Variabel dan Definisi Operasional Metode Analisis Data

2. Jika nilai r hitung r tabel 0,361, maka dinyatakan tidak valid. Sedangkan reliabilitas data diukur dengan menggunakan metode Cronbachs Alpha, dengan ketentuan: 1. 2. Jika nilai r hitung r tabel 0,60, maka dinyatakan valid Jika nilai r hitung r tabel 0,60, maka dinyatakan tidak valid.

3.5. Variabel dan Definisi Operasional

Hasil uji validitas dan reliabiltas yang dilakukan pada semua pertanyaan dinyatakan valid dengan nilai validitas 0,361 yaitu pada motivasi diri dengan nilai rata-rata 4.66, perasaan dan emosi dengan nilai rata-rata 4.70 serta dukungan keluarga dengan nilai 4,80. Sementara nilai reliabiltas pada semua pertanyaan dinyatakan valid dengan nilai 0.60 yaitu pada motivasi diri dengan nilai rata-rata 7.66, perasaan dan emosi dengan nilai rata-rata 0.750 serta dukungan keluarga dengan nilai rata-rata 0.763. sehingga pertanyaan dinyatakan valid dan reliable untuk digunakan sebagai kuesioner penelitian. 1. 2. Pola makan lansia adalah konsumsi makanan sehari-hari lansia yang dapat dilihat berdasarkan jumlah asupan makanan yaitu banyaknya makanan yang dikonsumsi lansia selisih antara berat makanan sebelum dan setelah dikonsumsi, jadwal makan yaitu jam makan lansia pagi, siang dan malam serta jenis atau menu makanan yaitu komponen hidangan seperti nasi, sayur, lauk maupun buah. Motivasi diri adalah dorongan yang muncul dari dalam diri lansia untuk mengkonsumsi makanan yang tersedia untuk menjaga kesehatan dan kecukupan Universitas Sumatera Utara energi sehari-hari. 3. 4. Dukungan keluarga adalah bentuk bantuan ataupun dorongan dari keluarga dalam mendukung lansia untuk mengkonsumsi makanan yang disediakan. Perasaan dan emosi adalah keadaan kejiwaan lansia seperti sedih atau senang sehingga berpengaruh terhadap keinginan untuk mengkonsumsi makanan yang tersedia. 3.6. Metode Pengukuran 3.6.1. Pengukuran Variabel Dependen Variabel dependen yaitu pola makan lansia meliputi jumlah asupan makanan, jadwal makanan dan jenis menu makanan yang dikonsumsi lansia. Maryam 2008 menyatakan jumlah kebutuhan energi lansia per hari disesuaikan dengan berat badan dan aktifitas fisik. Dalam keadaan normal lansia pria membutuhkan energi sebesar 55 kkalkg dan lansia wanita membutuhkan energi sebesar 32-34 kkalkg. Pengukuran jumlah asupan makanan yang dikonsumsi oleh responden diukur dengan metode food weighing menimbang makanan yaitu makanan yang disediakan oleh panti, dikonsumsi oleh lansia dicatat dan ditimbang sebelum makanan tersebut dikonsumsi, kemudian setelah selesai sisa dari makanan yang dikonsumsi ditimbang kembali selama 3 hari berturut – turut kemudian dibandingkan dengan kebutuhan energi perhari masing – masing lansia dengan standar yang digunakan. Untuk melihat Universitas Sumatera Utara jumlah energi yang dikonsumsi lansia, peneliti mempergunakan aplikasi nutrisurvey dan dikategorikan menjadi : 1. Sesuai, jika jumlah makanan yang dikonsumsi sesuai dengan kebutuhan lansia untuk beraktifitas sehari sebesar 32-55 kkalkg 2. Tidak sesuai, jika jumlah makanan yang dikonsumsi kurang dari kebutuhan. Pengukuran jenis menu makanan yang dikonsumsi berdasarkan menu makanan yang disediakan oleh panti kemudian disesuaikan pada jenis makanan yang dianjurkan khusus bagi lansia dengan kategori : 1. Sesuai, jika responden mengkonsumsi makanan sesuai dengan jenis menu makanan yang dianjurkan bagi lansia, meliputi sumber karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan air serta selingan siang, sore dan selingan malam. 2. Tidak sesuai, jika responden mengkonsumsi jenis menu makanan tidak sesuai jenis makanan yang dianjurkan bagi lansia. Menu seimbang bagi lansia merupakan susunan makanan yang mengandung cukup semua unsur zat gizi dibutuhkan lansia. Pedoman untuk makanan bagi lansia adalah makan makanan yang beraneka ragam dan mengandung zat gizi yang cukup, makanan mudah dicerna dan dikunyah, sumber protein yang berkualitas seperti susu, telur, daging dan ikan. Penurunan yang terjadi pada lansia mengakibatkan kebutuhan menu seimbang sangat penting, menu seimbang tersebut didapat melalui mengonsumsi sumber karbohidrat kompleks, makanan sumber lemak harus berasal dari lemak nabati, mengonsumsi makanan sumber zat besi seperti bayam, kacang- kacangan dan sayuran hijau dan pada lansia minum air putih 6-8 gelas sehari karena Universitas Sumatera Utara kebutuhan cairan meningkat dan untuk memperlancar proses metabolisme serta makanan sehari disajikan dalam keadaan hangat, segar dan porsi kecil Maryam, 2008. Kecukupan konsumsi makanan yang berasal dari menu makanan yang seimbang akan berdampak terhadap kesehatan dan produktifitasnya, seperti melakukan sosialisasi dengan warga yang lain ataupun kegiatan menyapu dan lain- lain. Pengukuran jadwal makan berdasarkan pada jadwal konsumsi makanan yang sebaiknya bagi lansia untuk memenuhi kebutuhan sumber energi, yaitu makan pagi pukul 07.00 wib, makan siang pukul 12.00 wib dan makan malam 18.30 wib serta jadwal makan minum selingan pukul 05.00 wib, pukul 10.30 wib, pukul 15.00 wib dan malam sebelum tidur. Sehingga kategori jadwal makan responden adalah : 1. Sesuai, jika responden mengikuti jadwal makan yakni pagi pukul pagi pukul 07.00 wib, makan siang pukul 12.00 wib dan makan malam 18.30 wib serta jadwal makanan selingan yang ditentukan. 2. Tidak sesuai, jika responden mempunyai jadwal makan yang salah satu diantaranya tidak sesuai dengan ketentuan. Maryam 2008 menyatakan bahwa menu yang disusun untuk makanan sehari bagi lansia disajikan dengan frekuensi 7-8 kali, terbagi atas 3 kali makanan utama pagi, siang dan malam serta 3-4 kali makanan selingan. Sebagai contoh pukul 05.00 selingan minum susu jus, pukul 07.00 makanan utama makan pagi, pukul 09.30 makan minum selingan, pukul 12.00 makanan utama makan siang, pukul 15.00 Universitas Sumatera Utara makan minum selingan, pukul 18.30 makanan utama makan malam dan sebelum tidur makan minum selingan. Selanjutnya berdasarkan jumlah asupan makanan, jadwal makan dan jenis menu makanan, variabel pola makan dapat dikategorikan sebagai berikut : 1. Sesuai, jika semua semua komponen pola makan sesuai seperti jumlah asupan makanan sesuai dengan kebutuhan, jadwal makan sesuai dengan jadwal makan yang dianjurlan dan jenis menu makanan sesuai dengan keadaan dan kondisi lansia. 2. Tidak sesuai, jika ada salah satu komponen pola makan tidak sesuai, yaitu salahsatu dari jumlah asupan makanan, jadwal makan dan jenis menu makanan.

