akan memengaruhi status gizinya dan menyebabkan timbulnya penyakit atau memperparah penyakit yang telah dideritanya.
Dari hasil uji regresi logistik ganda didapati bahwa variabel motivasi diri mempunyai hubungan yang signifikan dengan pola makan lansia yaitu sebesar p =
0,000. Hal ini mengindikasikan bahwa semakin baik motivasi diri lansia untuk mengonsumsi makanan yang tersedia, maka semakin besar kemungkinan lansia untuk
mempunyai pola makan yang sesuai dan baik. Lansia yang memiliki motivasi diri yang baik terwujud dalam pola makannya
seperti jumlah asupan makanan mencukupi, jadwal makan sesuai dengan yang dianjurkan bagi lansia dan jenis menu makanan disediakan sesuai dengan kondisi
dan keadaan lansia. Motivasi diri merupakan bagian dari psikologi individu yaitu dorongan untuk melakukan kegiatan karena ketahuan atau keingintahuannya.
Sehingga semakin baik motivasi dirinya maka semakin baik pula tindakan atau perilaku seseorang seperti pola makan yang baik.
Artinya seorang lansia akan mengonsumsi makanan karena ada dorongan keinginan dari dalam dirinya untuk mengonsumsi makanan akibat dari respon
psikologisnya. Keinginan atau motivasi lansia untuk mengonsumsi makanan yang disediakan hendaknya karena keinginan agar dapat menjaga kesehatan, melakukan
aktivitas sehari – hari atau demi kelangsungan hidupnya.
5.6. Pengaruh Perasaan dan Emosi terhadap Pola Makan Lansia
Universitas Sumatera Utara
Perasaan dan emosi merupakan keadaan kejiwaan lansia seperti sedih atau
senang, sehingga berpengaruh terhadap keinginan untuk mengonsumsi makanan yang tersedia. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa lansia dengan pola makan yang
sesuai sebanyak 79,41 lansia yang menyatakan bahwa apabila perasaan dan emosi memengaruhi keinginan mengkonsumsi makanan yang disediakan pihak panti.
Hal ini menunjukkan bahwa perasaan dan emosi berpengaruh terhadap keinginan individu mengkonsumsi makanan yang disediakan, sehingga akan
berdampak pada kecukupan jumlah asupan makanan, akhirnya akan mengakibatkan status gizi kurang atau gizi buruk pada lansia.
Perasaan dan emosi lansia terhadap pola makan didasarkan pada faktor perasaan senang, bahagia, sedih atau marah sehingga akan mempengaruhi pola
makannya. Keadaan tersebut muncul karena warga binaan UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia Binjai merupakan individu yang memiliki latar belakang yang berbeda-
beda seperti latar belakang suku, pendidikan, pekerjaan, sosial dan lain – lain. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Sunaryo 2004, faktor yang mempengaruhi
timbulnya perasaan dan emosi adalah keadaan jasmani atau fisik individu, struktur kepribadian yang mempengaruhi individu dalam mengalami suatu perasan serta
keadaan temporer atau bergantung pada suasana hati individu. Sunaryo 2004 menyatakan keadaan jasmani atau fisik individu dapat
dicontohkan, perasaan individu yang sedang sakit akan lebih sensitif daripada individu yang sehat. Sedangkan struktur kepribadian yang dapat mempengaruhi
perasaan, dicontohkan individu yang tertutup memiliki perasaan lebih sensitif dari
Universitas Sumatera Utara
pada individu yang terbuka. Keadaan temporer maksudnya adalah keadaan suasana hati individu tersebut seperti individu yang sedang sedih lebih peka dibandingkan
dengan individu yang normal. Perasaan dan emosi adalah manifestasi afek yang keluar dan disertai banyak
komponen fisiologik dari dalam diri dan biasanya berlangsung tidak tidak lama Maramis, 1990. Bimo W 1989 dalam Sunaryo 2004 menyatakan emosi adalah
suatu keadaan perasaan yang telah melampaui batas sehingga untuk mengadakan hubungan dengan sekitarnya mungkin terganggu. Hal ini tentunya sesuai dengan
lansia yang berada di panti, karena jauh dari anggota keluarga yang diharapkan masih terjalinya rasa kasih sayang satu sama lain.
Hasil uji regresi logistik ganda menunjukkan variabel perasaan dan emosi
mempunyai hubungan yang signifikan dengan pola makan lansia sebesar p=0,000, artinya perasaan dan emosi lansia memiliki indikasi bahwa semakin baik perasaan
dan emosi, maka semakin baik pula kemungkinan lansia untuk mempunyai pola makan yang sesuai dengan anjuran.
Perasaan dan emosi umumnya didasarkan
pada keadaan perasaan dan emosi sehari dengan lingkungan sekitar seperti senang mendapat kabar dari anggota
keluarga atau mendapat hadiah dari sahabat dekatnya, marah dan sedih karena sedang tidak berbicara dengan teman satu wisma karena sesuatu hal. Sehingga akan
mempengaruhi pola makan lansia dalam mengkonsumsi makanan yang disediakan oleh pihak panti karena suasana hati yang tidak baik.
Universitas Sumatera Utara
5.7. Pengaruh Dukungan Keluarga terhadap Pola Makan Lansia