rabditiform bentuk tubuhnya agak gemuk dengan panjang sekitar 250 mikron, dan larva filaform yang berbentuk langsing panjang tubuhnya sekitar 600 mikron.
d. Siklus hidup
manusia merupakan satu satunya hospes definitive N. americanus maupun A. duodenale. Telur yang keluar dari usus penderita dalam waktu dua hari akan tumbuh
di tanah menjadi larva rabditiform tidak infektif. Sesudah berganti kulit dua kali, larva rabditiform dalam waktu satu minggu akan berkembang menjadi larva
filariform yang infektif. Larva filariform akan menembus kulit sehat manusia, memasuki pembuluh
darah dan limfe, beredar di dalam aliran darah, masuk ke jantung kanan, lalu masuk ke dalam kapiler paru. Larva menembus dinding kapiler masuk kedalam alveoli.
Larva cacing kemudian mengadakan migrasi ke bronki, trakea, laring dan faring, sehingga akhirnya tertelan masuk ke esophagus.
Di esophagus larva berganti kulit untuk ketiga kalinya. Migrasi larva berlangsung sekitar sepuluh hari. Dari esophagus larva masuk ke usus halus, berganti
kulit yang keempat kalinya, lalu tumbuh menjadi cacing dewasa. Dalam waktu satu bulan, cacing betina sudah mampu untuk bertelur.
e. Patogenesis
Gejala klinis ditimbulkan oleh cacing dewasa maupun larvanya. Cacing dewasa mengisap darah penderita. Seekor cacing dewasa N. americanus
menimbulkan kehilangan darah sekitar 0,1 cc perhari, sedangkan seekor cacing A. duodenale dapat menimbulkan kehilangan darah sampai 0,34 cc perhari Soedarto,
2008.
Universitas Sumatera Utara
Biasanya terjadi anemia hipokrom mikrositer. Disamping itu juga terdapat eosinofilia. Bukti adanya toksin yang menyebabkan anemia belum ada. Biasanya
tidak menyebabkan kematian, tetapi daya tahan berkurang dan prestasi kerja menurun Gandahusada, dkk, 2006.
Larva cacing menimbulkan dermatitis dengan gatal gatal ground itch pada waktu menembus kulit penderita. Selain itu larva pada waktu beredar di dalam darah
lung migration akan menimbulkan bronchitis dan reaksi alergi yang ringan Soedarto, 2008.
Menurut Noerhajati, sejumlah penderita penyakit cacing tambang yang dirawat di Yogyakarta mempunyai kadar hemoglobin yang semakin rendah bilamana
penyakit semakin berat. Golongan ringan, sedang, berat, dan sangat berat mempunyai kadar Hb rata rata berturut-turut 11,3g; 8,8g; 4,8g; dan 2,6g Gandahusada,
dkk, 2006.
f. Diagnosis
Diagnosis pasti infeksi cacing tambang ditetapkan melalui pemeriksaan mikroskopis tinja untuk menemukan telur cacing.
Gambaran klinis infeksi cacing tambang yang tampak dapat berupa: -
Anemia hipokromik mikroster -
Gambaran umum kekurangan darah: pucat, perut buncit, rambut kering dan mudah lepas
- Rasa tak enak di epigastrium
- Sembelit, diare atau steatore
- Ground-itch gatal kulit di tempat masuknya larva cacing
Universitas Sumatera Utara
- Gejala bronchitis: batuk, kadang kadang dahak berdarah.
Diagnosis banding untuk infeksi cacing tambang adalah penyakit penyakit: -
Penyebab lain anemia -
Tuberculosis -
Penyebab gangguan perut lainnya Pemeriksaan darah menunjukkan gambaran:
- Hemoglobin, menurun 11,5gdl wanita 13,5 gdl pria.
- MCHC Mean Corpuscular Hemoglobin Concentration, kurang dari 31-36
gdl. Pemeriksaan
sumsum tulang,
menunjukkan gambaran
hiperplasi normoblastik. Pada hapusan darah, terdapat gambaran :
- Hipokromik mikrositer
- Terdapat leukopeni dengan limfositosi relative. Jumlah leukosit kurang dari
4.000ml. -
Eosinofilia, dapat mencapai 30. -
Anisositosis, atau poikilosotosis
g. Pengobatan