Hubungan Dukungan Keluarga dengan Pola Makan Lansia. Pengaruh Motivasi Diri, Perasaan dan Emosi serta Dukungan Keluarga terhadap Pola Makan Lansia.

4.8. Hubungan Perasaan dan Emosi dengan Pola Makan Lansia

Untuk melihat hubungan perasaan dan emosi dengan pola makan lansia dapat dilihat pada Tabel 4.14. Tabel 4.14. Hubungan Perasaan dan Emosi dengan Pola Makan Lansia di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia Binjai Perasaan dan Emosi Pola Makan Lansia Nilai p Sesuai Tidak Sesuai Total n n n Baik 27 79,41 13 20,97 40 100 0,000 Tidak Baik 7 20,59 49 79,03 56 100 Pada Tabel 4.14. menunjukkan dari hasil analisis variabel perasaan dan emosi dengan pola makan lansia ada 13 orang 20,97 dengan perasaan dan emosi yang baik namun pola makannya tidak sesuai. Akan tetapi ada 7 orang 20,59 dengan perasaan dan emosi tidak baik dengan pola makan sesuai. Hasil uji Chi Square diperoleh nilai p=0,000 0,05, maka disimpulkan ada perbedaan proporsi pola makan dengan perasaan dan emosi baik dan tidak baik. Hal ini berarti terdapat hubungan signifikan antara perasaan dan emosi dengan pola makan lansia.

4.9. Hubungan Dukungan Keluarga dengan Pola Makan Lansia.

Untuk melihat hubungan dukungan keluarga dengan pola makan lansia dapat dilihat pada tabel 4.15. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.15. Hubungan Dukungan Keluarga dengan Pola Makan Lansia di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia Binjai Dukungan Keluarga Pola Makan Lansia Total Nilai p Sesuai Tidak Sesuai n n n Baik 26 76,47 16 25,81 42 100 0,000 Tidak Baik 8 23,53 46 74,19 54 100 Pada tabel 4.15. menunjukkan dari hasil analisis variabel dukungan keluargadengan pola makan lansia ada 16 orang 25,81 dengan dukungan keluarga yang baik namun pola makannya tidak sesuai. Akan tetapi ada 8 orang 20,59 dengan dukungan keluarga tidak baik dengan pola makan sesuai. Hasil uji Chi Square diperoleh nilai p=0,000 0,05, maka disimpulkan ada perbedaan proporsi pola makan dengan dukungan keluarga yang baik dan tidak baik. Hal ini berarti terdapat hubungan signifikan antara dukungan keluarga dengan pola makan lansia.

