Sengketa Dispute Settlement Body DSB. Apabila suatu tindakan sementara mempunyai dampak berarti dan anggota yang meminta konsultasi
mempertimbangkan bahwa tindakan yang diambil itu berlawanan dengan ketentuan mengenai tindakan sementara, maka anggota juga boleh merujuk
masalah yang demikian kepada DSB.
73
Tindakan antidumping yang dilakukan berdasarkan ketentuan antidumping dalam GATT-WTO sebagaimana yang diuraikan di atas merupakan upaya untuk
melindungi industri dalam negeri dari praktik dumping dan harus dilakukan secara adil dan proporsional sehingga dapat mengakomodir kepentingan masyarakat dan
dunia usaha.
D. Jenis – Jenis Dumping dalam Praktik Perdagangan Internasional
Para ahli ekonomi pada umumnya mengklasifikasikan dumping dalam tiga kategori, yaitu dumping yang bersifat sporadis sporadic dumping, dumping yang
bersifat menetap persistent dumping dan dumping yang bersifat merusak predatory dumping. Di samping itu, dalam perkembangannya, muncul istilah
diversinary dumping dan downstream dumping. Kelima jenis dumping tersebut masing-masing akan diuraikan sebagai berikut:
74
1. Sporadic Dumping
Sporadic Dumping adalah dumping yang dilakukan dengan menjual barang pada pasar luar negeri pasar ekspor pada jangka waktu yang pendek
dengan harga di bawah harga dalam negeri negara pengekspor atau biaya produksi
73
Ibid., Article 17.4.
74
Sukarmi, op. cit., hlm. 40-42.
barang tersebut. Dumping jenis ini merupakan diskriminasi harga pada waktu tertentu yang dilakukan oleh produsen yang mempunyai keuntungan karena
terjadi over produksi karena perubahan dalam pasar dalam negeri yang tidak terantisipasi atau buruknya perencanaan produksi. Untuk mencegah penumpukan
barang di pasar domestik, produsen menjual kelebihan produksinya tadi kepada pembeli luar negeri dengan harga yang telah direduksi, sehingga harganya
menjadi lebih rendah dari harga di dalam negeri. 2.
Persistent Dumping
Persistent Dumping atau disebut juga diskriminasi harga internasional adalah penjualan barang pada pasar luar negeri dengan harga di bawah harga
domestik atau biaya produksi yang dilakukan secara menetap dan terus menerus yang merupakan kelanjutan dari penjualan barang yang dilakukan sebelumnya.
Penjualan tersebut dilakukan oleh produsen barang yang mempunyai pasar secara monopolistik di dalam negeri dengan maksud untuk memaksimalkan total
keuntungannya dengan menjual barang tersebut dengan harga yang lebih tinggi dalam pasar domestiknya. Dumping jenis ini biasanya terjadi karena perbedaan
keadaan pasar di negara importir dan negara eksportir. 3.
Predatory Dumping
Predatory Dumping terjadi apabila perusahaan untuk sementara waktu membuat diskriminasi harga tertentu sehubungan dengan adanya para pembeli
asing. Diskriminasi ini untuk menghilangkan pesaing-pesaingnya dan kemudian menaikkan lagi harga barangnya setelah persaingan tidak ada lagi. Predatory
Dumping adalah dumping yang paling buruk, karena dumping ini dipraktikkan hanya untuk tujuan merebut keuntungan monopoli dan membatasi perdagangan
untuk jangka waktu yang lama, meskipun hal ini menyebabkan kerugian jangka pendek.
4. Diversinary Dumping
Diversinary Dumping adalah dumping yang dilakukan oleh produsen luar negeri yang menjual barangnya ke dalam pasar negara ketiga dengan harga di
bawah yang adil dan barang tersebut nantinya diproses dan dikapalkan untuk dijual ke pasar negara lain.
5. Downstream Dumping
Downstream Dumping adalah dumping yang dilakukan apabila produsen luar negeri menjual produknya dengan harga di bawah harga normal kepada
produsen yang lain di dalam pasar dalam negerinya dan produk tersebut diproses lebih jauh dan dikapalkan untuk dijual kembali ke pasar negara lain.
Sementara itu Menurut Robert Willig, mantan kepala ahli ekonomi pada divisi Antitrust Departemen Hukum Amerika Serikat, ada lima tipe dumping
berdasarkan tujuan dari eksportir, kekuatan pasar dan struktur pasar impor, yaitu sebagai berikut:
75
75
Yulianto Syahyu, op. cit., hlm. 33-34.
1. Market Ekspansion Dumping
Perusahaan pengekspor bisa meraih untung dengan menetapkan “Mark up” yang lebih rendah di pasar impor karena menghadapi elastisitas
permintaan yang lebih besar selama harga yang ditawarkan rendah. 2.
Cyclical Dumping Motivasi dumping jenis ini muncul dari adanya biaya marginal yang luar
biasa rendah atau tidak jelas, kemungkinan biaya produksi yang menyertai kondisi dari kelebihan kapasitas produksi yang terpisah dari
pembuatan produk terkait. 3.
State Trading Dumping Latar belakang dan motivasinya mungkin sama dengan kategori
dumping lainnya, tapi yang menonjol adalah akuisisi moneternya. 4.
Strategic Dumping Istilah ini diadopsi untuk menggambarkan ekspor yang merugikan
perusahaan saingan di negara pengimpor melalui strategi keseluruhan dari negara pengekspor, baik dengan cara pemotongan harga ekspor
maupun dengan pembatasan masuknya produk yang sama ke pasar negara pengekspor.
5. Predatory Dumping
Istilah ini dipakai pada ekspor dengan harga rendah dengan tujuan mendepak pesaing dari pasaran, dalam rangka memperoleh kekuatan
monopoli di pasar negara pengimpor. Akibat terburuk dari dumping
jenis ini adalah matinya perusahaan-perusahaan yang memproduksi barang sejenis di negara pengimpor.
E. Dampak Praktik Dumping terhadap Negara Importir dan Eksportir