Analisa Rasio Analisa Laporan Keuangan 1. Pengertian Analisa Laporan Keuangan

f. Pemerintah Pemerintah tertarik dengan informasi tentang pengelolaan dan pemeliharaan aset untuk menentukan pajak dan deviden serta melakukan pengukuran kinerja keuangan. g. Pelanggan Pelanggan membutuhkan informasi tentang kelangsungan hidup perusahaan terutama kalau mereka terlibat dalam perjanjian jangka panjang atau mereka sangat bergantung pada produk perusahaan.

4. Analisa Rasio

Rasio menggambarkan hubungan atau perimbangan mathematical relationship antara jumlah tertentu dan jumlah yang lain. Rasio merupakan indikator yang baik untuk menilai kesehatan finansial karena dapat mencarikan informasi kunci perusahaan bisnis. Analisa rasio keuangan adalah suatu metode analisis untuk mengetahui hubungan antara suatu pos atau kelompok pos dengan pos lain dalam neraca atau laporan rugi- laba. Dengan analisa rasio keuangan, manajer finansial dimungkinkan untuk menentukan tingkat likuiditas, solvabilitas, keefektivan operasi, serta derajat keuntungan atau profitabilitas perusahaan Munawir, 2004: 64-69, 238. Dilihat dari sumber datanya dari mana rasio dibuat, rasio keuangan dapat digolongkan menjadi tiga Riyanto, 2004: 330 yaitu: 1. Rasio-rasio Laporan Rugi- Laba Income Statement Ratios ialah rasio- rasio yang disusun dari data ya ng berasal dari laporan rugi- laba, misal: Operating Ratio, Net Operating Margin, dsb. 2. Rasio-rasio Neraca Balance Sheet Ratios ialah rasio-rasio yang disusun dari data yang berasal dari neraca, misal: Current Ratio, Quick Ratio. 3. Rasio-rasio Antarlaporan Inter Statement Ratios ialah rasio-rasio yang disusun dari data yang berasal dari neraca dan data lain dari laporan rugi- laba, misal: Asset Turn Over ATO, Inventory Turn Over ITO, Receivable Turn Over , dsb. Sedang menurut Munawir 2004: 71-101, penggolongan angka rasio terbaik adalah yang disesuaikan dengan tujuan analisa, antara lain: a. Rasio Modal Kerja atau Likuiditas Rasio ini digunakan untuk menganalisa posisi keuangan jangka pendek, tetapi juga sangat membant u manajemen untuk mengecek efisiensi modal kerja, serta membantu kreditor jangka panjang dan pemegang saham yang ingin mengetahui prospek dari deviden dan pembayaran bunga di masa mendatang. Berikut beberapa rasio likuiditas: 1. Current Ratio Rasio merupakan perbandingan aktiva lancar dengan hutang lancar dan paling umum digunakan. Current Ratio menunjukkan tingkat keamanan margin of safety kreditor jangka pendek. Perusahaan dengan rasio lancar tinggi belum tentu menjamin dapat dibayarnya hutang yang jatuh tempo karena proporsi aktiva lancar yang tidak menguntungkan. 2. Acid Test Ratio Sering disebut sebagai Quick Ratio yaitu perbandingan antara aktiva lancar yang dikurangi persediaan dengan hutang lancar dan merupakan ukuran kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban- kewajibannya dengan tidak memperhitungkan persediaan. 3. Receivable Turn Over Piutang mempunyai hubungan erat dengan volume penjualan kredit. Posisi piutang dan taksiran waktu pengumpulan dinilai dengan menghitung tingkat perputaran piutang tersebut yakni total penjualan kredit dibagi piutang rata-rata. Makin tinggi perputaran menunjukkan modal kerja yang ditanamkan dalam piutang rendah, dan sebaliknya. 4. Inventory Turn Over Perputaran persediaan adalah rasio jumlah harga pokok penjualan dengan nilai rata-rata persediaan yang dimiliki perusahaan. Rasio ini menunjukkan berapa kali jumlah persediaan barang dagangan diganti dalam satu tahun. Rata-rata persediaan tersimpan di gudang dapat ditentukan dengan membagi jumlah hari dalam setahun dengan perputaran persediaan tersebut. 5. Working Capital Turn Over Rasio ini digunakan untuk menilai keefektifan modal kerja dengan membandingkan total penjualan dan jumlah modal kerja rata-rata. Rasio ini juga menunjukkan banyaknya penjualan yang dapat diperoleh perusahaan untuk tiap rupiah modal kerja. b. Rasio Solvabilitas Merupakan rasio untuk menganalisa posisi keuangan jangka panjang dan hasil operasinya. Berikut yang termasuk rasio solvabilitas: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 1. Rasio Modal Sendiri denga n Total Aktiva Rasio ini menunjukkan pentingnya sumber modal pinjaman dan tingkat keamanan yang dimiliki kreditor. Makin tinggi rasio, semakin kecil modal pinjaman yang digunakan untuk membiayai aktiva perusahaan. 