4.10. Pengaruh Motivasi Diri, Perasaan dan Emosi serta Dukungan Keluarga terhadap Pola Makan Lansia.

Berdasarkan hasil dari analisis bivariat menunjukkan bahwa seluruh variabel penelitian dapat dilanjutkan ke analisis multivariat oleh karena nilai pada uji Chi square menunjukkan nilai p0,05 yaitu variabel motivasi diri, perasaan dan emosi serta dukungan keluarga. Artinya dapat dilanjutkan dengan uji multivariat. Analisis multivariat merupakan analisis untuk mengidentifikasi variabel independen motivasi diri, perasaan dan emosi serta dukungan keluarga terhadap variabel dependen pola makan lansia serta mengetahui variabel dominan yang memengaruhi. Berdasarkan Universitas Sumatera Utara hasil analisis multivariat diperoleh bahwa motivasi diri, perasaan dan emosi serta dukungan keluarga berpengaruh terhadap pola makan lansia. Untuk melihat pengaruh motivasi diri, perasaan dan emosi serta dukungan keluarga terhadap pola makan lansia di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia Binjai dapat dilihat pada tabel 4.16. berikut : Tabel 4.16. Hasil Uji Regresi Linier Berganda Pengaruh Motivasi Diri, Perasaan dan Emosi serta Dukungan Kelaurga terhadap Pola Makan Lansia di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia Binjai Variabel Nilai B Nilai exp B Nilai p Nilai CI 95 Motivasi Diri 2,370 10,386 ,001 2,531 – 45,187 Perasaan dan Emosi 1,784 8,098 ,004 1,743 – 20,347 Dukungan Keluarga 1,322 4,392 ,036 1,089 – 12,907 Constanta -7,266 0,001 ,000 Berdasarkan tabel 4.16. diketahui bahwa pengujian terhadap hipotesis yang menyatakan bahwa faktor motivasi diri, perasaan dan emosi serta dukungan keluarga terhadap pola makan lansia di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia Binjai dengan uji regresi logistik ganda dengan nilai signifikan pada variabel motivasi diri dengan nilai sig. p=0,001 p0,05, variabel perasaan dan emosi dengan nilai sig. p=0,004 p0,05 dan variabel dukungan keluarga dengan nilai sig. p=0,036 p0,05. Hasil analisis uji regresi linier ganda menunjukkan bahwa variabel yang paling dominan memengaruhi pola makan lansia di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia Binjai pada motivasi diri yaitu didapati nilai koefisien regresi exp B 10,386. Hal ini Universitas Sumatera Utara menunjukkan variabel tersebut memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pola makan lansia di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia Binjai. Variabel perasaan dan emosi didapati nilai koefisien regresi exp B sebesar 8,098 dan dukungan keluarga didapati nilai koefisien regresi exp B sebesar 4,392 serta bernilai positif menunjukkan bahwa variabel tersebut mempunyai pengaruh yang searah positif terhadap pola makan lansia. Jadi dapat diartikan secara teoritis bahwa pola makan lansia di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia Binjai akan tidak baik, apabila terjadi perubahan yang signifikan perasaan dan emosi serta dukungan keluarga kepada lansia. Berdasarkan hasil analisis regresi logistik ganda, variabel motivasi diri diperoleh nilai Exp B atau Odds Ratio OR sebesar 10,386 pada Confidence Interval 95 yaitu antara 2,531 sampai 45,187. Sehingga dapat disimpulkan bahwa motivasi diri lansia yang baik mempunyai kemungkinan 10,386 kali akan meningkatkan pola makan lansia dibandingkan pada motiasi diri yang tidak baik. Variabel perasaan dan emosi diperoleh nilai Exp B atau Odss Ratio OR sebesar 8,098 pada Confidence Interval 95 yaitu antara 1,743 sampai 20,347, sehingga dapat disimpulkan bahwa lansia dengan perasaan dan emosi yang tidak baik mempunyai kemungkinan 8,098 kali akan dapat menurunkan pola makan dibandingkan dengan yang baik. Pada variabel Dukungan Keluarga, berdasarkan hasil analisis regresi logistik ganda diperoleh nilai Exp B atau Odds Ratio OR sebesar 4,392 pada Confidence Interval 95 yaitu 1,089 sampai 12,907, sehingga dapat disimpulkan bahwa lansia Universitas Sumatera Utara dengan dukungan keluarga yang baik mempunyai kemungkinan 4,392 kali dapat meningkatkan pola makan dibandingkan dengan yang tidak baik. Dari hasil analisis regresi logistik ganda tersebut dapat ditentukan model persamaan regresi logistik ganda yang dapat menafsirkan pengaruh motivasi diri, perasaan dan emosi serta dukungan keluarga adalah sebagai berikut : 1 f Z = 1 + e –-7,266 +2,370 x1 +1,784 x2 + 1,322x3 fZ = Nilai Probabilitas α = Konstanta -7,266 ß 1 - ß 3 χ = Koefisien regresi 1 χ = Motivasi diri 2,370 2 χ = Perasaan dan emosi 1,784 3 e = Error tingkat kesalahan = Dukungan keluarga 1,322 Universitas Sumatera Utara

BAB 5 PEMBAHASAN

5.1. Pola Makan Lansia Di UPT Pelayanan Lanjut Usia Binjai

Dalam penelitian ini, pola makan lansia didasarkan pada jumlah asupan makanan, jadwal makan dan jenis menu makanan yang dikonsumsi oleh lansia, selama 3 tiga hari berturut-turut diukur dengan metode penimbangan kemudian dibandingkan dengan aplikasi nutrisurvey berdasarkan berat badan, tinggi badan dan umur responden. Berdasarkan penelitian didapatkan hasil sebanyak 64,60 lansia dengan kategori pola makan tidak sesuai. Hal tersebut disebabkan jumlah asupan makanan lansia tidak sesuai dengan asupan makanan yang dianjurkan, dimana makanan yang disediakan tidak habis dan menyisakan banyak makanan khususnya nasi. Hal ini menunjukkan bahwa kebutuhan sumber energi yang salah satunya bersumber dari karbohidrat berasal dari nasi tidak terpenuhi yang seharusnya diperoleh sebesar 50- 55 dari total sumber energi. Asupan makanan merupakan faktor penting dalam menjaga kesehatan fisik dan aktifitas bagi setiap individu khususnya lansia dalam penyediaan sumber energi. Hasil pengukuran pada penelitian apabila dirata–ratakan, jumlah energi lansia hanya sebesar 1515,76 kkal, sementara kebutuhan energi rata-rata bagi lansia sebesar 1564,3 kkal per hari, terlihat ada selisih sebesar 59,46 kkal dari jumlah energi yang seharusnya. Hal tersebut jika berlangsung lama beresiko terhadap kekurangan gizi Universitas Sumatera Utara