3.6.2. Pengukuran Variabel Independen

1. Variabel motivasi diri, menggunakan skala ordinal didasarkan pada 8 pertanyaan dengan alternatif jawaban yaitu ya diberi skor 1 dan tidak diberi skor 0. 1. Jumlah kumulatif dari variabel motivasi diri berada pada rentang skor 0-8 yang kemudian dikategorikan menjadi dua kategori. Alasan pembagian dua kategori ini didasarkan pada nilai median dari rentang total skor tersebut Anwar, 2004, yang mana kedua kategori tersebut terdiri dari: 2. Tidak baik, jika responden memperoleh nilai ≤4 Baik, jika responden memperoleh nilai ≥4 2. Variabel perasaan dan emosi, menggunakan skala ordinal didasarkan pada 8 pertanyaan dengan alternatif jawaban: ya, diberi nilai 1, dan tidak, diberi Universitas Sumatera Utara nilai 0. Jumlah kumulatif dari variabel perasaan dan emosi berada pada rentang skor 0-8 yang kemudian dikategorikan menjadi dua kategori. Alasan pembagian dua kategori ini didasarkan pada nilai median dari rentang total skor tersebut Anwar, 2004, yang mana kedua kategori tersebut terdiri dari 1. 2. Baik, jika responden memperoleh nilai ≥4 3. Variabel dukungan keluarga, menggunakan skala ordinal didasarkan pada 8 pertanyaan dengan alternatif jawaban ya diberi nilai 1 dan tidak diberi nilai 0. Jumlah kumulatif dari variabel dukungan keluarga berada pada rentang skor 0-8 yang kemudian dikategorikan menjadi dua kategori. Alasan pembagian dua kategori ini didasarkan pada nilai median dari rentang Tidak baik, jika responden memperoleh nilai ≤4 total 1. skor tersebut Anwar, 2004, yang mana kedua kategori tersebut terdiri dari: 2. Baik, jika memperoleh nilai ≥4

