Inbreeding smk10 BudiDayaIkan Gusrina

94 Keberhasilan teknik sex reversal dapat diketahui melalui beberapa parameter antara lain : a. Daya tetas telur atau kualitas larva yang dihasilkan Jumlah telur yang menetas Perhitungan daya tetas telur = x 100 Jumlah telur awal b. Derajat kelangsungan hidup larva yang dihitung setelah beberapa hari pemeliharan Jumlah larva yang hidup Derajat kelangsungan hidup = x 100 Jumlah larva awal c. Nisbah kelamin, perbandingan jenis kelamin yang dihasilkan. Hal ini dapat dihitung setelah 2-3 bulan pemeliharaan larva. perhitungan nisbah kelamin untuk mengetahui keberhasilan teknik sex reversal dengan rumus : jumlah individu jantan jantan = x 100 jumlah individu total jumlah individu betina betina = x 100 jumlah individu total

4.1.4. Inbreeding

Inbreeding adalah perkawinan antara individu-individu yang sekerabat yaitu berasal dari jantan dan betina yang sama induknya dan pada varietas yang sama. Inbreeding atau silang dalam akan menghasilkan individu yang homozigositas. Kehomozigotan ini akan melemahkan individu-individunya terhadap perubahan lingkungan. Homozigositas ini berari hanya ada satu tipe alel untuk satu atau lebih lokus. Selain itu silang dalam akan menyebabkan penurunan kelangsungan hidup telur dan larva, peningkatan frekuensi ketidak normalan bentuk dan penurunan laju pertumbuhan ikan. Silang dalam menyebabkan heterozigositas ikan berkurang dan keragaman genetik menjadi rendah. Menurut Nurhidayat 2000, lele dumbo yang berasal dari Sleman, Tulung Agung dan Bogor mempunyai stabilitas perkembangan yang rendah akibat telah mengalami tekanan silang dalam yang ditunjukkan dengan tingginya nilai fluktuasi asimetri dan adanya individu yang tidak tumbuh sirip dada dan sirip perut pada kedua sisinya Di unduh dari : Bukupaket.com 95 abnormal. Menurut Leary et al 1985, individu yang homozigot kurang mampu mengimbangi keragaman lingkungan dan memproduksi energi untuk pertumbuhan dan perkembangan. Oleh karena itu fluktuasi asimetri merupakan indikator untuk mengetahui adanya silang dalam. Fluktuasi asimetri ini merupakan perubahan organ atau bagian tubuh sebelah kiri dan kanan yang menyebar normal dengan rataan mendekati nol. Selain itu individu yang mengalami tekanan silang dalam mempunyai ketahanan terhadap perubahan lingkungan yang rendah. Berdasarkan beberapa parameter pengukuran dalam menentukan apakah pada suatu populasi telah mengalami tekanan silang dalam, memperlihatkan bahwa silang dalam memberikan dampak negatif dalam budidaya ikan. Tetapi dalam program untuk memperoleh individu galur murni hanya dapat dilakukan dengan menerapkan program breeding ini.Jadi tujuan penerapan silang dalam inbreeding hanya bertujuan untuk memperoleh induk ikan yang mempunyai galur murni, individu galur murni mempunyai homozigositas yang tinggi. Program breeding ini merupakan program konvensional dalam memperoleh induk ikan yang galur murni. Perkawinan antara individu-individu yang sekerabat ini yang sangat dekat kekerabatannya biasa terjadi dalam suatu populasi ikan yang sangat kecil. Oleh karena itu untuk menghindari terjadinya silang dalam pada program penegmbangbiakan ikan dibutuhkan suatu penerapan effective breeding number Ne pada ikan budidaya. Berdasarkan hasil penelitian nilai Ne untuk setiap jenis ikan berbeda, misalnya pada ikan mas nilai Nenya adalah 50 ekor yang berarti jika para pembudidaya akan melakukan program pembenihan ikan mas dalam suatu hatchery, minimal harus mempunyai induk dengan jumlah lebih dari 25 pasang agar tidak terjadi inbreeding. Pada ikan nila, nilai Nenya adalah 133 ekor , sedangkan pada ikan lele adalah 50 ekor. Dalam memperoleh induk ikan yang mempunyai galur murni dapat dilakukan dengan dua metode yaitu : 1. Closed breeding. Closed breeding berarti perkawinan yang tertutup, yang mempunyai arti lain yaitu melakukan perkawinan yang dekat sekali kaitan kekeluargaannya misalnya anak dan tetua atau antar saudara sekandung. Perkawinan antara saudara sekandung atau antara individu-individu yang sefamili akan mengakibatkan pembagian alel-alel melalui satu atau lebih dari leluhur yang sama. Bila perkawinan individu ini terjadi maka alel-alel yang mereka dapatkan dari leluhur yang sama akan diperoleh kembali. Maka hal ini akan mengakibatkan keturunan yang dihasilkan adalah individu-individu yang homozigot dari satu atau lebih lokus. Dengan melakukan silang dalam, ferkuensi gen tidak berubah tetapi homosigositas meningkat. Menurut Tave 1986 pengaruh Di unduh dari : Bukupaket.com 96 silang dalam terhadap frekuensi genotipe dan frekuensi alel dalam lokus dapat dilihat pada Tabel 4.2. 2. Line breeding. Line breeding berarti perkawinan satu jalur yaitu perkawinan keluarga yang bertujuan untuk meningkatkan sifat-sifat tertentu baik yang berasal dari nenek moyang bersama yang jantan maupun betina terhadap kostitusi genetik pada progeninya. Bentuk line breeding yang sering dilakukan adalah backcross kepada orangtuanya yang sama untuk beberapa generasi. Menurut Tave 1986 prosedur linebreeding dapat dilakukan dengan dua tipe yaitu Mild Linebreeding dan Intense Linebreeding. Untuk membedakan kedua program linebreeding ini menurut Tave 1986 dapat dilihat pada Gambar 4.1. Dari hasil mild linebreeding bertujuan untuk individu A berkontribusi 53,12 pada gen individu K, sedangkan pada intense linebreeding individu A berkontribusi 93,75 pada gen individu G. Tabel 4.2. Pengaruh silang dalam terhadap frekuensi genotipe dan frekuensi alel dalam lokus. Perkawinan setiap generasi : AA X AA; Aa X Aa; aa X aa Tave, 1986 Frekuensi genotipe Frekuensi Alel Generasi fAA fAa f aa fA fa P1 F1 F2 F3 F4 F5 F6 F7 F8 F9 Fn 0,25 0,375 0,4375 0,46875 0,48437 0,49218 0,49609 0,49804 0,49902 0,49951 0,5 0,5 0,25 0,125 0,0625 0,3125 0,15625 0,007812 0,003906 0,001953 0,000976 0,0 0,25 0,375 0,4375 0,46875 0,48437 0,49218 0,49609 0,49804 0,49902 0,49951 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 Di unduh dari : Bukupaket.com 97 Mild Linebreeding Intense Linebreeding A X B A X B Ļ Ļ C X D A X C Ļ Ļ E X G A X D Ļ Ļ H X I A X E Ļ Ļ A X J G Ļ K Gambar 4.1. Diagram skematik perkawinan dua tipe linebreeding yaitu mildline breeding dan intense line breeding Tave, 1986.

4.1.5. Aplikasi seleksi induk pada budidaya