Uji pendahuluan rentang waktu pemotongan kaki setelah injeksi suspensi karagenin 1 Uji pendahuluan rentang waktu pemberian ekstrak etanol akar krokot belanda.

kemudian dicari peningkatannya untuk menentukan dosis tengah melalui rumus : Peningkatan = 1 terendah tertinggi − n dosis dosis Peningkatan = 1 4 kgBB 1666,67mg B 5000mgkgB − = 1,44 Keterangan : n = jumlah peringkat dosis Tiga dosis dibawah dosis tertinggi diperoleh dengan membagi dosis 1,44 kali dari dosis tertinggi sesuai deret ukur. Dari hasil perhitungan diperoleh dosis ekstrak etanol akar krokot belanda sebesar 1674,49 mgkgBB; 2411,26 mgkgBB; 3472,22 mgkgBB; 5000 mgkgBB.

10. Uji pendahuluan rentang waktu pemotongan kaki setelah injeksi suspensi karagenin 1

Hewan uji sebanyak dua puluh ekor dibagi dalam 4 kelompok, tiap kelompok terdiri dari lima ekor. Pada kaki kiri bagian belakang hewan uji diinjeksi 0,05 ml suspensi karagenin 1 secara subplantar sedangkan kaki kanan bagian belakang disuntik dengan spuit injeksi subplantar tanpa suspensi karagenin 1. Kemudian tiap kelompok hewan uji dikorbankan pada selang waktu tertentu yaitu : 1, 2, 3, dan 4 jam setelah injeksi karagenin subplantar, lalu kedua kaki belakang dipotong pada sendi torsocrural dan ditimbang. Waktu pemotongan kaki ditentukan saat kaki mengalami peningkatan udema yang berarti. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

11. Uji pendahuluan rentang waktu pemberian ekstrak etanol akar krokot belanda.

Hewan uji sebanyak dua puluh ekor dibagi dalam 4 kelompok. Tiap kelompok terdiri dari lima ekor. Tiap kelompok diberi perlakuan ekstrak etanol akar krokot belanda dengan dosis sesuai hasil orientasi pada selang waktu 15, 30, 45, dan 60 menit sebelum diinjeksi karagenin 0,05 ml secara subplantar. Selang waktu sesuai orientasi waktu pemotongan kaki setelah injeksi karagenin, tiap kelompok hewan uji dikorbankan dan kedua kaki belakangnya pada dipotong sendi torsocrural lalu ditimbang. Waktu pemberian ekstrak etanol akar krokot belanda ditentukan saat kaki mengalami penurunan udema yang berarti 12. Perlakuan Hewan Uji Hewan uji yang dibutuhkan sebanyak enam puluh tiga ekor yang dibagi secara acak menjadi 9 kelompok. Setiap kelompok terdiri dari tujuh ekor dengan perlakuan sebagai berikut : a. kelompok I kelompok kontrol suspensi karagenin 1 Kaki kiri bagian belakang mencit diinjeksi dengan suspensi karagenin 1 dosis 25 mgkgBB secara subplantar sedangkan kaki kanan bagian belakang hanya disuntik subplantar tanpa karagenin. Setelah tiga jam berdasar uji pendahuluan kedua kaki dipotong pada sendi torsocrural dan ditimbang. b. kelompok II kelompok kontrol CMC-Na 1 CMC-Na 1 diberikan secar per oral pada mencit dan setelah 15 menit, kaki kiri bagian belakang mencit diinjeksi dengan suspensi karagenin PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 1 dosis 25 mgkgBB secara subplantar sedangkan kaki kanan bagian belakang hanya disuntik subplantar tanpa karagenin, kemudian setelah 3 jam kedua kaki dipotong pada sendi torsocrural dan ditimbang. c. kelompok III, IV, dan V kontrol positif natrium diklofenak Tiga kelompok mencit diberi perlakuan per oral natrium diklofenak dengan masing-masing dosis sebesar 9,75; 10,795 dan 11,95 mgkgBB, setelah 15 menit kaki kiri bagian belakang mencit diinjeksi dengan suspensi karagenin 1 dosis 25 mgkgBB secara subplantar sedangkan kaki kanan bagian belakang hanya disuntik subplantar tanpa karagenin, kemudian setelah 3 jam kedua kaki dipotong pada sendi torsocrural dan ditimbang. d. kelompok VI, VII, VIII, dan IX perlakuan ekstrak etanol akar krokot belanda Empat kelompok mencit diberi perlakuan per oral ekstrak etanol akar krokot belanda dengan masing-masing dosis sebesar 1674,49; 2411,26; 3472,22; dan 5000 mgkgBB. Setelah 15 menit, masing-masing kelompok diinjeksi suspensi karagenin 1 dosis 25 mgkgBB secara subplantar pada kaki kiri belakang sedangkan kaki kanan bagian belakang hanya disuntik subplantar tanpa karagenin, kemudian setelah 3 jam kedua kaki dipotong pada sendi torsocrural dan ditimbang.

13. Perhitungan respon daya anti inflamasi