Instrumen Penelitian METODE PENELITIAN

35 data penelitian melalui pengamatan dan pengindraan di mana observer atau peneliti benar-benar terlibat dalam keseharian responden Noor, 2011: 140.

3.5 Instrumen Penelitian

Sugiyono 2014: 372-373 mengemukakan instrumen penelitian dalam sebuah penelitian kualitatif adalah peneliti itu sendiri. Oleh karena itu peneliti sebagai instrumen juga harus “divalidasi” seberapa jauh peneliti kualitatif siap melakukan penelitian yang selanjutnya terjun ke lapangan. Validasi terhadap peneliti sebagai instrumen meliputi validasi terhadap pemahaman metode kualitatif, penguasaan wawasan terhadap bidang yang diteliti, kesiapan peneliti untuk memasuki objek penelitian, baik secara akademik maupun logistiknya. Sedangkan Nasution dalam Sugiyono, 2014: 373-374 mengemukakan bahwa dalam penelitian kualitatif, tidak ada pilihan lain daripada menjadikan manusia sebagai instrumen penelitian utama. Selain peneliti, instrumen penelitian yang digunakan antara lain wawancara tidak terstruktur, perekam, alat tulis, dan catatan pengamatan langsung ketika observasi. Peneliti sebagai instrumen harus memiliki kemampuan dalam melakukan pengumpulan data. Pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti adalah dengan menggunakan wawancara, observasi, dan dokumentasi. Peneliti dulunya adalah tipe orang yang cukup sulit untuk berkomunikasi di depan umum karena rasa malu. Beberapa pengalaman telah membuat peneliti untuk terus berusaha membiasakan diri menyampaikan pendapat yaitu ketika peneliti di semester 1 hingga semester 7. Ketika di semester 6 peneliti menjadi seorang koordinator perlengkapan dalam kegiatan Fakultas yaitu Dekan Cup 2014. Melalui kegiatan 36 tersebut peneliti diminta untuk sering memimpin rapat divisi perlengkapan sehingga peneliti mulai terbiasa untuk menyampaikan pendapat. Pada semester 6 peneliti juga dihadapkan dengan beberapa mata kuliah yang membuat peneliti harus melawan rasa malu yaitu dalam mata kuliah seni drama, seni musik, dan seni tari. Setiap mata kuliah tersebut menuntut untuk mempersembahkan sebuah karya yang ditampilkan di depan umum. Dimulai dari kegiatan perkuliahan tersebut peneliti mulai mencoba keberanian dengan mengikuti sendra tari reog wayang yang diselenggarakan di desa untuk menyambut dinas pertanian yan hendak melakukan penilaian lomba hasil tani desa tingkat nasional. Melalui pengalaman yang peneliti tersebut, peneliti dapat memiliki cukup keberanian untuk melawan rasa malu. Pada saat peneliti memasuki perkuliahan di semester 7, peneliti melakukan kegiatan PPL yang diselenggarakan oleh kampus untuk mempertajam kemampuan peneliti dalam menjadi seorang guru. Selama kegiatan PPL berlangsung, peneliti merasakan bahwa adanya lingkungan baru sehingga membuat peneliti untuk lebih pandai beradaptasi dan menjalin hubungan di sekitar melalui komunikasi dengan siswa dan pihak sekolah yaitu Kepala Sekolah serta guru. Melalui pengalaman yang dilalui tersebut membuat peneliti untuk lebih siap dalam melakukan pengumpulan data dalam melakukan penelitian ini. Kesulitan yang peneliti rasakan dalam melakukan pengumpulan data ini adalah pada saat melakukan wawancara dengan guru maupun orangtua. Pada awalnya peneliti merasa bingung dengan apa yang harus dilakukan dan hendak ditanyakan pada saat wawancara karena dalam penelitian ini, peneliti PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 37 menggunakan metode wawancara tidak terstruktur yaitu wawancara secara improvisasi. Selain itu, peneliti merasa gugup untuk melakukan wawancara dengan orangtua menurut peneliti melakukan wawancara dengan orangtua siswa merupakan hal yang tidak biasa. Peneliti berpikir mengenai cara untuk melakukan pendekatan yang tepat dengan orangtua siswa. Pada awalnya, peneliti berniat untuk berkunjung ke rumah siswa untuk bertemu orangtua siswa yang mengalami hiperaktif tersebut. Pertemuan peneliti dengan orangtua siswa berlangsung cukup lama dan membuat peneliti lebih merasa akrab untuk melakukan pembicaraan dengan orangtua mengenai penelitian yang hendak peneliti lakukan. Akhirnya peneliti dapat memveranikan diri untuk meminta izin kepada orangtua bahwa menjadikan anaknya untuk menjadi objek penelitian. Setelah peneliti mendapat izin, peneliti mencoba untuk membuat janji melakukan wawancara di hari lain. Peneliti merasa belajar sebuah hal yang baru dalam melakukan pengumpulan data ini yaitu menjalin hubungan dengan orang lain. Selain itu pembelajaran bagi peneliti yang lain adalah peneliti mengetahui bahwa persepsi setiap orang memang berbeda. Pengumpulan data yang peneliti lakukan dari awal hingga akhir yaitu pertama kali peneliti melakukan observasi terhadap tingkah laku dan perkembangan emosi siswa yang mengalami hiperaktif. Setelah itu peneliti melakukan wawancara dengan beberapa guru yang telah peneliti pilih untuk menjadi partisipan. Pada akhir pengumpulan data, peneliti melakukan wawancara dengan orangtua siswa. Berikut adalah alur wawancara dan observasi yang akan dilakukan oleh peneliti: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 38 No Partisipan Aspek yang diteliti Teknik pengumpulan data Sumber data 1. Anak hiperaktif Perkembangan emosi siswa. Observasi Siswa hiperaktif 2. Wali kelas siswa hiperaktif Persepsi perkembangan emosi siswa hiperaktif Wawancara tidak terstruktur dan observasi Wali kelas siswa hiperaktif 3 Guru kelas I yang pernah mengajar siswa hiperaktif saat kelas I Persepsi perkembangan emosi siswa hiperaktif Wawancara tidak terstruktur dan observasi Guru kelas 1 yang pernah mengajar siswa saat kelas 1 4 Guru Penjaskes Persepsi perkembangan emosi siswa hiperaktif Wawancara tidak terstruktur dan observasi Guru Penjaskes 5 Orangtua anak yang mengalami hiperaktif ibu siswa Persepsi perkembangan emosi siswa hiperaktif Wawancara tidak terstruktur dan observasi Orangtua siswa anak yang mengalami hiperaktif ibu siswa 3.6 Teknik Keabsahan Data 3.6.1 Uji Kredibilitas