PP No. 34 Tahun 1996 tidak mengatur perlakuan terhadap produsen dalam negeri yang memiliki hubungan keterlibatan dengan eksportir produsen yang
mengekspor barang yang diduga dumping. Sehingga timbul suatu kerancuan apakah mereka juga dapat dikategorikan sebagai industri dalam negeri.
129
Di sisi lain, Antidumping Code 1994 ada menentukan bahwa produsen yang memiliki
hubungan istimewa harus dikecualikan dalam penentuan industri dalam negeri. Dengan kata lain, produsen yang terkait atau memiliki hubungan istimewa dengan
eksportir tidak dapat dikelompokkan ke dalam industri dalam negeri. Produsen dikatakan terkait atau memiliki hubungan istimewa adalah apabila memenuhi
kriteria sebagai berikut:
130
a. Apabila salah satu dari produsen dalam negeri atau eksportir baik
langsung maupun tidak langsung mengendalikan salah satu dari mereka.
b. Keduanya dikendalikan oleh pihak ketiga yang sama.
c. Keduanya bersama-sama mengendalikan pihak ketiga sepanjang
terdapat dasar untuk meyakini atau menduga bahwa akibat dari hubungan tersebut adalah sedemikian rupa, sehingga menyebabkan
produsen dimaksud berperilaku berbeda dengan produsen yang tidak mempunyai hubungan istimewa.
E. Pengenaan Bea Masuk Antidumping Sebagai Tindakan Antidumping
Apabila hasil akhir penyelidikan KADI berhasil membuktikan adanya barang dumping yang menyebabkan kerugian maka KADI akan menyampaikan
129
Yulianto Syahyu, op. cit., hlm. 79.
130
Ibid., hlm. 80.
besarnya margin dumping dan mengusulkan pengenaan Bea Masuk Anti- Dumping BMAD kepada Menteri Perindustrian dan Perdagangan.
131
“Atas dasar hasil akhir penyelidikan Komite yang membuktikan adanya Barang Dumping danatau Barang Mengandung Subsidi yang menyebabkan
Kerugian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat 2, Menteri Perindustrian dan Perdagangan memutuskan besarnya nilai tertentu untuk pengenaan Bea
Masuk Antidumping atau Bea Masuk Imbalan yang besarnya sama dengan atau lebih kecil dari Marjin Dumping danatau Subsidi Neto.”
Selanjutnya, atas dasar usulan KADI, Menteri Perindustrian dan Perdagangan akan menentukan besarnya nilai tertentu untuk pengenaan BMAD. Besarnya nilai
tertentu ini dapat sama dengan margin dumping yang disampaikan oleh KADI atau lebih rendah. Sebagaimana yang diatur dalam Pasal 26 ayat 1 PP No. 34
Tahun 1996 sebagai berikut:
132
Berdasarkan ketentuan tersebut, besarnya margin dumping akan menentukan besarnya bea masuk antidumping BMAD yang akan dikenakan.
Besarnya BMAD tersebut dihitung dari selisih antara nilai normal dengan harga ekspor dari barang dumping margin dumping dibagi dengan harga ekspor
dikalikan 100.
133
131
Peraturan Pemerintah No. 34 Tahun 1996, Pasal 12.
Setelah Menteri Perindustrian dan Perdagangan memutuskan besarnya nilai tertentu untuk pengenaan BMAD, maka selanjutnya Menteri
Perindustrian dan Perdagangan akan memberikan surat rekomendasi kepada Menteri Keuangan untuk dapat mengenakan BMAD kepada barang impor yang
terbukti dumping. Atas dasar keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan, selanjutnya Menteri Keuangan menetapkan besarnya BMAD. Besarnya BMAD
132
Ibid., Pasal 26 ayat 1.
133
Dewi Kartika, op. cit.
tersebut ditetapkan untuk importasi dari masing-masing eksportir atau produsen, atau beberapa eksportir atau produsen Barang Dumping.
134
Selain itu, atas dasar keputusan Menteri Keuangan, importir Barang Dumping atau Barang Mengandung Subsidi dapat meminta kepada Direktur
Jenderal Bea dan Cukai untuk menetapkan dan mengembalikan kelebihan pembayaran Bea Masuk Antidumping sementara atas barang yang telah diimpor
sebelum ditetapkan keputusan Menteri Keuangan. Pengembalian kelebihan pembayaran tersebut dilakukan selambat-lambatnya 90 hari terhitung sejak
penetapan Direktur Jenderal Bea dan Cukai.
135
Pengenaan Bea Masuk Antidumping berlaku sejak ditetapkan oleh Menteri Keuangan dan berlaku paling lama lima tahun sejak keputusan pengenaan atau
peninjauan kembali yang terakhir. Jika Tindakan Sementara sudah diberlakukan, Bea Masuk Antidumping tersebut dapat diberlakukan surut terhitung sejak saat
pengenaan Tindakan Sementara.
136
Selain itu, atas prakarsa Komite atau permohonan Pihak yang Berkepentingan, pengenaan Bea Masuk Antidumping dapat ditinjau kembali
paling cepat dua belas bulan setelah ditetapkannya Keputusan Menteri Keuangan. Berdasarkan hasil peninjauan kembali tersebut, maka Komite dapat mengusulkan
kepada Menteri Perindustrian dan Perdagangan untuk:
137
134
Peraturan Pemerintah No. 34 Tahun 1996, Pasal 27 dan 28 ayat 1.
135
Ibid., Pasal 29 ayat 1 dan 2.
136
Ibid., Pasal 31 ayat 1 dan 2.
137
Ibid., Pasal 32 dan 33.
a. Menghentikan pengenaan Bea Masuk Antidumping, dalam hal adanya bukti
bahwa Kerugian yang disebabkan oleh Barang Dumping sudah dapat dihilangkan; atau
b. Melanjutkan pengenaan Bea Masuk Antidumping, dalam hal adanya bukti
bahwa Kerugian yang disebabkan oleh Barang Dumping belum dapat dihilangkan.
81
BAB IV PENERAPAN HUKUM ANTIDUMPING DI INDONESIA
DALAM PERKARA TUDUHAN PRAKTIK DUMPING TEPUNG TERIGU IMPOR ASAL TURKI OLEH APTINDO
ASOSIASI PRODUSEN TEPUNG TERIGU INDONESIA
A. Kronologis Kasus Tuduhan Praktik Dumping Tepung Terigu Impor