dengan  asam  askorbat  sehingga  membentuk  kompleks  biru  yang  dapat  diukur secara  metode  scpektrofotometri  pada  panjang  gelombang  660  nm.      J.Ruzieka,
E.H.Hansen, 1981
2.16. Penentuan Kalium Secara Spektrofotometer Serapan Atom SSA
Kalium adalah salah satu unsur logam alkali yang mempunyai rumus atom K berat atom 39.102, nomor atom 19, titik lebur 63,38
o
C, dan titik didihnya 759
o
C. Kadar kalium ditetapkan dengan Spektrofotometer  Serapan Atom SSA.
Spektofotometri serapan atom yang disingkat dengan SSA adalah suatu tekn ik atau  metode analisa kimia bagi  penentuan kadar unsur-unsur  logam dan semi  logam
yang terdapat didalam sampel terutama pada kadar yang rendah yaitu ppm dan ppb, dengan dasar analisis absorbsi energi radiasi elektromagnetik oleh atom.
Di  dalam  suatu  nyala,  atom  yang  terbanyak  lebih  berada    dalam  keadaan elektronik dasar daripada dalam keadaan tereksitasi. Jumlah atom  yang tereksitasi
berkisar  secara  eksponensial  dengan  suhu  sedangkan  dengan  demikian  banyak atom  yang  tereksitasi.  Atom-atom  gas  terionisasikan  dan  benturan  ion-ion
berenergi  dengan  permukaan  katoda  mengusir  atom-atom  logam  yang  telah tereksitasikan.  Hal  ini  mengakibatkan  terjadinya  spek trum  garis  logam  yang
menampakkan  diri  sebagai  suatu  bara  di  dalam  ruangan  pada  katoda  cekung. Suatu  garis  yang  cocok  di  dalam  spektrum  emisi  dari  sumbernya  dipilih  untuk
dianalisa. Garis  ini  yang disebut  garis  resonansi,  menunjukkan suatu perpindahan dari suatu keadaan bereksitasi suatu atom ke keadaan dasar dan dengan demikian
menunjukkan  frekuensi  yang  tepat  bagi  absorbsi  oleh  atom-atom  di  dalam  nyala yang ada pada keadaan dasar.
2.16.1. Instrumentasi Spektrofotometer Serapan Atom :
A B
C D
E F
Gambar 2.7 Sistematis ringkas dari alat SSA
Universitas Sumatera Utara
A. Lampu katoda berongga Lampu    katoda      berongga      merupakan      sumber      sinar      yang
memancarkan  spektrum    dari    unsur    logam      yang  akan  dianalisa  setiap  logam yang memiliki lampu khusus untuk logam tersebut.
B. Chopper Mengatur sinar yang dipancarkan.
C. Tungku Tempat  pembakaran  untuk  memecahkan  larutan  sampel  pada  tetesan
halus dan meleburkannya ke dalam nyala untuk diatomkan.
D. Monokromator Mendispersi sinar yang ditransmisikan oleh atom.
E. Detektor Mengukur  sinar  yang  ditransmisikan  dan  memberikan  signal  sebagai
respon terhadap sinar yang diterima.
F. Rekorder Untuk membaca nilai absorbansi.
Khopkar, S.M. 2002
2.16.2. Keuntungan Spektrofotometer Serapan Atom :
1. Karena      absorpsi    bergantung    pada    populasi    keadaan    dasar,    maka
kepekaan mungkin  lebih  tinggi  khususnya  untuk  unsur-unsur  yang  sukar
dieksitasikan misalnya seng  yang dapat ditentukan kurang dari 0,5  ppm, sedang batas terendah pada emisi mungkin sama dengan 500 ppm.
2. Populasi  keadaan  dasar  jauh  kurang  peka  terhadap  suhu  nyala  daripada
populasi yang tereksitasi.
Universitas Sumatera Utara
3. Interferensi dari  garis-garis spektrum dari  unsur-unsur  lain dan emisi  latar
belakang nyala  dapat diperkecil.   Day, R.A, 1994
Universitas Sumatera Utara
BAB 3 BAHAN DAN METODE PENELITIAN
3.1 Alat – alat
- Labu Kjehldahl
Pyrex -
Hot Plate Stirer PMC
- Gelas Beaker
Pyrex -
Buret Pyrex
- Gelas Ukur
Pyrex -
Corong Pyrex
- Gelas Piala
Pyrex -
Labu Takar Pyrex
- Pipet Volume
Pyrex -
Tabung Reaksi Pyrex
- Spatula
- Gelas Timbangan
Pyrex -
Termometer Pyson
- Oven
Galamerican -
Container PVC 10 Liter -
Mikro Pipet Pyrex
- Klemp
- Statif
- Timbangan Elektrik
Mettler PM 400 -
Spektrofotometer Sinar Tampak ST 300
- Kertas saring Whatman no. 40
- Kuvet
- pH meter
- Spektrofotometer Serapan Atom  SS A
Universitas Sumatera Utara