yang berfungsi sebagai uji penegasan bahwa di dalam legendar mengandung boraks atau tidak.
1. Uji nyala api
Uji nyala api ini dilakukan terhadap pembanding boraks dan sampel dengan cara yang sama. Dalam uji ini, sedikit boraks ditambahkan 1 ml asam
sulfat pekat dan 1 ml etanol dalam cawan porselen kemudian alkohol ini dinyalakan dengan api, akan diperoleh hasil bahwa adanya etil borat ditunjukkan
dengan munculnya warna hijau di tepi cawan porselen yang digunakan sebagai tempat pengujian.
Sampel abu yang mengandung boron trioksida B
2
O
3
bila ditambah dengan asam sulfat pekat, akan dihasilkan asam ortoborat H
3
BO
3
. Asam ortoborat yang terbentuk akan bereaksi dengan etanol membentuk ester etil borat
[BOC
2
H
5 3
] yang bersifat mudah menguap. Etil borat merupakan ester yang beracun sehingga untuk melakukan uji
ini harus dalam tempat yang sesuai yaitu di dalam almari asam. Asam sulfat dalam uji ini berfungsi sebagai penggeser kesetimbangan ke arah kanan. Reaksi
pembentukan etil borat sebagai berikut:
B
2
O
3
H
2
SO
4
4 H
2
O 2 H
3
BO
3
SO
4 2-
2 H
+
+ +
+ +
6 H
3
CH
2
COH H
3
CH
2
COH HO
HO B
H
3
CH
2
COH HO
3 H
2
O H
3
CH
2
CO H
3
CH
2
CO H
3
CH
2
CO B
+ +
etanol etil borat
asam ortoborat
Gambar 3. Reaksi pembentukan etil borat Alexeyev, 1967
34 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Sampel dikatakan mengandung boraks jika menghasilkan nyala api yang pada bagian tepinya berwarna hijau. Warna hijau yang terbentuk dari nyala api
sama dengan warna hijau yang terbentuk pada pembanding boraks. Jika warna tersebut sama dengan warna pada pembanding boraks maka dapat dikatakan
sampel mengandung boraks. Hasil uji nyala api terhadap 14 sampel uji, dapat dilihat dalam tabel berikut:
Tabel I. Hasil uji nyala api Hasil
No Kode
sampel Pembanding
Sampel
1 PK-1
+ +
2 PK-2
+ +
3 PK-3
+ –
4 PT-1
+ +
5 PT-2
+ +
6 PT-3
+ +
7 PT-4
+ +
8 PR-1
+ –
9 PR-2
+ –
10 PG-1
+ +
11 PG-2
+ +
12 PG-3
+ +
13 PC-1
+ –
14 PC-2
+ +
Keterangan: + : terbentuk nyala api warna hijau –
: tidak terbentuk nyala api warna hijau
Dari hasil uji nyala api seperti yang ditunjukkan dalam tabel 1, sebanyak 10
sampel atau 71,43 diindikasikan mengandung boraks.
35 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Gambar 4. Diagram hasil uji nyala api
71,43 28,57
mengandung boraks
tidak mengandung
boraks
Pengujian sampel dengan uji nyala api akan terganggu jika di dalam sampel terdapat logam tembaga atau barium. Kedua logam ini akan memberikan
pewarnaan hijau pada uji nyala api. Berbeda dengan senyawa organik, logam tembaga dan barium tidak hilang dalam proses pengabuan sampel. Hal ini
dikarenakan titik lebur logam tembaga dan barium sangat tinggi. Tembaga mulai melebur pada suhu 1083,4
C, sedangkan barium melebur pada suhu 725 C.
Logam tembaga dan barium akan teroksidasi di dalam daerah pengoksidasi pada nyala etanol, menghasilkan warna hijau. Hal ini membuat sulit untuk mengatakan
bahwa warna hijau dari uji nyala api tersebut dihasilkan oleh etil borat, tembaga, atau barium.
Untuk mengetahui bahwa warna hijau yang dihasilkan tersebut bukan berasal dari tembaga ataupun barium, maka dapat dilakukan uji etil borat terhadap
borat. Menurut Vogel 1979, uji ini dapat dilakukan dengan cara campuran borat, asam sulfat pekat, dan etanol ditaruh dalam labu alas bulat yang dilengkapi
dengan sebuah jet tabung berujung halus untuk memancarkan fluida dari kaca, dan atasnya dipasang tabung kaca lebar yang bertindak sebagai suatu ‘cerobong’.
Campuran dipanaskan perlahan-lahan, dan uap dinyalakan pada puncak tabung kaca yang lebar. Nyala hijau memastikan adanya suatu borat. Karena keterbatasan
36 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
penelitian, uji ini tidak dilakukan. Sehingga untuk benar-benar mengetahui bahwa nyala hijau yang dihasilkan berasal dari borat dapat dilakukan uji reaksi warna
2. Uji biru gliserol bromotimol