Usia Tahun
1 46
16 48,5
2 ≥
46 17
51,5
Jumlah 33
100
Pendidikan 1
Tidak Sekolah 3
9,1 2
SD 5
15,2 3
SLTP 2
6,1 4
SLTA 20
60,6 5
Diploma 2
6,1 6
Sarjana 1
3,0
Jumlah 33
100
Berdasarkan table 4.1. di atas maka dapat dijelaskan bahwa Responden yang dilakukan penelitian sebagian besar adalah berjenis kelamin perempuan yaitu
sebanyak 19 orang 57,6. Adapun Responden yang dilakukan penelitian ialah kebanyakan berusia ≥46 tahun yaitu sebanyak 17 orang 51,5, dimana 46 tahun
merupakan median dari umur keseluruhan responden. Rata-rata pendidikan responden ialah tamatan SLTA yaitu sebanyak 20 orang 60,6 dan pendidikan yang paling
sedikit ialah tamat sarjana yang berjumlah 1 orang responden 3,0.
4.3. Kecacingan
Penyakit kecacingan dapat tercermin dari perilaku dan gaya hidup seseorang. Penyakit kecacingan dapat menginfeksi semua orang tanpa mengenal jenis kelamin
maupun usia. Penyakit kecacingan bisa terjadi karena kurang tepatnya pemakaian alat-alat pelindung diri, seperti sarung tangan dan sepatu ketika bekerja, kurangnya
perilaku higyene seseorang seperti mencuci tangan dan memotong kuku. Berikut gambaran distribusi frekuensi keberadaan telur cacing di dalam tinja Responden di
Desa Katepul Kecamatan Kabanjahe.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Keberadaan Telur Cacing Dalam Tinja Responden di Desa Katepul Kecamatan Kabanjahe Tahun 2014
Berdasarkan tabel 4.2. di atas, maka dapat diketahui bahwa seluruh
Responden di Desa Katepul Kecamatan Kabanjahe terinfeksi cacing. Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Jenis Cacing Dalam Tinja Responden di Desa
Katepul Kecamatan Kabanjahe Tahun 2014
Berdasarkan tabel 4.10 diatas dapat diketahui bahwa dari seluruh responden, terdapat 27 orang 81,8 yang terinfeki Ascaris, 2 orang 6,1 yang terinfeksi
Trichuris dan ada 4 orang 12,1 yang terinfeksi Ascaris dan Trichuris.
4.4. Faktor-Faktor Penyebab Kecacingan
4.4.1. Higyene Perorangan
Masyarakat di Desa Katepul Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Karo telah melakukan kegiatan mencuci tangan sebelum makan yaitu sebanyak 93,9 dan
mencuci tangan setelah bekerja yaitu sebanyak 90,9. Namun hanya sebanyak 54,5 Responden yang menggunakan sabun ketika mencuci tangan, sementara Responden
lain yang belumhanya terkadang yang menggunakan sabun dikhawatirkan akan mempunyai resiko terkena penyakit kecacingan. Belum semua Responden mencuci
kaki setelah bekerja dan sebelum tidur dan hanya 54,5 yang menggunakan sabun No. Terinfeksi atau tidak terinfeksi cacingJumlah Persentase
1. Tidak terinfeksi 0 0
2. Terinfeksi Cacing 33 100,0
Total 33 100,0
No. Jenis Cacing Jumlah Persentase 1.
Ascaris 27 81.8 2.
Trichuris 2 6.1 3.
Ascaris dan Trichuris 4 12.1
Total 33 100,0
Universitas Sumatera Utara
ketika mencuci kaki. Mengenai kebersihan kuku Responden masih sedikit yang memotong kuku dengan rutin.
Tabel 4.4.Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Higiene Perorangan di Desa Katepul Kecamatan Kabanjahe Tahun 2014
No Indikator Higiene Perorangan
Jumlah
N 1
Mencuci tangan sebelum makan
Tidak 0,0
Kadang-Kadang 2
6,1 Yaselalu
31 93,9
Total 33
100,0 2
Mencuci tangan setelah bekerja Tidak
1 3,0
Kadang-Kadang 2
6,1 Yaselalu
30 90,9
Total 33
100,0 3
menggunakan sabun saat cuci tangan Tidak
1 3,0
Kadang-Kadang
14 42,4
Yaselalu
18 54,5
Total 33
100,0 4
mencuci kaki sebelum tidur
Tidak
6 18,2
Kadang-Kadang
10 30,3
Yaselalu
17 51,5
Total
33 100,0
5
mencuci kaki setelah bekerja Tidak
2 6,1
Kadang-Kadang
12 36,4
Yaselalu
19 57,6
Total
33 100,0
6
menggunakan sabun saat cuci kaki Tidak
1 3,0
Kadang-Kadang
14 42,4
Yaselalu
18 54,5
Total
33 100,0
Universitas Sumatera Utara
7
memotong kuku sekali seminggu Tidak
0,0
Kadang-Kadang
23 69,7
Yaselalu
10 30,3
Total
33 100,0
8
memotong kuku sampai pendek dan membersihkannya Tidak
0,0
Kadang-Kadang
21 63,6
Yaselalu
12 36,4
Total
33 100
Tabel 4.5. Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan variabel higiene
perorangan di Desa Katepul Kecamatan Kabanjahe Tahun 2014
Dari tabel 4.3. diatas dapat diketahui bahwa terdapat 3 orang 9,1 responden yang higiene perorangannya kurang baik dan terdapat 30 orang 90,9
responden yang higiene perorangannya baik.
