Spektrofotometri Analisis Kualitatif Boraks Dalam Sampel

Tabel III. Hasil uji kertas kunyit Hasil No Kode sampel Pembanding Sampel 1 PK-1 + + 2 PK-2 + + 3 PK-3 + + 4 PT-1 + + 5 PT-2 + + 6 PT-3 + + 7 PT-4 + + 8 PR-1 + + 9 PR-2 + + 10 PG-1 + + 11 PG-2 + + 12 PG-3 + + 13 PC-1 + + 14 PC-2 + + Keterangan: + : kertas berwarna coklat kemerahan – : kertas tidak berwarna coklat kemerahan Dari hasil uji kertas kunyit seperti yang dicantumkan dalam tabel III, semua sampel atau sebesar 100 diindikasikan mengandung boraks. 100 mengandung boraks tidak mengandung boraks Gambar 8. Diagram hasil uji kertas kunyit

4. Spektrofotometri

1. Penentuan operating time. Penentuan operating time untuk mengetahui pada jangka waktu keberapa suatu larutan dapat memberikan serapan yang stabil. 41 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Serapan yang stabil ini menunjukkan bahwa reaksi pembentukan warna antara asam borat dengan kurkumin telah sempurna sehingga serapan yang terbaca pada panjang gelombang maksimal adalah serapan semua asam borat yang telah bereaksi dengan kurkumin membentuk senyawa kompleks boro-kurkumin yang berwarna merah rosocyanin. Pada percobaan ini penentuan operating time dilakukan pada panjang gelombang 524,0 nm selama 1 jam. Hasil pengukuran dapat dilihat sebagai berikut: Gambar 9. Spektrogram Operating Time menggunakan spetrofotometer UV-Vis Gambar 9 menunjukkan bahwa serapan senyawa kompleks berwarna merah rosocyanin mengalami kenaikan pada menit ke 25 kemudian menjadi stabil hingga menit ke 60. Hal ini berarti bahwa pengukuran serapan dari larutan dapat dilakukan sejak larutan stabil yaitu mulai menit ke 25. 2. Penentuan panjang gelombang serapan maksimum. Panjang gelombang maksimum adalah panjang gelombang di mana suatu larutan mempunyai serapan 42 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI yang maksimal. Penentuan panjang gelombang maksimum dilakukan untuk mengetahui besarnya pergeseran panjang gelombang yang disebabkan oleh perbedaan alat, bahan, dan kondisi penelitian. Pada penelitian ini panjang gelombang maksimum diukur setelah menit ke 25 yang merupakan hasil penetapan operating time dengan rentang panjang gelombang 500 nm sampai 600 nm, dimana panjang gelombang maksimum yang digunakan sebagai acuan yaitu 524 nm masih berada dalam rentang tersebut. Adapun hasil pengukuran panjang gelombang maksimal adalah sebagai berikut: Gambar 10. Spektrum panjang gelombang serapan maksimum kompleks boro- kurkumin menggunakan spektrofotometer UV-Vis Dari gambar 10 dapat diketahui bahwa panjang gelombang dimana terjadi serapan yang maksimal adalah pada panjang gelombang 523,7 nm. Menurut Farmakope Indonesia IV, panjang gelombang yang diperbolehkan adalah berada dalam batas 2 nm dari panjang gelombang teoritis. Panjang gelombang hasil penelitian bergeser sebesar 0,3 nm dari panjang gelombang acuan 524 nm. 43 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Perbedaan antara panjang gelombang acuan dan panjang gelombang hasil penelitian telah memenuhi persyaratan sehingga panjang gelombang maksimum yang diperoleh dari hasil penelitian dapat digunakan selama penelitian. 3. Penentuan serapan sampel. Pengukuran nilai serapan dari sampel digunakan untuk mengetahui apakah sampel mengandung boraks atau tidak mengandung boraks. Dari sampel yang diteliti ternyata semua sampel mengandung boraks. Hal ini dapat dilihat sewaktu ditambahkan larutan kurkumin, larutan sampel menjadi berwarna merah dan setelah diukur menggunakan spektrofotometer UV-Vis sampel menghasilkan suatu nilai serapan. Pengukuran serapan dari sampel ini menggunakan panjang gelombang serapan maksimal yaitu 523,7 nm. Hasil pengukuran serapan sampel sebagai berikut: Tabel IV. Data pengukuran serapan sampel Nomor Kode sampel Serapan sampel 1 PK-1 0,218 2 PK-2 0,302 3 PK-3 0,467 4 PT-1 0,414 5 PT-2 0,696 6 PT-3 0,683 7 PT-4 0,578 8 PR-1 0,528 9 PR-2 0,472 10 PG-1 0,419 11 PG-2 0,548 12 PG-3 0,504 13 PC-1 0,552 14 PC-2 0,804 Tabel IV menunjukkan bahwa semua sampel mempunyai nilai serapan yang berbeda-beda. Hal ini dapat mengindikasikan bahwa semua sampel 44 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI mengandung boraks. Nilai serapan dari masing-masing sampel yang berbeda disebabkan karena kandungan boraks dalam tiap-tiap sampel berbeda. Dari setiap sampel jika dilihat dari spektrogramnya mempunyai model serapan yang sama dengan model spektrogram dari standar boraks, sehingga bisa dikatakan sampel mengandung boraks karena mempunyai model serapan yang sama dengan standar. Setiap sampel jika dilihat dari pola spektrogramnya mempunyai panjang gelombang maksimal yang berbeda-beda. Hal ini diperkirakan disebabkan oleh adanya pengotor yang ikut terlarut dalam larutan sampel. Selain itu dapat juga disebabkan karena adanya perbedaan waktu pada saat mengukur serapan sampel.

E. Analisis Hasil