Pelayanan Sepenuh Hati Pelayanan Publik

tetapi cukup jelas sehingga memuaskan bagi mereka yang ingin memperoleh kejelasan mengenai sesuatu; 3 Bertingkah laku sopan dan ramah-tamah; 4 Meski dalam keadaan sepi tidak ngobrol dan bercanda dengan teman, karena menimbulkan kesan tidak disiplin dan melalaikan tugas; 5 Tidak melayani orang-orang yang ingin sekadar “ngobrol” dengan cara yang sopan. Ada beberapa jenis pelayanan yang dewasa ini cukup populer, di antaranya adalah:

a. Pelayanan Sepenuh Hati

Pelayanan sepenuh hati adalah pelayanan yang berasal dari dalam sanubari, yakni tempat bersemayamnya emosi-emosi, watak, keyakinan- keyakinan, nilai-nilai, sudut pandang dan perasaan-perasaan Patton, dalam Boediono, 1999. Pelayanan sepenuh hati dilakukan berdasarkan pada pertimbangan-pertimbangan logis pikiran dan sentimentalitas perasaan. Untuk itu, dalam pelayanan sepenuh hati, menurut Patton dalam Boediono, 1999 diperlukan: 1. Memahami perasaan-perasaan diri sendiri tentang siapa sebenarnya ia dan apa yang kita sumbangkan pada kehidupan profesional dan Universitas Sumatera Utara pribadi. 2. Memahami kekuatan batin kita, seperti: kepercayaan diri, harga diri, dan pematangan emosional. 3. Mempelajari selling-point emosional produksi kita untuk menambah kredibilitas dan daya tarik pada presentasi layanan. 4. Menitikberatkan pada kebutuhan pada konsumen dan perasaan mereka terhadap produk dan duta-duta perusahaan, serta membangun hubungan dan sikap saling menghargai dengan konsumen. 5. Menyesuaikan diri dengan produk, sehingga produksi itu tidak lain merupakan ungkapan diri kita sendiri, bukan sebaliknya 6 . Menemukan kesenangan dan kegembiraan dalam peran kita sebagai duta-duta perusahaan, produksi atau pelayanan.

