Kembang Bulan dan Daun Nippon tidak lagi sebagai tumbuhan yang tak berguna dan mengganggu terutama di pinggir jalan.
1.6 Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan di Laboratorium Pusat Penelitian PUSLIT dan Laboratorium Sentral Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara.
1.7 Metode Penelitian
- Penelitian ini bersifat purposif. -
Sampel Kembang Bulan
Tithonia diversifolia
dan Daun Nippon
Euphatorium odoratum L
. diambil secara acak di daerah Kabupaten Karo, Dairi, dan Kabupaten Humbahas kemudian dirajang, dikeringkan, selanjutnya
dicampur dengan perbandingan berat yang sama. - Pengomposan sampel dilakukan dengan penambahan kotoran babi dan dedak
dengan menggunakan EM
4
sebagai starter didalam kontainer PVC tertutup masing
– masing untuk Kembang Bulan dan Daun Nippon secara terpisah - Penentuan C
– Organik, N – total, P – total, dan K ditentukan sebelum dan sesudah pengomposan interval waktu penentuan parameter
– parameter diatas selama pengomposan adalah 3, 6, 9, 12, dan 15 hari.
- Penentuan C - Organik dilakukan dengan menggunakan metode Walkey Black.
- Penentuan kandungan Nitrogen Total dilakukan dengan metode Kjehldahl. - Penentuan kandungan Posfor P sebagai P-total dilakukan dengan
menggunakan metode Spektrofotometri.
- Penentuan kandungan Kalium K dilakukan dengan menggunakan
Spektrofotometer Serapan Atom SSA.
Universitas Sumatera Utara
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Tumbuhan kembang bulan
Secara umum tumbuhan kembang bulan mempunyai ketinggian sekitar 1 – 3m,
perdu yang tegak, tunas menjalar dalam tanah. Batangnya bulat dengan empelur putih. Daunnnya bertangkai, berangsur runcing hingga pangkal, bergerigi taju
runcing tajam. Bongkol berdiri sendiri, bertangkai panjang, tangkai mendukung beberapa daun pelindung. Pembalut bentuk lonceng, dasar bunga bersama bentuk
kerucut lebar, tabung berambut panjang, rapat pendek helaian bentuk lenset, bergigi 2
– 3, kuning keemasan. Bunga cakram sangat banyak berwarna kuning. Tabung kepala sari coklat tua, cabang tangkai putih dua, melengkung kembali,
kuning dimahkotai dengan alat tambahan kuning, berambut. Steenis Van,
1988
Seiring merebaknya gaya hidup kembali ke alam, pupuk organik jadi populer kembali. Pupuk jenis ini memang memiliki berbagai keunggulan
dibanding dengan kimia, diantaranya dapat mengatur sifat tanah dan dapat berperan sebagai penyangga persediaan unsur hara bagi tanaman sehingga pupuk
ini dapat mengembalikan kesuburan tanah. Pupuk organik dapat dibuat dari berbagai bahan organik yang ada di alam, misalnya sampahba tanaman serasah
ataupun sisa – sisa tanaman yang telah mati. Sumber bahan organik lainnya
adalah hewan ternak, unggas, dan lain sebagainya. Limbah atau kotoran hewan merupakan bahan organik yang bermanfaat bagi tanah pertanian. Bahan tersebut
diproses dengan cara yang rumit oleh jasad renik dalam tanah dan dirombak menjadi bahan organik yang diperlukan untuk kehidupan tanaman.
Universitas Sumatera Utara
2.2. Tumbuhan Daun Nippon