Perhitungan Koefisien Korelasi Penentuan Batas Deteksi

Harga b diperoleh melalui substitusi harga a ke persamaan garis regresi berikut : Y = aX + b b = Y – aX = 0,08988 – 0,08436 x 1,0 b = 0,00552 Maka persamaan garis regresi yang diperoleh adalah : Y = 0,08436 X + 0,00552

4.1.6.2. Perhitungan Koefisien Korelasi

Koefisien korelasi r dapat ditentukan sebagai berikut : r = = = r = 0,9997 Kurva kalibrasi berupa plot Absorbansi Vs konsentrasi larutan standar K dicantumkan pada lampiran gambar3 hal. 80.

4.1.6.3. Penentuan Batas Deteksi

Batas deteksi dapat dihitung dengan menggunakan persamaan : Yd = 3 Sb + Yb Dimana : Yd = Signal pada batas deteksi Yb = Intersept dari kurva kalibrasi = b Sb = Standar deviasi untuk Slope Sb =   2 1 2 2            n Y Yi Sb =   2 1 2 2 5 0178 ,        Universitas Sumatera Utara Sb = 2 1 3 00031684 ,     = 0,01027 Yb = 0,00552 Yd = 3 Sb + Yb, maka diperoleh : Yd = 30,01027 + 0,00552 Yd = 0,03633 Batas deteksinya dapat dihitung dengan mensubtitusi harga Yd terhadap persamaan garis regresi Y = 0,08436 X + 0,00552, maka didiperoh nilai X yaitu ; X =      08436 , 00552 , 03633 , X = 0,3652 mgL Jadi batas deteksi untuk penentuan konsentrasi kalium dalam penelitian ini adalah 0,3652 ppm 4.1.6.4. Penentuan Kandungan K pada Sampel Kandungan Kalium K dapat ditentukan dalam sampel dengan menggunakan metode kurva kalibrasi dengan mensubstitusi nilai Y absorbansi terhadap persamaan garis regresi dan kurva kalibrasi. Untuk sampel tanpa pengomposan Dari data hasil pengukuran nilai absorbansi diperoleh nilai konsentrasi pada sampel sebagai berikut : Sampel Kembang Bulan Y 1 = 0,09988 Y 2 = 0,09965 Y 3 = 0,10011 Sampel Daun Nippon Y 1 = 0,08121 Y 2 = 0,08177 Y 3 = 0,08149 Dengan mensubsitusi Y terhadap persamaan garis regresi dari Y = 0,08436 X + 0,00552, maka diperoleh : 1. Untuk Sampel Kembang Bulan : X 1 = X 2 = X 3 = X 1 = 1,1185 X 2 = 1,1158 X 3 = 1,1213 X rata – rata =X 1 + X 2 + X 3 = 1,1185 + 1,1158 + 1,1213 = 1,1186 mgL Universitas Sumatera Utara K = 100 . x fp x L filtra t xvol sa m pel bera t X dimana : X = X rata – rata mgL fp = faktor pengenceran maka K = x 0,1L x 1000 x 100 = 100 2 , 5016 86 , 111 x K = 2,23 2. Untuk sampel daun nippon tanpa pengomposan X 1 = X 2 = X 3 = X 1 = 0,8972 X 2 = 0,9038 X 3 = 0,9005 X rata – rata =X 1 + X 2 + X 3 = 0,8972 + 0,9038 + 0,9005 = 0,90061 mgL K = 100 . x fp x L filtra t xvol sa mpel bera t X = x 0,1L x 1000 x 100 = 100 4 , 5003 061 , 90 x K = 1,80

4.2. Pembahasan

Pada pengomposan Kembang Bulan dan Daun Nippon membutuhkan rasio CN sekitar 10 – 12, bahan kompos yang dibuat pada Kembang Bulan rasio CN 16,81, dimana kadar C – Organik sebesar 38,33 dan Nitrogen sebesar 2,28, sedangkan pada Daun Nippon rasio CN 17,58, dimana kadar C – Organik sebesar 41,50 dan Nitrogen sebesar 2,36. Proses pengomposan berpotensi Universitas Sumatera Utara