Tujuan Perilaku Konsumen Perilaku Konsumen

19 menemui mitra kerja, melakukan hal-hal yang di anggap mendatangkan gengsi nilai pretise, melakukan ziarah, pelarian dari situasi-situasi yang membosankan. d. Fantasy Motivation motivasi karena fantasi, yaitu adanya fantasi bahwa di daerah lain seseorang akan bisa lepas dari rutinitas keseharian yang menjemukan. Pitana, 2005: 59

2. Dilihat Dari Sifat MotivasiPerjalanan dalam Pertiwi, 2011:12

a. Motivasi yang bersifat Internal in order motive Motivasi ini berasal dari dalam diri seseorang yang mendorong seseorang itu untuk melakukan suatu tindakan dengan mengharapkan tercapainya suatu tujuan, dan tingkah laku ini datang dengan sendirinya atau kesadaran sendiri. Diantaranya adalah hobi yang ada pada diri wisatawan itu sendiri dan dengan adanya dorongan dari finansial yang mencukupi oleh wisatawan itu. b. Motivasi yang bersifat eksternal because motive Wisatawan melakukan suatu kegiatan kegiatan itu dikarenakan ada yangmempengaruhinyaatau dirangsang dari luar diri yang berguna untuk mencapai suatu tujuan. 20

3.4. Kategori Motivasi

Menurut McIntosh, Goeldner and Ritchie 1995, dalam Sayangbatti, 2013:2, motivasi dibagi kedalam 4 empat kategori yaitu: 1. Motivasi Fisik, yang berkaitan dengan penyegaran tubuh dan pikiran, tujuan kesehatan, olahraga dan kesenangan. Disini aktivitas yang dilakukan lebih mengarah pada aktivitas yang mengurangi tekanan yang dihadapi seharihari. 2. Motivasi Budaya, yang diidentifikasi oleh keinginan untuk melihat dan tahu lebih banyak tentang budaya lain, untuk mencari tahu tentang penduduk asli suatu negara, gaya hidup mereka, musik, seni, cerita rakyat, tari, dll. Keinginan untuk mengetahui budaya, adat, tradisi, dan kesenian daerah lain. 3. Motivasi Interpersonal, kelompok ini termasuk keinginan untuk bertemu orang baru, mengunjungi teman atau kerabat, dan mencari pengalaman baru dan berbeda. Keinginan untuk relax dari rutinitas mencari suasana baru atau mengunjungi beberapa kerabat. 4. Motivasi Status dan prestise: ini termasuk keinginan untuk kelanjutan pendidikan. 3.5. Faktor Pendorong Motivasi Wisata dalam Hayati, 2012:5 Berikut beberapa contoh faktor pendorong Motivasi Wisatawan 1. Escape. Ingin melepaskan diri dari lingkungan yang dirasakan menjemukan atau kejenuhan dari pekerjaan sehari-hari. 21 2. Relaxation. Keinginan untuk rekuperasipenyegaran, yang juga berhubungan dengan motivasi untuk escape di atas. 3. Play. Ingin menikmati kegembiraan, melalui berbagai permainan yang merupakan permunculan kembali dari sifat kekanak-kanakan dan melepaskan diri sejenak dari berbagai urusan yang serius. 4. Strengthening family bonds . Ingin mempererat hubungan kekerabatan, khususnya dalam konteks VFR Visiting Freinds and Relations . Keakraban hubungan kekerabatan ini juga terjadi di antara anggota keluarga yang melakukan perjalanan bersama-sama, karena kebersamaan sangat sulit diperoleh dalam suasana kerja sehari-hari di negara industri. 5. Prestige. Untuk menunjukkan gengsi, dengan mengunjungi destinasi yang menunjukkan kelas dan gaya hidup, yang juga merupakan dorongan untuk meningkatkan status atau derajat sosial. Bagi berbagai masyarakat, perjalanan keluar merupakan salah satu bentuk „inisiasi‟. 6. Social interaction. Untuk dapat melakukan interaksi sosial dengan teman sejawat atau dengan masyarakat lokal yang dikunjungi. 7. Romance. Keinginan untuk bertemu denngan orang-orang yang bisa memberikan suasana romantis atau untuk memenuhi kebutuhan seksual, khususnya dalam pariwisata seks. 8. Educational opportunity. Keinginan untuk melihat sesuatu yang baru, mempelajari orang lain atau daerah lain, atau mengetahui