Deskripsi Partisipan Penelitian Kajian Pustaka

7

BAB II LANDASAN TEORI

Pada bab II ini, peneliti memaparkan empat topik yaitu kajian pustaka, penelitian yang relevan, kerangka berpikir, dan pernyataan penelitian. Pada kajian teori, peneliti membahas tentang teori-teori yang masih berkaitan dengan persepsi guru terhadap perkembangan emosi anak hiperaktif. Pada penelitian yang relevan, peneliti memaparkan hasil penelitian yang pernah dilakukan dan penelitian tersebut masih berkaitan dengan judul penelitian ini. Sedangkan pada kerangka teori, peneliti menunjukkan kepada para pembaca agar dapat memahami penelitian yang dilakukan, serta pernyataan penelitian yang masih memiliki kaitan dengan rumusan masalah dalam penelitian ini.

2.1 Kajian Pustaka

2.1.1 Deskripsi Partisipan Penelitian

Partisipan awal dalam penelitian ini adalah seorang siswa laki-laki kelas II di SD Kasih bernama M.F.S yang biasa dipanggil dengan nama Marka nama disamarkan. Peneliti menggunakan siswa tersebut karena sesuai hasil pengamatan dan wawancara, anak tersebut mengalami hiperaktif. Marka lahir pada tanggal 23 Mei 2008 dan menurut guru wali kelas IIA yang setiap harinya mengajar, anak ini masih memiliki keturunan dari suku Batak. Marka tinggal bersama dengan kedua orang tuanya yang masih utuh serta dengan satu kakak kandungnya yang saat ini juga masih berstatus sebagai siswa di SD Kasih tepatnya di kelas IV. Marka merupakan anak kedua dari pasangan suami istri H.M.S dan F.H.P. Marka tinggal bersama keluarganya di salah satu daerah 8 wilayah Kabupaten Bantul. Kondisi perekonomian keluarga Marka termasuk ke dalam golongan menengah ke atas. Pernyataan tersebut diperkuat dengan hasil observasi peneliti dari data sekolah yang menyatakan bahwa Ayah Marka bekerja sebagai wiraswasta, dan ibunya tidak bekerja. Data mengenai tanggal lahir dan kondisi perekonomian Marka tersebut peneliti dapatkan dari hasil observasi data sekolah. Peneliti sebelumnya sudah mengetahui bahwa Marka adalah seorang anak yang mengalami hiperaktif pada saat peneliti melaksanakan kegiatan Program Pengalaman Lapangan PPL di SD Kasih selama kurang lebih tiga bulan. Peneliti tidak membuat jadwal untuk melakukan wawancara dengan Marka karena peneliti karena peneliti tidak melakukan wawancara terhadapnya. Peneliti melakukan penelitian ini dengan melakukan pengamatan atau observasi langsung dan mewawancarai beberapa guru mengenai Marka saat melakukan pembelajaran di kelas maupun di luar kelas. Pada awal kegiatan PPL peneliti mengobservasi tingkah laku Marka yang tidak bisa duduk diam di kelas bahkan sampai lari-lari di saat pembelajaran berlangsung, bermain-main saat di dalam kelas dengan barang- barang yang ada di sekitarnya, dan menganggu temannya saat pelajaran berlangsung sehingga Marka memiliki kesan sebagai anak nakal di kelas. Peneliti sempat masuk di kelas Marka untuk memberikan pembelajaran sebagai tugas peneliti juga untuk mengajar dalam melaksanakan PPL. Selama peneliti melakukan proses pembelajaran, Marka susah untuk bisa diajak diam dan bahkan saat ditegur dia lari meninggalkan kelas. Saat peneliti mengajak siswa secara klasikal untuk memperhatikan dan mencoba mengerjakan tugas-tugas dari PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 9 peneliti, terlihat Marka sedang asyik bermain-main dengan barang yang ada di sekitarnya seperti pensil atau penghapus. Dengan kejadian tersebut dapat dikatakan bahwa Marka sangat sulit untuk memusatkan perhatian terutama pada saat diajak untuk melakukan sesuatu hal yang berkaitan dengan berpikir atau dengan hal yang tidak disukainya. Selama peneliti mengamati, terlihat bahwa Marka lebih cenderung menyukai bermain dan aktivitas-aktivitas fisik karena peneliti telah mencoba untuk menggunakan sebuah media untuk mengajak siswa kelas IIA untuk bermain sambil belajar. Saat itulah Marka terlihat dapat mengikuti pembelajaran dengan baik. Selama peneliti melakukan observasi terhadap Marka, memang perilaku Marka terlihat berbeda dengan anak-anak yang lainnya. Tingkah laku Marka cenderung sulit untuk diatur karena seringkali Marka terlihat mengganggu temannya pada saat pembelajaran berlangsung. Peneliti juga melihat bahwa Marka ternyata memiliki emosi yang cukup tinggi karena peneliti pernah melihat saat pembelajaran di kelas berlangsung, Marka malah berkelahi dengan teman sebangkunya hanya karena Marka mengganggu teman sebangkunya dan temannyapun membalas dengan menganggunya. Setelah Marka diganggu dengan temannya, Marka langsung marah dan malah berkelahi dengan temannya tersebut. Sewaktu kegiatan pembelajaran di kelas Marka terlihat selalu keluar kelas tanpa izin dan tanpa alasan sama sekali. Selain itu, Marka juga sering terlihat tidak rapi dalam mengenakan seragamnya dan sering terlihat berkeringat karena aktivitas-aktivitas fisik yang dia lakukan. Bedasar hasil pengamatan dengan partisipan, Marka kemungkinan mengalami hiperaktif. Gangguan yang dialami PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 10 Marka secara tidak langsung berpengaruh pada perilaku Marka di sekolah, perubahan emosi, dan interaksinya. Kesimpulan peneliti mengenai Marka ternyata didukung oleh guru kelas IIA sebagai wali kelas Marka serta didukung oleh guru-guru lain. Saat peneliti melakukan wawancara dengan guru kelas, guru kelas menjelaskan bahwa Marka memang sangat sulit diatur, mudah marah, sering keluar masuk kelas tanpa izin dan alasan yang jelas, sering mengganggu teman-temannya sampai dianggap sebagai anak nakal.

2.1.2 Persepsi Guru