b. Pelayanan Publik

Pelayanan publik adalah pelayanan yang dilakukan oleh birokrasi pemerintah atau lembaga lain yang tidak termasuk badan usaha swasta, yang tidak berorientasi pada laba profit. Menurut Boediono 1999 pelayanan umum harus dilaksanakan dalam suatu rangkaian kegiatan terpadu yang bersifat: sederhana, terbuka, lancar, tepat, lengkap, wajar dan terjangkau. Salah satu bentuk pelayanan publik adalah pelayanan perpajakan terhadap Wajib Pajak. Menurut Zeithaml, Berry dan Parasuraman dalam Erief 2007 Universitas Sumatera Utara mengemukakan hasil penelitian bahwa ada sepuluh kriteria atau dimensi variable yang dapat digunakan untuk menilai kualitas pelayanan, yaitu Ten Dimensions of SERVQUAL,: 1. Fasilitas fisik tangible yang dirasakan yaitu bukti fisik dari jasa bisa berupa fasilitas fisik, peralatan yang digunakan, representasi fisik, meliputi: a. kenyamanan ruangan udara sejuk, tempat duduk b. ketersediaan fasilitas penunjang komputer , formulir dan lain-lain c. ketersediaan tempat parkir d. penampilan pegawai e. kebersihan toilet 2. Reliabilitas reliability keandalan mencakup dua hal pokok, yaitu konsistensi kerja performance dan kemampuan untuk dipercaya dependability. Hal ini berarti pemberian pelayanan secara tepat sejak awal dan sesuai jadwal yang disepakati, yang meliputi : a. ketepatan dalam memenuhi janji yang diberikan b. keandalan proses pelayanan 3. Responsivitas responsiveness ketanggapan yaitu kemauan atau kemauan atau kesiapan para karyawan untuk memberikan jasa yang Universitas Sumatera Utara dibutuhkan pelanggan, meliputi hal-hal berikut : a. ketanggapan petugas dalam menangani masalah b. ketersediaan petugas menjawab pertanyaan konsumen c. ketersediaan petugas keamanan satpam membantu konsumen 4. Kompetensi competency kemampuan artinya setiap orang dalam suatu perusahaan memiliki keterampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan agar dapat memberikan jasa tertentu, meliputi hal-hal berikut : a. pengetahuan pegawai tentang informasi b. keterampilan petugas dalm melayani c. kecepatan pelayanan d. keakuratan datainformasi 3. Tata krama courtesy kesopanan meliputi sikap sopan santun, respek, perhatian dan keramahan yang dimiliki para pegawai, yang meliputi hal-hal sebagai berikut : a. keramahan dan sopan santun pegawai dalam melayani konsumen. b. keramahan petugas keamanan c. kesopanan penampilan pegawai dalam berpakaian 6. Kredibilitas credibility yaitu sifat jujur dan dapat dipercaya. Universitas Sumatera Utara Kredibilitas mencakup nama instansi, reputasi, dan interaksi dengan pelanggan. 7. Keamanan security yaitu aman dari bahaya, resiko atau ketidak pastian 8. Akses access, yaitu kemudahan untuk dihubungi dan ditemui. Hal ini berarti lokasi mudah dijangkau, waktu menunggu yang tidak terlalu lama, kemudahan untuk berkomunikasi dan kemudahan menemui pegawai. 9. Komunikasi communication memberikan informasi kepada pelanggan dalam bahasa yang dapat dimengerti, dan selalu mendengarkan saran dan keluhan pelanggan, yang meliputi : a. informasi yang cepat dan tepat b. adanya komunikasi dua arah 10. Perhatian pada pelanggan understanding the customer, yaitu usaha untuk memahami kebutuhan yang meliputi hal-hal sebagai berikut : a. kemampuan pegawai dalam memberikan saran dan pendapat dengan kondisi pelanggan b. pemahaman terhadap kebutuhan pelanggan c. perhatian terhadap pelanggan utama

2.4 Kepatuhan Wajib Pajak

Dokumen yang terkait

Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Melaporkan Surat Pemberitahuan (SPT) Melalui E-Filing di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai

2 104 66

Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Menghitung Dan Melunasi Pajak Penghasilan Pasal 25 / 29 Sesuai Sistem Self Assessment Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur

1 107 57

Pengaruh Kepatuhan Wajib Pajak dan Pemeriksaan Pajak Terhadap Penerimaan PPh Pasal 25/29 Wajib Pajak Badan Pada KPP Pratama Medan Polonia

8 154 65

Analisis Data Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Badan Dalam Melaporkan Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan Di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Polonia

3 68 66

Analisis Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Baru Atas Keputusan Menteri Keuangan No. 84/KMK.03/2002 Pada KPP Pratama Medan Belawan

1 55 84

Evaluasi Kepatuhan Wajib Pajak dan Penerimaan Pajak Sebelum dan Sesudah Uji Coba Penataan Tugas dan Fungsi Account Representative di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur

2 35 88

Analisis Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Dilihat Dari Penerimaan Tunggakan Pajak Oleh Seksi Penagihan di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Lubuk Pakam Tahun 2011-2014

0 29 58

Dampak Penggunaan Drop Box Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak dan Peranannya Dalam Upaya Peningkatan Penerimaan Pajak Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat

1 37 70

Pelaksanaan Penyuluhan Dalam Upaya Meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam

1 36 55

Pengaruh kesadaran wajib pajak dan pelayanan fiskus terhadap kinerja penerimaan pajak dengan kepatuhan wajib pajak sebagai variabel intervening (studi pada wajib pajak di Jakarta Selatan)

0 4 119