4.4.2. Pengetahuan
Responden yang dilakukan penelitian sebagian besar telah mengetahui bahwa cacing dapat menginfeksi melalui kuku, tapi hanya sebagaian Responden yang
mengetahui bahwa cacing juga dapat menginfeksi melalui kulit. Lebih dari setengah Responden sudah mengetahui bagaimana cara pencegahan penyakit kecacingan yaitu
dengan cara memakai sepatu boot, memotong kuku secara rutin dan mencuci tangan menggunakan sabun. Setengah Responden sudah mengetahui kalau menggunakan
No. Higiene perorangan Jumlah Persentase 1.
Kurang Baik 3 9.1 2.
Baik 30 90.9
Total 33 100,0
Universitas Sumatera Utara
tinja sebagai pupuk dapat menyebabkan penyakit kecacingan dan kalau memakan sayuran mentah dapat juga menyebabkan penyakit kecacingan. Responden juga sudah
mengetahui bahwa penularan penyakit kecacingan tidak hanya disebabkan oleh makanan saja.
Tabel 4.6. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengetahuan di Desa Katepul Kecamatan Kabanjahe Tahun 2014
No. Indikator Pengetahuan
Jumlah N
1 Cacing dapat menginfeksi melalui kuku
Salah 8
24,2 Benar
25 75,8
Total 33
100,0 2
Cacing Dapat Menginfeksi melalui kulit Salah
16 48,5
Benar 17
51,5 Total
33 100,0
3 memakai sepatu boot dapat mencegah infeksi cacing
Salah 14
42,4 Benar
19 54,5
Total 33
100,0 4
Memotong kuku secara rutin dapat mencegah infeksi cacing Salah
7 21,2
Benar 26
78,8 Total
33 100,0
5 Mencuci tangan dengan sabun dapat mencegah kecacingan
Salah 6
18,2 Benar
27 81,8
Total 33
100,0 6
Memakai tinja sebagai pupuk tidak dapat menularkan kecacingan Salah
17 51,5
Benar 16
48,5 Total
33 100,0
Universitas Sumatera Utara
7 Mencuci sepatu boot dapat mencegah kecacingan
Salah
6 18,2
Benar 27
81,8 Total
33 100,0
8 Memakan sayuran mentah tidak dapat menularkan
kecacingan Salah
19 57,6
Benar 14
42,4 Total
33 100,0
9 Kecacingan hanya dapat menular melalui makanan
Salah 24
72,7 Benar
9 27,3
Total 33
100,0 Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa ada 25 orang 75,8 responden yang
mengetahui cacing dapat menular melalui kuku, 17 orang 51,5 responden mengetahui bahwa cacing dapat menular melalui kulit, 19 orang 54,5 responden
mengetahui bahwa memakai sepatu boot dapat mencegah kecacingan, 26 orang 78,8 responden mengetahui bahwa memotong kuku secara rutin dapat mencegah
kecacingan, 17 orang 51,5 responden yang mengetahui bahwa memakai tinja sebagai pupuk dapat menularkan kecacingan, 27 orang 81,8 responden
mengetahui bahwa mencuci sepatu boot dapat mencegah kecacingan, 19 orang 57,6 responden yang mengetahui bahwa mengonsumsi sayuran mentah dapat
terinfeksi kecacingan, 24 orang 72,7 responden mengetahui bahwa cacing tidak hanya dapat masuk melalui makanan.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.7. Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan variabel Pengetahuan di Desa Katepul Kecamatan Kabanjahe Tahun 2014
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa terdapat 18 orang 54,5
responden yang memiliki pengetahuan yang kurang baik dan 15 orang 45,5 responden yang memiliki pengetahuan yang baik.
4.4.3. Alat Pelindung Diri APD
Responden yang dilakukan penelitian sudah mengetahui bahwa penggunaan Alat Pelindung Diri APD sangat penting untuk menjaga kesehatan dan keselamatan
pekerja. Responden sudah mengetahui bahwa penggunaan Alat Pelindung Diri APD seperti menggunakan alas kaki yang bersih dan tertutup adalah baik untuk
melindungi pekerja dari luka atau penyakit yang diakibatkan oleh adanya kontak dengan bahaya di tempat kerja. Berikut gambaran distribusi frekuensi Responden
berdasarkan pemakaian Alat Pelindung Diri APD di Desa Katepul Kecamatan Kabanjahe.
