Alat Pelindung Tangan Alat Pelindung Kaki Pakaian Pelindung Kerangka Konsep Jenis Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Definisi Operasional

e. Alat Pelindung Tangan

Sarung tangan merupakan alat pelindung diri yang paling banyak digunakan. Dalam memilih sarung tangan dipertimbangkan beberapa faktor sebagai berikut: bahaya terpapar, apakah berbentuk bahan korosif, panas dingin, tajam, atau kasar; daya tahan terhadap bahan-bahan kimia.

f. Alat Pelindung Kaki

Alat pelindung kaki atau sepatu keselamatan kerja dipergunakan untuk melindungi kaki dari bahaya kejatuhan benda-benda berat, percikan cairan, mikrobiologi dan tertusuk oleh benda-benda tajam.

g. Pakaian Pelindung

Pakaian pelindung atau pakaian kerja dapat berbentuk Apron yang menutupi sebagian dari tubuh, pemakaiannya yaitu mulai dari dada sampai lutut dan Overalls yang menutupi seluruh tubuh. Pakaian pelindung digunakan untuk melindungi pemakai dari percikan bahan kimia dan cuaca kerja yang ekstrim.

h. Sabuk dan Tali Pengaman

Sabuk dan tali pengaman dipergunakan untuk bekerja di tempat tinggi, misalnya pada kapal, sumur atau tangki. Alat pengaman ini juga dipergunakan pada pekerjaan mendaki, memanjat, dan kontruksi bangunan Sarwono,2002.

2.4.4. Masa Kerja

Lama kerja seseorang jika dikaitkan dengan pengalaman kerja dapat mempengaruh kecelakaan kerja. Terutama pengalaman dalam hal menggunakan berbagai macam alat kerja. Semakin lama masa kerja seseorang maka pengalaman yang diperoleh akan lebih banyak dan memungkinkan pekerja dapat bekerja lebih Universitas Sumatera Utara aman. Berdasarkan hasil studi ILO 1998 dalam Dirgagunarsa 1992 di Amerika menunjukkan bahwa kecelakaan kerja yang terjadi selain karena faktor manusia, disebabkan juga karena masih baru dan kurang pengalaman. Pengalaman merupaakan keseluruhan yang didapat seseorang dari peristiwa yang dilaluinya, artinya bahwa pengalaman seseorang dapat mempengaruhi perilakunya dalam kehidupan organisasinya. Dengan demikian, semakin lama masa kerja seseorang maka pengalaman yang diperolehnya semakin banyak yang emungkinkan pekerja dapat bekerja lebih aman Millah, 2008.

2.5. Kerangka Konsep

Faktor-Faktor Penyebab Kecacingan:

1. Higiene Perorangan

2. Pengetahuan 3. Alat Pelindung Diri 4. Masa Kerja Kecacingan Universitas Sumatera Utara BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis Penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian deskriptif untuk melihat gambaran distribusi dan frekuensi faktor risiko kecacingan meliputi pengetahuan, higiene perorangan, penggunaan alat pelindung diri dan lama kerja dengan kecacingan di Desa Katepul Kabupaten Karo.

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian adalah Desa Katepul Kecamatan Kabanjahe Rayat Kabupaten Karo. Waktu Penelitian adalah Oktober 2014 sd Desember 2015.

3.3. Populasi dan Sampel

3.3.1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh petani yang memiliki ladang di Desa Katepul Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Karo yang berjumlah 50 orang.

3.3.2. Sampel

Sampel dalam penelitian ini diambil dari sebagian populasi petani di desa Katepul Kabanjahe dengan menggunakan rumus penentuan besar sampel Saryono, 2008 : = . + 1 Keterangan : n = jumlah sampel N = jumlah populasi d 2 = presisi yang ditetapkan 0,1 Dari rumus diatas, maka diperoleh jumlah sampel sebagai berikut : Universitas Sumatera Utara = 50 50 0,1 + 1 = 50 0,5 + 1 = 50 1,5 = 33,3 = 33 Berdasarkan perhitungan diatas, maka jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 33 orang. Untuk menentukan pekerja yang akan dijadikan sampel digunakan teknik Simple Random Sampling yaitu pengambilan sampel secara acak sederhana. Teknik pengambilan sampel secara acak sederhana ini adalah dengan mengundi anggota populasi lottery technique atau teknik undian, dengan menggunakan tabel bilangan atau angka acak random number. Notoadmojo, 2005

3.4. Metode Pengumpulan Data

3.4.1. Data Primer

Data primer diperoleh dari observasi dan wawancara langsung dengan petani yang terpilih menggunakan kuesioner yang berisi pertanyaan dan pilihan jawaban yang telah disediakan dan pemeriksaan laboratorium.

3.4.2. Data Sekunder

Data sekunder diperoleh dari Kepala Desa, PUSKESMAS dan Kantor Kepala Dinas Kabupaten Karo. Universitas Sumatera Utara

3.5. Definisi Operasional

1. Higiene perorangan kebersihan perorangan adalah cara perawatan diri petani untuk memelihara kesehatan mereka agar terhindar dari infeksi cacing meliputi faktor kebersihan kulit, kebersihan tangan, kaki dan kuku. 2. Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui petani tentang penularan dan pencegahan infeksi cacing. 3. Alat Pelindung Diri APD didefinisikan sebagai pemakaian alat yang digunakan untuk melindungi petani dari infeksi cacing yang diakibatkan oleh adanya kontak dengan bahaya hazard di tempat kerja. 4. Masa kerja adalah masa responden telah bekerja dalam tahun sebagai petani yang dihitung mulai dari tahun dimulai bekerja sampai penelitian berlangsung. 5. Kecacingan merupakan penyakit endemik dan kronik diakibatkan oleh cacing parasit yang menggerogoti kesehatan tubuh manusia petani yang terbukti dengan ditemukannya telur atau larva cacing pada tinja petanimelalui uji laboratorium. Tabel 3.1. Defenisi Operasional No Variabel Alat Ukur Skala Ukur Hasil Ukur 1. Higiene perorangan Kuesioner Ordinal 1.Baik 2. Kurang baik 2. Pengetahuan Kuesioner Ordinal 1. Baik 2. Kurang Baik Universitas Sumatera Utara 3. Alat Pelindung Diri Kuesioner Ordinal 1. Memenuhi Syarat 2. Tidak Memenuhi syarat 4. Masa Kerja Kuesioner Ordinal 1. median 2. ≥ median 5. Kecacingan Tes Laboratorium Ordinal 1. Terinfeksi cacing 2. Tidak terinfeksi cacing

3.6. Aspek Pengukuran