secara konduktometri terjadinya proses disosiasi konstituen mineral Christian, 2003.
Menurut Christian 2003, pengabuan kering tanpa bantuan bahan kimia biasa dilakukan terhadap material biologis dan material organik. Pengabuan
kering biasanya dilakukan pada temperatur tinggi 400–700 C. Selanjutnya Price
1972, menegaskan bahwa pengabuan kering tidak dapat digunakan untuk menentukan unsur yang mudah menguap, seperti: raksa, arsen, timah, antimon,
dan molibdenum. Sejumlah abu atau sisa dari proses pembakaran suatu bahan merupakan
ukuran banyaknya material anorganik atau pengotor yang ada bersama material organik. Senyawa anorganik pada umumnya memiliki titik uap yang lebih tinggi
daripada senyawa organik. Hal ini menyebabkan material anorganik sulit dipindahkan dalam proses pemurnian Glenn dan Jenkins, 1967.
F. Identifikasi Boraks
Identifikasi boraks dalam suatu sampel dapat dilakukan dengan berbagai macam cara. Secara kualitatif dapat dilakukan uji nyala api dan juga dengan reaksi
warna. Uji-uji kualitatif yang dapat dilakukan antara lain:
1. Uji nyala api
Jika sedikit boraks dicampurkan dengan 1 ml asam sulfat pekat dan 5 ml metanol atau etanol dalam sebuah cawan porselen kecil, dan alkohol ini
dinyalakan; alkohol akan terbakar dengan dengan nyala yang pinggirannya hijau,
18 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
hal ini disebabkan oleh pembentukan metil borat BOCH
3 3
atau etil borat BOC
2
H
5 3
. Kedua ester ini beracun.
2. Uji kertas kunyit
Jika sehelai kertas kunyit dicelupkan ke dalam suatu larutan borat yang diasamkan dengan asam klorida encer, lalu dikeringkan pada 100
C, kertas ini menjadi coklat-kemerahan. Kertas dikeringkan paling sederhana dengan
melilitkannya sekeliling sisi luar dekat tepi mulut suatu tabung uji yang mengandung air, dan mendidihkan air itu selama 2–3 menit. Setelah kertas
dibasahi dengan larutan natrium hidroksida encer kertas menjadi hitam-kebiruan atau hitam-kehijauan
3. Uji perak nitrat
Jika sedikit boraks ditambahkan larutan perak nitrat akan terbentuk endapan putih perak metaborat AgBO
2
, yang larut baik dalam larutan amonia encer maupun dalam asam asetat. Dengan mendidihkan endapan dengan air,
endapan dihidrolisis sempurna, dan diperoleh endapan coklat perak oksida. Endapan coklat perak oksida dihasilkan langsung dalam larutan-larutan yang
sangat encer.
4. Uji barium klorida
Jika boraks ditambahkan dengan larutan barium klorida maka akan terbentuk endapan putih barium metaborat BaBO
2 2
; endapan akan larut dalam reagensia yang berlebihan, dalam asam-asam encer, dan dalam larutan garam-
garam amonium.
19 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5. Uji manik-boraks
Boraks yang telah dijadikan bubuk, bila dipanaskan dalam tabung pijar, atau di atas sebatang kawat platinum, akan mengembang banyak sekali, dan lalu
menyusut, meninggalkan suatu keping kaca yang tak berwarna dari garam anhidratnya Daintith, 1997.
6. Uji asam p-nitrobenzena-azo-kromotropat
O
2
N N
N OH
OH
HO
3
S SO
3
H
Borat menyebabkan reagensia yang semula berwarna lembayung-biru menjadi biru-kehijauan. Zat pengoksid dan fluorida akan mengganggu, hal ini
dikarenakan terbentuknya boronfluorida-boronfluorida. Zat-zat pengoksid, termasuk nitrat dan klorat, dibuat tak mengganggu dengan menguapkan bersama
hidrazina sulfat padat, sedangkan fluorida dapat dihilangkan sebagai silikon tetrafluorida dengan menguapkannya dengan asam silikat dan asam sulfat Vogel,
1979.
7. Uji biru manitol-bromotimol