Fungsi dan Peranan Pemerintah dalam Kebijakan Antidumping

e. UKM sebagai penyerap terigu domestik akan menderita karena kolapsnya industri dalam negeri yang selama ini membina mereka. Sebagaimana diketahui bahwa sampai saat ini kebijakan BMAD terigu impor asal Turki belum juga diterapkan dan dampak yang paling nyata akibat hal tersebut adalah PT Panganmas telah melakukan pemutusan hubungan kerja PHK terhadap 37 karyawannya pada september 2010. 170

D. Fungsi dan Peranan Pemerintah dalam Kebijakan Antidumping

Jika hal ini dibiarkan terus menerus maka akan semakin banyak orang yang kehilangan pekerjaannya dan lama kelamaan akan berdampak pada matinya pasar industri terigu dalam negeri khususnya industri terigu skala kecil. Pemerintah sebagai penyelenggara kekuasaan negara diberi perintah oleh konstitusi dan diberi kekuasaan untuk membentuk peraturan perundang-undangan guna mengatur tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara. Selaku regulator, pemerintah berkewajiban untuk mengakomodir kepentingan seluruh elemen bangsa dalam melahirkan suatu peraturan, mulai dari undang-undang hingga peraturan pelaksana yang bersifat teknis seperti keputusan Menteri. 171 Dengan diratifikasinya Agreement Establishing the WTO melalui Undang- Undang Nomor 7 Tahun 1994 tentang pengesahan Agreement Establishing the WTO, maka pemerintah harus lebih jauh mempersiapkan bangsa ini untuk menghadapi dan menjalankan setiap perjanjian dan hukum internasional yang akan diberlakukan, walaupun dalam setiap ratifikasi tersebut harus tetap 170 Anggraini Lubis, “Amankan Domestik, Terapkan BMAD atas Terigu Turki”, http:www.waspada.co.idindex.php?option=com_contentview=articleid=142284:amankan- domestik-terapkan-bmad-atas-terigu-turkicatid=18:bisnisItemid=95, diakses 5 Juli 2012. 171 Yulianto Syahyu, op. cit., hlm. 130. memperhatikan kepentingan nasional serta disesuaikan dengan kondisi dan budaya bangsa. Dan dalam hal mengantisipasi praktik dumping yang dapat merugikan kepentingan nasional khususnya industri dalam negeri, maka pemerintah berkewajiban untuk dapat melaksanakan peran dan fungsinya untuk mengamankan perdagangan dan kepentingan bangsa secara keseluruhan. Apapun bentuk kebijakan yang diambil dan instrumen apapun yang digunakan oleh pemerintah, tujuan dari tindakan pemerintah tersebut haruslah berupa: 1. Melindungi industri dalam negeri dari pengaruh perdagangan yang tidak sehat yang dilakukan oleh para eksportir luar negeri. 2. Mempertahankan akses pasar bagi produk ekspor industri dalam negeri ke pasar internasional. Dalam kasus dumping terigu Turki ini, produk terigu impor Turki sudah terbukti melakukan praktik dumping yang merugikan industri dalam negeri. Namun, pemerintah belum dapat mengeluarkan kebijakannya untuk dapat melindungi industri dalam negeri. Kebijakan pemerintah untuk melindungi industri dalam negeri harus dilakukan secara adil dan bijaksana sesuai dengan ketentuan antidumping yang berlaku di Indonesia. Meskipun Pemerintah dalam memutuskan pengenaan BMAD harus mempertimbangkan kepentingan nasional, pemerintah khususnya Menkeu juga harus memperhatikan bahwa ada banyak industri terigu dalam negeri yang dapat menderita kerugian akibat praktik dumping terigu Turki. Bahkan jika pemerintah tidak mengambil kebijakannya untuk melindungi industri terigu dalam negeri, maka konsekuensinya perlahan-lahan akan mematikan pasar industri terigu dalam negeri karena pasar dalam negeri akhirnya dikuasai oleh barang impor. Apapun keputusan yang diambil pemerintah pasti mempunyai konsekuensinya masing- masing. Apabila pemerintah akhirnya mengeluarkan kebijakan pengenaan BMAD Terigu Turki maka hal tersebut dilakukan semata-mata untuk melindungi industri dalam negeri dan bukan merupakan aksi proteksionisme, karena pada dasarnya ketentuan antidumping dibuat semata-mata untuk melindungi industri dalam negeri dari adanya praktik dumping dan baik pemerintah maupun industri dalam negeri dapat menyambut baik kehadiran produk impor asalkan perdagangannya di Indonesia dilakukan dengan cara yang sehat. 115 BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan