Instrumen Penelitian Analsis Structural Equation Modelling SEM

Kinerja KPP Medan Timut Y - Proses yang digunakan organisasi untuk menilai sejauh mana anggotanya telah melakukan pekerjaannya dengan memuaskan - Harapan mengenai imbalan Y.1 - Dorongan Y.2 - Kemampuan, kebutuhan dan sifat Y.3 - Persepsi terhadap tugas Y.4 - Imbalan internal dan eksternal Y.5 - Persepsi terhadap tingkat imbalan dan kepuasan kerja Y.6 Kualitatif Interval

4.6. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian berupa kuesioner yang disusun berdasarkan indikator penelitian masing-masing variabel sehingga terdapat empat kuesioner dalam penelitian ini yaitu kuesioner kesadaran, kuesioner kepatuhan wajib pajak, kuesioner pelayanan, dan kuesioner kinerja KPP. Angket penelitian diadopsi dari angket penelitian yang dibuat oleh Bagus 2008 dan Sitanggang 2009. Kuesioner yang disusun menggunakan skala interval dengan menggunakan lima pilihan jawaban sebagai berikut: sangat setuju = diberi skor 5 setuju = diberi skor 4 kurang setuju = diberi skor 3 tidak setuju = diberi skor 2 sangat tidak setuju = diberi skor 1 Pengukuran menghasilkan data interval untuk masing-masing variabel laten ataukah variabel manifes, karena SEM lebih digunakan untuk melakukan confirmatory analysis dari pada exploratory analysis.

4.7. Metode Analisis Data

Universitas Sumatera Utara

4.7.1. Uji Validitas

Uji validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat ketepatan suatu instrumen. Pengujian validitas menggunakan analisis item, yaitu mengkorelasikan skor tiap butir dengan skor total, yang merupakan jumlah skor tiap butir. Koefisien korelasi yang digunakan adalah korelasi product moment, yaitu:               2 2 2 2 ] [ ] [ j j i i j i j i xj xi X X n X X n X X X X r Dimana x i = skor tiap butir ke-i, x j = skor butir ke-j dan n = jumlah sampel. jika koefisien korelasi r  0.50 maka instrumen dianggap valid, sebaliknya jika r  0.50 maka instrumen yang digunakan tidak valid.

4.7.2. Uji Reliabilitas

Pengujian reliabilitas instrumen dapat dilakukan dengan korelasi Spearman Brown, yaitu: rb rb r i   1 2 Dimana r i adalah Reliabilitas internal seluruh instrumen dan rb adalah korelasi Product Moment. Perhitungan Reliabilitas menggunakan Cronbach Alpha. Jika nilai Cronbach Alpha atau   0.50 maka instrumen reliable, sebaliknya jika   0.50 maka instrumen tidak reliable.

4.7.3. Uji Normalitas

Universitas Sumatera Utara Ada dua bagian utama dari output yang yang terkait dengan uji normalitas data : 1. Pertama adalah menghitung cr dari tingkat kemencengan skewness sebuah variabel, dengan proses : Menghitung standar error s.edari skewness Dimana N adalah jumlah sampel. Menghitung critical ratio c.r dari skewness 2. Kedua adalah menghitung c.r dati tingkat keruncingan kurtosis sebuah variabel, dengan proses. Menghitung standar error s.edari skewness Menghitung critical ratio c.r dari skewness 3. Ketiga adalah menghitung distribusi data secara keseluruhan multivariat. Angka c.r yang diukur untuk multivariat adalah : Menghitung standar error s.e dari multivariat Universitas Sumatera Utara Menghitung critical ratio c.r dari skwness Seperti diketahui, sebuah distribusi dikatakan normal jika data tidak menceng ke kiri atau kekanan disebut simetris dengan nilai skeweness adalah 0, serta mempunyai keruncingan yang ideal angka kurtosis adalah 0. Angka pembanding tersebut adalah angka z. Angka tersebut didapat dengan melihat tabel z. Pada umumnya digunakan tingkat kepercayaan 99. Pada tingkat kepercayaan tersebut, tingkat signifikansi adalah 100 - 99 = 1, dan angka z adalah ± 2,58. Dengan demikian, sebuah distribusi dikatakan normal jika c.r skweness atau angka kurtosis ada diantara -2,58 sampai + 2,85.

