Hubungan Kesehatan Finansial dengan Harga Pasar Saham

Dengan kata lain, BUMN tetap berdaya saing, mampu menghasilkan keuntungan dan memiliki potensi kebangkrutan yang relatif kecil.

2. Hubungan Kesehatan Finansial dengan Harga Pasar Saham

Dari pembahasan sebelumnya, diketahui bahwa kinerja perusahaan mengalami perbaikan atau tingkat kesehatan yang semakin sehat. Berdasarkan kondisi ini, investor sangat berharap dengan membaiknya kinerja atau kondisi perusahaan akan meningkatkan deviden. Membaiknya kinerja finansial yang ditunjukkan dengan peningkatan keuntungan menimbulkan ketertarikan investor unt uk menanamkan modalnya pada perusahaan. Dengan keuntungan yang meningkat, maka harapan investor terhadap perusahaan semakin tinggi sehingga mendorong naiknya harga pasar saham di tahun 2006. Kinerja finansial yang baik akan ditunjukkan pula dengan kenaikan PER Price to Earning Ratio. PER adalah rasio price yang dihitung dengan membagi harga saham saat ini dengan Earning Per Share EPS atau keuntungan per lembar saham. EPS merupakan rasio yang menunjukkan berapa besar keuntungan yang diperoleh investor per lembar saham. Semakin tinggi nilai PER, menunjukkan saham semakin dinilai tinggi oleh pasar sehingga memicu kenaikan harga saham. Berdasar korelasi peringkat Spearman, kesehatan finansial perusahaan tahun 2005 dan 2006 dengan harga pasar saham closing price 31 Desember tahun 2005 dan 2006 menunjukkan hubungan yang signifikan kuat dan linier positif. Hal ini didasarkan pada koefisien korelasi r s sebesar 0,749 yang lebih PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI besar dari r tabel 0,475. Hubungan positif variabel kesehatan finansial denga n variabel harga pasar saham menunjukkan adanya hubungan yang searah antara kedua variabel tersebut. Karena itu, jika kesehatan finansial tahun 2005 dan 2006 naik 0,749, maka harga pasar saham closing price 31 Desember juga akan naik sebesar 0,749. Selain itu, pengujian menggunakan tabel Student’s t lebih memperkuat signifikansi hubungan antara kedua variabel; terlihat t hitung sebesar 4,5218 yang lebih besar dari t tabel 2,120. Jadi, dapat disimpulkan bahwa kesehatan finansial perusahaan dengan harga pasar saham closing price mempunyai hub ungan yang signifikan kuat. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 96

BAB VI PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari bahasan bab terdahulu, berikut ini dapat dibuat kesimpulan atas rumusan masalah sebagai berikut: 1. Kesehatan finansial 9 sembilan BUMN yang listing di Bursa Efek Jakarta tahun 2005 berada pada tingkat ’Kurang Sehat`, antara lain: PT. Adhi Karya Persero Tbk., PT. Indofarma Persero Tbk., PT. Kimia Farma Persero Tbk., PT. Tambang Batubara Bukit Asam Persero Tbk., PT. Aneka Tambang Persero Tbk., PT. Timah Persero Tbk., PT. Perusahaan Gas Negara Persero Tbk., PT. Telekomunikasi Indonesia Persero Tbk., dan PT. Semen Gresik Persero Tbk. Di tahun 2006 terdapat 2 dua perusahaan yang tingkat kesehatan finansialnya ‘Sehat’ yakni PT. Aneka Tambang Persero Tbk. dan PT. Semen Gresik Persero Tbk. Sedangkan 7 tujuh perusahaan yang lain berada pada tingkat ‘Kurang Sehat’. 2. Korelasi kesehatan finansial dengan harga pasar saham closing price 31 Desember pada periode pengamatan tahun 2005 dan 2006 menunjukkan hubungan yang positif dan kuat sebesar 0,749 dan tingkat signifikansi yang kuat sebesar 4,5218.

B. Saran

Berikut saran yang dapat dikemukakan dari penelitian ini yaitu: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI