Motivasi Diri Lansia Perasaan dan Emosi Lansia

berdampak terhadap penurunan fungsi organ tubuh pada lansia. Makanan disajikan pada lansia hendaknya pada waktu yang teratur dan porsi. Jadwal makan yang teratur akan berdampak pada fungsi tubuh dan organ dalam kondisi yang tetap baik, karena energi yang dibutuhkan untuk kebutuhan fungsinya selalu tersedia tidak sempat mengalami kekurangan atau kelebihan energi. Ketidakteraturan lansia dalam mengonsumsi makanan yang disediakan, karena pada saat yang bersamaan sedang berolahraga, berbincang dengan teman atau membersihkan pekarangan dan pada sebahagian lansia ada yang bercocok tanam pada lahan yang disediakan oleh pihak panti. Sehingga keinginan untuk mengonsumsi makanan ditunda hingga selesai kegiatan tersebut. Kesesuaian jumlah asupan makanan yang diperoleh dari makanan, jadwal makan yang teratur dan jenis menu makanan yang sesuai dengan keadaan lansia pada umumnya, tentu akan menghasilkan ketersediaan energi bagi aktifitas dan perbaikkan sel tubuh.

5.2. Motivasi Diri Lansia

Motivasi diri merupakan dorongan yang muncul dari dalam diri seseorang. Motivasi diri merupakan dapat mencakup sebagai penggerak, keinginan, rangsangan, hasrat, pembangkit tenaga, alasan dan dorongan dari dalam diri manusia yang menyebabkan melakukan sesuatu Sunaryo, 2004. Penelitian ini mendapatkan bahwa motivasi diri lansia sebanyak 49 lansia atau 51 menyatakan tidak baik. Motivasi diri yang tidak baik akan berpengaruh Universitas Sumatera Utara terhadap keinginan dan kemampuan dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Keinginan dan kemampuan tersebut seperti berkumpul dan berkomunikasi dengan lansia lain, mengonsumsi makanan ataupun melakukan kegiatan harian lain seperti mandi dan olahraga. Motivasi diri yang tidak baik dapat dipengaruhi oleh faktor dari dalam dan luar diri lansia. Faktor dari dalam diri seperti kepribadian, sikap, pengalaman dan pendidikan, atau dapat juga berupa harapan dan cita-cita untuk mencapai masa depan Sunaryo, 2004. Motivasi diri lansia dalam mengonsumsi makanan yang disediakan dapat juga disebabkan pola rotasi menu yang tetap selama seminggu. Apabila lansia tidak suka terhadap salahsatu menu pada hari tertentu, maka pada minggu selanjutnya akan sama sehingga motivasi diri untuk mengonsumsi makanan akan menurun atau hilang sama sekali. Selain pola penyediaan dan rotasi menu yang tetap selama seminggu, tempat makan yang disediakan, situasi dan kondisi pada saat makan juga berpengaruh.

5.3. Perasaan dan Emosi Lansia

Perasaan dan emosi merupakan manifestasi dari banyak komponen dan biasanya berlangsung tidak lama dan disertai dengan gejala fisiologik. Gejala fisiologik yang menyertai perasaan dan emosi dapat terlihat seperti menarik diri, diam, marah dan tidak kooperatif atau bekerjasama dengan yang lain Sunaryo, 2004. Hasil penelitian memperlihatkan lansia dengan perasaan dan emosi yang tidak baik sebesar 58,30. Perasaan dan emosi lansia pada dasarnya sama dengan dengan tahapan kehidupan lainnya, baik tahap remaja maupun dewasa. Hal tersebut dapat Universitas Sumatera Utara dipengaruhi oleh struktur kepribadian, kemampuan beradaptasi dengan masalah koping dan lingkungan. Perasaan dan emosi dapat membuat individu berperilaku positif dan perilaku negatif, seperti bahagia, senang atau sebaliknya seperti sedih, marah bahkan ada yang sampai menyiksa diri dengan tidak mau makan dan minum dengan berdiam diri di kamar Sunaryo, 2004.

5.4. Dukungan Keluarga