pendidik
Kata “profesional” erat kaitannya dengan kata “profesi”. Menurut
Wirawan, 2002:9,
profesi adalah
pekerjaan yang
untuk melaksanakannya memerlukan persyaratan tertentu.
Sesuai PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasioanal Pendidikan pasal 28 3 yang mengacu kepada Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 14 tahun 2005 pada pasal 9 dan 10 1 menyatakan bahwa kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang
tenaga pendidik sebagai agen pembelajaran adalah sebagai berikut: a.
Kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta
didik meliputi pemahaman
terhadap peserta
didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar,
dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai kompetensi yang dimilikinya.
b. Kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang mantap,
stabil, dewasa, arif dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia.
c. Kompetensi profesional adalah kemampuan penguasaan materi
pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkannya membimbing peserta didik memenuhi standar kompetensi yang
ditetapkan.
38 d.
Kompetensi sosial adalah kemampuan pendidik sebagai bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan
peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tuawali peserta didik, dan masyarakat sekitar.
Tanpa mengabaikan
kompetensi yang lainnya, kompetensi profesional merupakan kompetensi yang harus dimiliki oleh tenaga
pendidik yang profesional. Kompetensi tersebut harus dikembangkan dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran di sekolah.
Menurut Suharsimi Arikunto, 1993: 239 menjelaskan bahwa kompetensi profesional berarti
“Tenaga pendidik harus memiliki pengetahuan yang luas serta dalam tentang subject matter bidang studi
yang akan diajarkan, serta penguasaan metodologi dalam arti memiliki pengetahuan konsep teoritik, mampu memilih metode yang tepat, serta
mampu menggunakan dalam proses belajar mengaja r”.
6. Peran Kompetensi dalam Undang-undang Guru dan dosen