No. Pengetahuan Jumlah Persentase 1.
Kurang Baik 18 54,5 2.
Baik 15 45,5
Total 33 100,0
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.8. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pemakaian APD di Desa Katepul Kecamatan Kabanjahe Tahun 2014
No. Indikator Pemakaian APD
Jumlah N
1 menggunakan alas kaki setiap bekerja
tidak pernah 17
51,5 kadang-kadang
5 15,2
yaselalu 11
33,3 Total
33 100
2 Menggunakan alas kaki tertutup sampai betis
tidak pernah 20
60,6 kadang-kadang
9 27,3
yaselalu 4
12,1 Total
33 100
3 Menggunakan alas kaki tertutup sampai betis dalam keadaan
bersih tidak pernah
20 60,6
kadang-kadang 11
33,3 yaselalu
2 6,1
Total 33
100 Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa terdapat 17 orang 51,5
responden yang tidak pernah menggunakan alas kaki saat bekerja, 5 orang 15,2 responden yang kadang-kadang menggunakan alas kaki dan 11 orang 33,3
responden yang selalu menggunakan alas kaki saat bekerja. Terdapat 20 orang 60,6 responden yang tidak pernah memakai alas kaki tertutup sampai betis, 9
orang 27,3 responden yang kadang-kadang memakai alas kaki sampai betis dan 4 orang 12,1 responden yang selalu menggunakan alas kaki sampai betis. Serta
hanya ada 2 orang 6,1 responden yang selalu menggunakan alas kaki yang tertutup sampai betis yang selalu dalam keadaan bersih.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.9. Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan variabel Pemakaian APD di Desa Katepul Kecamatan Kabanjahe Tahun 2014
Berdasarkan table 4.7. diatas dapat diketahui bahwa terdapat 25 orang
75,8 responden yang pemakaian APD nya tidak memenuhi syarat dan terdapat 8 orang 24,2 responden yang pemakaian APD nya memenuhi syarat.
4.4.4. Masa Kerja
Lama kerja seseorang dapat menentukan bagaimana perilakunya dalam bekerja. Semakin lama masa kerja seseorang maka pengalaman yang diperoleh dalam
bekerja akan lebih banyak dan memungkinkan pekerja dapat bekerja lebih aman. Berikut adalah gambaran distribusi frekuensi masa kerja Responden di Desa Katepul
Kecamatan Kabanjahe.
Tabel 4.10.Distribusi Frekuensi Masa Kerja Responden di Desa Katepul Kecamatan Kabanjahe Tahun 2014
Berdasarkan tabel 4.8. dapat diketahui bahwa masa kerja responden yang bekerja 20 tahun berjumlah 14 orang 42,4 dan yang bekerja ≥20 tahun
berjumlah 19 orang 57,6. No. Pemakaian APD Jumlah Persentase
1. Tidak memenuhi syarat 25 75,8
2. Memenuhi syarat 8 24,2
Total 33 100,0
No. Masa Kerja Jumlah Persentase 1.
20 14 42.4 2.
≥20 19 57.6
Total 33 100,0
Universitas Sumatera Utara
BAB V PEMBAHASAN
5.1. Karakteristik Responden di Desa Katepul Kecamatan Kabanjahe
Tahun 2014
Adapun karakteristik responden yang dilihat pada penelitian ini meliputi : Umur, jenis kelamin, pendidikan terakhir, dan masa kerja. Berdasarkan hasil
penelitian, responden di Desa Katepul Kecamatan Kabanjahe di dominasi oleh kaum perempuan yaitu sebanyak 57,6 dan jumlah laki-laki adalah 42,4 . Karena
bercocok tanam seperti sayuran tidak memerlukan tenaga yang besar dalam pengerjaannya. Kebanyakan responden ialah berada pada usia ≥ 46 tahun yaitu
sebanyak 17 orang 51,5 dan selebihnya adalah di bawah usia 46 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa masih banyak petani yang telah lanjut usia namun tetap
melakukan aktivitas. Berdasarkan karakteristik pendidikan, responden paling banyak berada pada
tingkat pendidikan SLTA yaitu sebanyak 20 orang 60,6 dan paling sedikit berada pada tingkat pendidikan sarjana, yaitu 1 orang 3,0. Hal ini menunjukkan bahwa
sebagian responden memiliki tingkat pendidikan yang cukup baik. Tingkat pendidikan merupakan hal penting dalam peningkatan pengetahuan seseorang.
Notoatmodjo 2003 menyatakan bahwa pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Semakin tinggi pendidikan
pengetahuan seseorang maka semakin tinggi kesadarannya malakukan tindakan yang benar.
Universitas Sumatera Utara
5.2. Hasil Pemeriksaan Laboratorium