3.7. Metode Analisis Data

Tidak baik, jika memperoleh nilai ≤4 Analisis data dalam penelitian ini mencakup: a. Analisis univariat, yaitu analisis dari variabel penelitian dengan mendistribusi frekuensi berdasarkan persentase untuk masing-masing variabel yaitu karakteristik lansia, pola makan terdiri dari jumlah asupan makanan, menu jenis makanan dan jadwal makan, variabel motivasi diri, perasaan dan emosi serta dukungan keluarga. Universitas Sumatera Utara b. Analisis bivariat, yaitu analisis untuk melihat perbedaan proporsi variabel independen dengan dependen, kemudian dilihat hubungan antar kedua variabel dengan menggunakan uji Chi Square dengan ketentuan jika nilai expected count 25, dan jika nilai expected count 25 digunakan uji Fishers Exact Test pada taraf kepercayaan 95 a=0,05. c. Analisis multivariat, yaitu analisis untuk melihat pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen dengan menggunakan statistik nonparametrik yaitu uji regresi logistik ganda metode enter dengan syarat variabel pada analisis bivariat mempunyai nilai signifikansi p0,25, dan pengaruh variabel independen terhadap dependen dilihat dari nilai signifikansi kepercayaan 95 α=0,05. Menurut Nursalam 2008, persamaan regresi logistic ganda digunakan apabila variabel independen lebih dari satu variabel berskala ordinal dan variabel dependen yang berskala ordinal, variabel bebas mempunyai nilai p 0,05 dalam uji hubungan dengan variabel terikat dengan metode crosstab atau chi square dan nilai uji bivariate dengan p ≤0,25. Uji regresi logistic ganda dikatakan berpengaruh apabila nilai p value 0,05, sehingga dapat disimpulkan Ho ditolak artinya ada pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Persamaan regresi logistik ganda yang digunakan adalah sebagai berikut : 1 f Z = 1 + e – β + b1x1 +b2x2 + b3x3 fZ = Probabilitas Pola Makan Lansia Universitas Sumatera Utara α = Konstanta ß 1 - ß 4 X = Koefisien regresi 1 X = Motivasi Diri 2 X 3 = Dukungan Keluarga = Perasaan dan Emosi e = Error tingkat kesalahan Universitas Sumatera Utara

BAB 4 HASIL PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia Balita Binjai dibangun pada tahun 1980, berlokasi di jalan Perintis Kemerdekaan Desa Cengkeh Turi Kecamatan Binjai Utara Kota Binjai bernama UPT Pelayanan Lanjut Usia dan Anak Balita wilayah Binjai dan Medan, dibawah naungan Dinas Kesejahteraan dan Sosial Propinsi Sumatera Utara. UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia Binjai mempunyai luas tanah 2.409 m 2 Tugas pokok UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia Binjai adalah mempersiapkan lansia menjadi manusia yang sadar akan tanggung jawab sehingga berdaya guna sebagai anggota masyarakat maupun warga negara yang layak, mengembangkan konsultasi, pengungkapan dan pemahaman masalah serta penyusunan rencana pelayanan rehabilitas terhadap lansia, melaksanakan penampungan, pengasramaan, perawatan dan penyediaan bahan pangan bagi lansia serta melaksanakan pembinaan fisik, mental dan sosial secara individu dan kelompok bagi lansia. dengan bangunan diatasnya terdiri dari wisma tempat tinggal sebanyak 20 buah, kantor, dapur, poliklinik, mesjid, perumahan pegawai pengasuh, jalan lingkar kompleks dan taman. Pembinaan terhadap warga binaan dilakukan oleh Pegawai Negeri Sipil PNS dan tenaga honor pada pramu kantor, pramu werdah, tukang masak, tukang kebun dan satpam. Adapun struktur organisasi di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia Binjai dapat dilihat pada gambar berikut : Prinsip – prinsip pelayanan sosial bagi lansia yaitu pelayanan bagi klien, keluarga dan masyarakat. Kegiatan yang dilaksanakan di UPT Pelayanan Sosial Universitas Sumatera Utara