27
Peneliti membuat sebuah literature map atau kerangka berpikir yang memuat penelitian-penelitian terdahulu sampai dengan penelitian yang akan
dilakukan peneliti. Berdasar pengamatan yang telah dilakukan oleh peneliti mengenai subjek seorang anak yang tergolong dalam anak yang berkebutuhan
khusus yaitu hiperaktif, peneliti berupaya untuk mengetahui persepsi guru terhadap perkembangan emosi siswa anak yang mengalami hiperaktif kelas II di
SD Kasih. Kerangka berpikir penelitian yang relevan dapat dilihat pada berikut:
2.2 Literature Map Penelitian yang Relevan
2.3 Kerangka Teori
Pendidikan sekolah
dasar adalah
sebuah cabang
pendidikan yang
diselenggarakan untuk mencerdaskan anak bangsa ditingkat awal setelah anak menyelesaikan pendidikan anak usia dini. Pendidikan sekolah dasar menjadi tempat
untuk anak-anak belajar seusai lulus dari sebuah cabang pendidikan tingkat kanak-
PERILAKU HIPERAKTIF PERKEMBANGAN EMOSI
PERSEPSI GURU
Perilaku Hiperaktif dan Upaya Penanganannya
Persepsi dan Cara Penanganan Guru Terhadap Kemampuan
Belajar Siswa dengan Gangguan Pemusatan Perhatian dan
Hiperaktivitas GPPH Kelas II di SD Bercahaya
Peran Pendampingan Regulasi Emosi
Terhadap Perilaku Maltreatment pada Ibu
dari Anak GPPH
Persepsi Guru Terhadap Perkembangan Emosi Anak Hiperaktif Kelas II di SD Kasih
28
kanak. SD Kasih adalah sebuah sekolah dasar yang memiliki cukup banyak siswa. Ada berbagai karakteristik siswa di SD tersebut, akan tetapi tidak ada perlakuan khusus bagi
siswa yang sekolah di SD tersebut. Di SD Kasih terdapat juga beberapa anak yang dapat digolongkan dalam anak berkebutuhan khusus bertipe hiperaktif. Objek penelitian yang
digunakan oleh peneliti adalah seorang siswa kelas II di SD Kasih yang bernama Marka. Selama proses kegiatan belajar mengajar berlangsung, seringkali terjadi
permasalahan yang diakibatkan oleh Marka. Dengan adanya permasalahan tersebut membuat kegiatan pembelajaran menjadi tidak nyaman bahkan membuat hasil
pembelajaran menjadi tidak sesuai dengan yang telah direncanakan oleh guru. Berdasarkan hasil pengamatan yang peneliti lakukan, permasalahan yang terjadi ini
terlihat saat seorang siswa dijahili oleh Marka yang tergolong hiperaktif dan saat ditegur, Marka terbawa emosi sehingga pada akhirnya menjadi sebuah konflik. Saat di
kelas Marka selalu susah untuk diajak konsentrasi, sering meninggalkan tempat duduknya, sering berlari-lari kesana kemari, sering keluar masuk kelas tanpa izin dan
tanpa alasan yang jelas, dan sering sulit menunggu jawaban. Perbedaan yang Marka tunjukkan tidak hanya dalam tingkah laku, namun terlihat juga dalam perkembangan
emosionalnya. Perkembangan emosi yang terlihat pada anak-anak seumuran Marka dapat dikatakan masih labil atau belum stabil, namun mereka masih memiliki
pengendalian pada saat guru mengingatkan mengenai tingkah laku mereka. Berbeda dengan Marka yang susah sekali untuk dikendalikan karena seringkali Marka meluapkan
emosinya pada saat keinginannya tidak dapat tercapai. Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik untuk mengetahui persepsi guru terhadap perkembangan emosi siswa
hiperaktif di SD tersebut.
29
2.4 Pernyataan Penelitian