4.8. Analsis Structural Equation Modelling SEM

Structural Equation Modelling SEM merupakan salah satu analisis multivariate yang dapat menganalisis hubungan variabel secara kompleks. Analisis ini pada umumnya digunakan untuk penelitian-penelitian yang menggunakan banyak variabel. Teknik analisis data menggunakan Structural Equation Modelling SEM, dilakukan untuk menjelaskan secara menyeluruh hubungan antar variabel yang ada Universitas Sumatera Utara dalam penelitian. SEM digunakan bukan untuk merancang suatu teori, tetapi lebih ditujukan untuk memeriksa dan membenarkan suatu model. Oleh karena itu, syarat utama menggunakan SEM adalah membangun suatu model hipotesis yang terdiri dari model struktural dan model pengukuran dalam bentuk diagram jalur yang berdasarkan justifikasi teori. SEM adalah merupakan sekumpulan teknik-teknik statistik yang memungkinkan pengujian sebuah rangkaian hubungan secara simultan. Hubungan itu dibangun antara satu atau beberapa variabel independen. Pada teknik analisis SEM, programnya bisa menggunakan program AMOS atau program LISREL 8.30 yang bisa menampilkan diagram path yang berupa: 1 Model Lengkap Basic Model, 2 Model Pengukuran X-Model atau Y-Model, dan 3 Model Struktural Structural Model. Di samping itu, koefisien dalam diagram path tersebut bisa berupa: 1 diagram hipotetik Conseptual Diagram, 2 Hasil Estimasi berdasarkan data mentah Estimates, 3 Koefisien Path Standardize Solution, 4 T- ratio T-values, 5 Modification Indices dan 6 Expected Changes. Sedang kalau program AMOS dapat menampilkan 1 Diagram Path Lengkap Overall Model atau Basic Model dengan 2 Koefisien berupa hasil estimasi berdasarkan data mentah Unstandardize Estimate dan 3 Koefisien Path Standardize Estimate. Solimun 2002 mengemukakan bahwa di dalam SEM peneliti dapat melakukan tiga kegiatan sekaligus, yaitu pemeriksaan validitas dan reliabilitas instrumen setara dengan analisis faktor konfirmatori, pengujian model hubungan antar variabel laten Universitas Sumatera Utara setara dengan analisis path, dan mendapatkan model yang bermanfaat untuk prediksi setara dengan model struktural atau analisis regresi. Dalam hal ini persamaan confirmatory factor analysis atau measurement model I adalah : Tahap 1 : Tahap 2 : Tahap 3 : Keterangan : = Konstruk ksi Kesadaran = manifes atau loading = Measurement error Persamaan confirmatory factor analysis atau measurement model II adalah : Tahap 1 : Tahap 2 : Tahap 3 : Tahap 4 : Tahap 5 : Tahap 6 : Tahap 7 : Tahap 8 : Universitas Sumatera Utara Tahap 9 : Keterangan : = Konstruk ksi Kepatuhan = manifes atau loading = Measurement error Persamaan confirmatory factor analysis atau measurement model III adalah : Tahap 1 : Tahap 2 : Tahap 3 : Tahap 4 : Tahap 5 : Tahap 6 : Tahap 7 : Tahap 8 : Tahap 9 : Tahap 10 : Keterangan : = Kesalahan zeta konstruk Pelayanan Universitas Sumatera Utara = Konstruk eta Pelayanan = Measurement Error epsilon konstruk pelayanan Persamaan confirmatory factor analysis atau measurement model IV adalah : Tahap 1 : Tahap 2 : Tahap 3 : Tahap 4 : Tahap 5 : Tahap 6 : Keterangan : = Parameter gama konstruk Kienrja KPP = Konstruk eta Kinerja KPP = Measurement Error epsilon konstruk Kinerja KPP Hubungan tidak langsung adalah jika ada variabel ketiga yang memediasi hubungan kedua variabel ini. Kemudian pada setiap variabel independen endogen variabel akan ada anak panah yang menuju variabel ini, dan ini berfungsi untuk menjelaskan jumlah variance yang tidak dapat dijelaskan unexplained variance oleh variabel itu. Jadi anak panah dari variabel pertama ke variabel kedua menunjukkan jumlah variance variabel kedua yang tidak dapat dijelaskan variabel ketiga. Koefisien jalur adalah standarized koefisien regresi. Koefisien jalur dihitung dengan membuat Universitas Sumatera Utara dua persamaan struktural yaitu persamaan regresi yang menunjukkan hubungan yang dihipotesiskan. Dalam hal ini dua persamaan structural eguation modelling adalah : Z = β 1 X 1 + β 2 X 2 Keterangan : Z = Pelayanan X1 = Kesadaran X2 = Kepatuhan β1,β2 = Koefisien regresi Hubungan langsung terjadi jika satu variabel dengan variabel lainnya tanpa ada variabel ketiga yang memediasi intervening hubungan kedua variabel tadi. Y = β 3 Z+ β 4 X 2 + e Keterangan : Y = Kinerja KPP Z = Pelayanan X 2 = Kesadaran e = error β 3 , β 4 = Koefisien regresi Universitas Sumatera Utara