2. Rasio Modal Sendiri dengan Aktiva Tetap Rasio ini dihitung dengan cara membagi total hak pemilik-pemilik perusahaan dengan nilai buku dari aktiva tetap yang dimiliki perusahaan. Modal sendiri yang lebih besar daripada aktiva tetap lebih menguntungkan karena aktiva tetap berjangka panjang. 3. Rasio Aktiva Tetap dengan Hutang Jangka Panjang Rasio ini diperoleh dengan membagi total aktiva tetap dengan total hutang jangka panjang guna mengukur tingkat keamanan yang dimiliki oleh kreditor jangka panjang dan menunjukkan kemampuan perusahaan memperoleh pinjaman baru dengan jaminan aktiva tetap. 4. Nilai Buku Saham Nilai buku per lembar saham menunjukkan jumlah rupiah yang akan dibayarkan untuk setiap lembar saham apabila perusahaan dibubarkan. Nilai ini digunakan sebagai salah satu dasar menentukan harga kurs saham yang bersangkutan. c. Rasio Rentabilitas Merupakan rasio untuk mengukur profit yang diperoleh dari modal- modal yang dipakai operasi atau mengukur kemampuan perusahaan memperoleh keuntungan. Rasio-rasio yang termasuk rasio rentabilitas yaitu: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 1. Rasio Operating Income dengan Operating Assets Profitabilitas diukur dengan menghubungkan keuntungan laba dari kegiatan pokok perusahaan dengan kekayaan yang digunakan untuk menghasilkan keuntungan tersebut. Rasio ini mencerminkan keuntungan yang diperoleh tanpa mengingat dari mana sumber modal dan menunjukkan tingkat efisiensi dalam melaksanakan operasi sehari- hari. 2. Perputaran dari Operating Assets Merupakan rasio jumlah aktiva yang digunakan dalam operasi terhadap jumlah penjualan yang diperoleh selama periode tersebut. Rasio ini merupakan ukuran tentang seberapa jauh aktiva telah dipergunakan dalam kegiatan perusahaan atau menunjukkan berapa kali operating assets berputar dalam periode tertentu. 3. Return On Investment ROI Teknik analisa ini lazim digunakan pimpinan perusahaan untuk mengukur efektivitas keseluruhan operasi perusahaan. ROI adalah salah satu rasio profitabilitas untuk mengukur kemampuan perusahaan dengan keseluruhan dana yang ditanam dalam aktiva untuk menghasilkan keuntungan. 4. Laba dari Beban Tetap Pengukuran tingkat laba dilakukan dengan menghubungkan laba tersebut dengan berbagai faktor, misalnya dengan beban tetap yang harus dibayar oleh perusahaan, dengan deviden untuk pemegang saham prioritas Preferred Stock, atau dengan laba untuk pemegang saham biasa. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5. Laba per Lembar Saham Biasa Laba neto setelah dikurangi deviden dan hak-hak lainnya untuk pemegang saham prioritas merupakan untuk pemegang saham biasa. Jumlah laba untuk pemegang saham biasa dibagi jumlah lembar saham yang beredar akan diketahui jumlah laba untuk setiap lembar saham. d. Rasio lain- lain Sebenarnya masih banyak rasio yang sifatnya memberikan informasi untuk menambah data pendukung dalam mengambil keputusan. Rasio-rasio tersebut antara lain: 1. Gross Margin Ratio Merupakan perimbangan laba kotor dengan tingkat penjualan yang dicapai pada periode yang sama. Rasio ini mencerminkan laba kotor yang dapat dicapai setiap rupiah penjualan. 2. Operating Ratio Merupakan selisih antara rasio laba bersih dan penjualan dengan 100 menunjukkan prosentase yang tersisa guna menutup harga pokok penjualan dan biaya operasi. Rasio ini mencerminkan tingkat efisiensi perusahaan; rasio yang tinggi menunjukkan harga yang kurang baik karena setiap rupiah penjualan yang terserap dalam biaya juga tinggi dan yang tersedia untuk laba kecil. 3. Perputaran Hutang Dagang Hutang dagang berhubungan erat dengan pembelian barang dagangan karena umumnya, perusahaan besar melakukan pembelian secara kredit. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Dengan menghubungkan hutang dagang dan jumlah pembelian akan diketahui waktu rata-rata pembayaran hutang tersebut atau berapa kali hutang dibayar dalam satu tahun.

C. Kinerja Perusahaan 1. Pengertian dan Tujuan Evaluasi Kinerja Keuangan