5. Kandungan Kimia
Akar dan daun krokot belanda mengandung saponin, dan flavonoid Anonim, 1994, di samping itu akarnya juga mengandung tanin dan steroid
Misra, 1992; Dalimarta, 2003. a.
Flavonoid Flavonoid merupakan senyawa metabolit sekunder yang banyak terdapat
pada tumbuh-tumbuhan. Kandungan senyawa flavonoid di dalam tumbuhan sangat rendah, yaitu sekitar 0,25 dan secara umum terikat atau terkonjugasi
dengan senyawa gula membentuk glikosida Robinson, 1995. Khusus pada divisi Angiospermae yang lazim dijumpai adalah flavon dan flavonol, C-glikosida dan
O-glikosida, di samping isoflavon dan flavanon Markham, 1988.
Flavonoid merupakan senyawa polar, maka umumnya flavonoid cukup larut dalam pelarut polar seperti etanol EtOH, metanol MeOH, butanol
BuOH dan aseton. Adanya gula yang terikat pada flavonoid cenderung menyebabkan flavonoid lebih mudah larut dalam air dan dengan demikian
campuran pelarut di atas dengan air merupakan pelarut yang lebih baik untuk glikosida Markham, 1988.
Flavonoid menghambat banyak reaksi oksidasi, baik secara enzim maupun non enzim. Efek flavonoid terhadap organisme sangat banyak macamnya
sehingga tumbuhan yang mengandung flavonoid dapat dipakai dalam pengobatan Robinson, 1995. Flavonoid menunjukkan aktivitasnya sebagai anti alergi, anti
inflamasi, anti mikrobial, dan anti kanker. Pada kenyataannya, flavonoid bekerja sebagai anti oksidan kuat, melindungi dari serangan oksidatif dan radikal bebas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Anonim, 2007a. Di antara senyawa flavonoid yang telah lama dikenal dan merupakan suatu kelompok antioksidan yakni, kelompok polifenol memiliki
kemampuan sebagai penangkal superoksida, oksigen singlet, dan radikal peroksi lipid Sitompul, 2003. Flavonoid dapat bekerja sebagai inhibitor lipoksigenase
yang berperan dalam produksi mediator inflamasi yaitu leukotrien Robinson, 1995 sehingga proses peradangan dapat terhambat. Kerangka flavonoid dapat
dilihat pada gambar 1 Robinson, 1995.
O
A B
1 2
3 4
5 6
7 8
1 2
3 4
5 6
O
Gambar 1. Kerangka flavonoid b.
Saponin Saponin adalah glikosida triterpena dan sterol dan telah terdeteksi dalam
lebih dari 90 suku tumbuhan. Saponin merupakan senyawa aktif permukaan dan bersifat seperti sabun, serta dapat dideteksi berdasarkan kemampuannya
membentuk busa dan menghemolisis sel darah. Pencarian saponin dalam tumbuhan telah dipicu oleh kebutuhan akan sumber sapogenin yang mudah
diperoleh dan dapat diubah di laboratorium menjadi sterol hewan yang berkhasiat penting misalnya, kortison, estrogen kontraseptik, dll Harborne, 1987.
Berdasarkan aglikonnya, saponin dibagi menjadi dua yaitu saponin steroid dan saponin triterpenoid Evans, 2002.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Saponin steroid Saponin
triterpenoid Gambar 2. Struktur saponin
Senyawa glikosida seperti saponin dan glikosida jantung tidak larut dalam pelarut non polar. Senyawa ini paling cocok diekstraksi dari tumbuhan memakai
etanol atau metanol panas 70-95 Robinson, 1995. c.
Tanin Tanin merupakan substrat kompleks yang biasanya terjadi sebagai
campuran polifenol yang sulit diseparasi karena tidak dapat dikristalkan. Tanin terdapat luas dalam tumbuhan berpembuluh dalam angiospermae khususnya
jaringan kayu. Tanin dapat dibedakan menjadi tanin terhidrolisis dan tanin tidak terhidrolisis tanin terkondensasi Heinrich, Barnes, Gibbons danWilliamson,
2004. Dalam industri, tanin merupakan senyawa yang berasal dari tumbuhan yang mampu mengubah kulit hewan mentah menjadi kulit siap pakai. Sedangkan
dalam dunia kesehatan tanin bermanfaat untuk mengurangi bengkak edema, radang, dan sekresi pada gastrointestinal Harborne, 1987. Tanin dapat
mempengaruhi respon inflamasi dengan aktivitasnya sebagai penangkal radikal bebas, karena radikal bebas dapat merangsang terjadinya inflamasi Diane, 2006.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tanin terhidrolisiskan dan glikosida dapat diekstraksi dengan air panas atau campuran etanol-air Robinson, 1995.
Gambar 3. Struktur tanin d.
Steroid Senyawa steroid merupakan lipid yang dikarakteristikkan mempunyai
kerangka karbon yang dihubungkan dengan empat cincin Anonim, 2007b yaitu siklopentanaperhidrofenantrena. Struktur umum senyawa steroid dapat dilihat
pada gambar 4 Mursyidi, 1990.
2 3
4 5
6 7
8 9
10 11
12 13
14 15
16 17
18 19
1
Gambar 4. Struktur umum steroid
Steroid dapat berupa senyawa alkohol, aldehid dan keton atau asam karboksilat yang tersebar luas dalam makhluk hidup dan umumnya termasuk ke
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dalam fraksi lipid. Menurut fungsi fisiologis dan terdapatnya steroid secara garis besar dibagi menjadi : golongan sterol, golongan asam empedu, golongan hormon,
golongan saponin dan sapogenin dan golongan glikosida jantung Mursyidi, 1990. Secara umum sterol dapat diisolasi dengan pelarut organik seperti metanol,
etanol, eter, kloroform, dan campuran dari pelarut-pelarut tersebut Mursyidi, 1990.
Steroid dapat menghambat pelepasan prostaglandin dari sel-sel sumbernya Anonim, 1991 sehingga pembentukan histamin, prostaglandin, dan mediator-
mediator kimia lainnya yang mengakibatkan peradangan dapat terhambat pula Greene, Harris, dan Goodyer, 2000.
Nama sterol dipakai khusus untuk steroid alkohol, tetapi karena praktis semua steroid tumbuhan berupa alkohol dengan gugus hidroksil pada C-3 sering
kali semuanya disebut sterol Robinson, 1995. Golongan fitosterol sterol tumbuhan yang termasuk golongan ini adalah sitosterol yang merupakan sterol
tumbuhan terbanyak dan terdiri dari
α
, , dan sitosterol, stigmasterol,
kampesterol, dan spinasterol Mursyidi, 1990. Tiga senyawa ‘fitosterol’ yang
mungkin terdapat dalam tiap tumbuhan tinggi tersebut yaitu sitosterol dahulu dikenal sebagai ß-sitosterol, stigmasterol, dan kampestrol. Fitosterol dilaporkan
dapat menurunkan kolesterol, anti-inflamasi, antibakteri, antijamur, dan menghambat pembentukan tumor Froschle, Piuss, Peter, Etzweiler, Ruegg, 2004
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6. Khasiat dan kegunaan