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil Penelitian

5.1.1 Analisis Staistik Deskriptif

5.1.1.1 Uji Validitas

Pengujian validitas menggunakan analisis item, yaitu mengkorelasikan skor tiap butir dengan skor total, yang merupakan jumlah skor tiap butir. Tabel. 5.1 Indikator yang memenuhi syarat validitas Manifes Scale Mean if Item Deleted Scale Variance if Item Deleted Corrected Item-Total Correlation Cronbach’s Alpha if Item Deleted X11 118.6970 334.295 .934 .974 X12 118.6667 337.755 .880 .975 X13 118.6970 335.458 .921 .974 X21 118.6162 340.912 .846 .975 X22 118.7172 335.633 .908 .974 X23 118.7172 334.164 .952 .974 X24 118.7071 358.515 .341 .977 X25 118.7475 360.109 .275 .978 X26 118.6667 337.694 .905 .974 X27 118.6970 334.397 .931 .974 X28 118.6768 336.507 .909 .974 X29 118.7273 334.323 .949 .974 Z1 118.6667 336.367 .901 .974 Z2 118.7273 333.241 .959 .974 Z3 118.6869 335.074 .931 .974 Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Melaporkan Surat Pemberitahuan (SPT) Melalui E-Filing di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai

2 104 66

Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Menghitung Dan Melunasi Pajak Penghasilan Pasal 25 / 29 Sesuai Sistem Self Assessment Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur

1 107 57

Pengaruh Kepatuhan Wajib Pajak dan Pemeriksaan Pajak Terhadap Penerimaan PPh Pasal 25/29 Wajib Pajak Badan Pada KPP Pratama Medan Polonia

8 154 65

Analisis Data Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Badan Dalam Melaporkan Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan Di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Polonia

3 68 66

Analisis Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Baru Atas Keputusan Menteri Keuangan No. 84/KMK.03/2002 Pada KPP Pratama Medan Belawan

1 55 84

Evaluasi Kepatuhan Wajib Pajak dan Penerimaan Pajak Sebelum dan Sesudah Uji Coba Penataan Tugas dan Fungsi Account Representative di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur

2 35 88

Analisis Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Dilihat Dari Penerimaan Tunggakan Pajak Oleh Seksi Penagihan di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Lubuk Pakam Tahun 2011-2014

0 29 58

Dampak Penggunaan Drop Box Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak dan Peranannya Dalam Upaya Peningkatan Penerimaan Pajak Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat

1 37 70

Pelaksanaan Penyuluhan Dalam Upaya Meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam

1 36 55

Pengaruh kesadaran wajib pajak dan pelayanan fiskus terhadap kinerja penerimaan pajak dengan kepatuhan wajib pajak sebagai variabel intervening (studi pada wajib pajak di Jakarta Selatan)

0 4 119